Kenapa Gaji Karyawan Bidang Teknologi Cukup Tinggi? Ini Penjelasannya

6 Juni 2022 16:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pekerja yang berkaitan di sektor teknologi dan ekonomi digital. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pekerja yang berkaitan di sektor teknologi dan ekonomi digital. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Banyaknya perusahaan teknologi yang melantai ke bursa saham mengungkap sejumlah fakta menarik terkait gaji para pekerja di sektor ini.
ADVERTISEMENT
Misal, Grab Holdings (GRAB), dalam laporannya pada 2021 menghabiskan biaya sekitar Rp 14,6 triliun untuk membayar gaji dan upah karyawan. Biaya tersebut hampir 50 persen dari total biaya operasional Grab sepanjang tahun lalu.
Sementara PT GoTo Tokopedia Tbk (GOTO) mengalokasikan dana sekitar 30 persen dari total biaya operasional di 2021 yang berkisar Rp 8,7 triliun untuk gaji dan upah bagi ribuan karyawan. Perlu dicatat pada ongkos gaji termasuk di dalamnya komponen kompensasi berbentuk saham.
Nominal beban gaji di perusahaan teknologi sebenarnya sebanding dengan gaji di perusahaan konvensional seperti perbankan dan industri. Contohnya, sepanjang 2021, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menghabiskan lebih dari 38 persen dari total biaya operasional untuk gaji karyawan yakni hampir Rp 12 triliun, dan PT Astra International Tbk (Astra) mengalokasikan sekitar Rp 20 triliun di periode yang sama.
Ilustrasi karyawan di bidang teknologi digital. Foto: Shutter Stock
Pengamat ekonomi digital dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, besarnya biaya gaji dan upah di perusahaan teknologi itu wajar.
ADVERTISEMENT
Pasalnya sumber daya manusia (SDM) di bidang teknologi masih sangat terbatas, sementara permintaan dan kebutuhan industri digital terus meningkat. Terlebih, kompetisi antar perusahaan teknologi untuk memperebutkan talenta yang langka semakin sengit.
“Saat ini talenta digital menjadi sebuah kebutuhan bagi perusahaan teknologi atau perusahaan yang bertransformasi ke teknologi digital seperti fintech, perbankan, maupun perusahaan-perusahaan lain. Karena ketersediaan SDM yang bagus terbatas, hal ini mendorong biayanya menjadi mahal,” kata Nailul Huda dalam keterangannya.
Besarnya biaya gaji dan upah di perusahaan teknologi menjadi salah satu faktor yang membuat bisnis teknologi selalu padat modal. Hal ini juga yang membuat perusahaan startup membutuhkan dukungan banyak investor untuk membiayai pengembangan bisnisnya. Hampir seluruh perusahaan startup besar di dunia melibatkan banyak investor dari seluruh dunia.
ADVERTISEMENT

Gaji Karyawan IT Besar, Juga Harus Kuasai Banyak Keahlian

Ilustrasi teknologi. Foto: NicoElNino/Shutterstock
Nailul mengungkapkan, terdapat beberapa jenis pekerjaan yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan teknologi seperti IT Engineer, Artificial Intelligence, Data Scientist, Web Developer, Software Development Engineer, Computer Hardware Engineer, hingga Cloud Architect.
Jenis-jenis pekerjaan tersebut umumnya membutuhkan talenta digital dengan gaji yang mahal.
Berdasarkan data Glasdoor 2021, seorang IT Engineer dalam standar global rata-rata digaji sebesar Rp 2,2 miliar per tahun. Dengan gaji sebesar itu, mereka harus menguasai banyak keahlian seperti operating system, windows server, database, coldfusion, cloud, programing language dan system configuration.
Di level menengah, standar global gaji seorang Web Developer rata-rata sekitar Rp 1,5 miliar per tahun. Keahlian yang dimiliki juga bersifat khusus seperti penguasaan NET Framework, Javascript, SQL Server, WebAPI, ASP Net dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Sementara gaji seorang Data Analyst, Data Acientist hingga Product Manager di bidang teknologi berkisar Rp 1,3 miliar-Rp 1,6 miliar per tahun sesuai standar global.
Glassdoor adalah perusahaan penyedia informasi database di Amerika Serikat yang mem-posting tentang gaji, wawancara, dan pekerjaan di perusahaan-perusahaan.
Ilustrasi pekerja digital. Foto: Shutter Stock
Jadi kamu tertarik bekerja di bidang teknologi? Patut dipahami bahwa besaran gaji SDM di bidang teknologi sepadan dengan beban kerja dan tanggungjawabnya.
Apalagi bagi perusahaan startup besar yang memiliki beragam tantangan dan transaksi yang sangat kompleks, serta beropasi di banyak negara dengan standar gaji yang tinggi. Seperti GoTo dengan ekosistem teknologinya dan Grab dengan jaringannya di berbagai negara.
“Biaya gaji untuk beberapa jenis pekerjaan yang terbatas itu cukup tinggi. Perusahaan teknologi menghadapi banyak tantangan seperti keamanan data, bank data, inovasi dan riset, sehingga beban biaya untuk membayar SDM-nya mahal,” tambah Huda.
ADVERTISEMENT
Dalam Monk's Hill Venture dan Glints bertajuk The Southeast Asia Tech Talent Compensation Report 2020/2021, seorang data scientist rata-rata digaji USD 1.400-USD 2.300 per bulan.
Gaji fullstack developer, devops developer, mobile developer, backend developer, dan frontend developer berkisar USD 1.400-USD 2.800 per bulan. Selanjutnya, gaji product manager USD 1.700-USD 3.000 per bulan.