Linkin Park Ogah Lagu In The End Dipakai Donald Trump untuk Kampanye

20 Juli 2020 12:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Linkin Park Ogah Lagu In The End Dipakai Donald Trump untuk Kampanye dok Instagram Linkin Park
zoom-in-whitePerbesar
Linkin Park Ogah Lagu In The End Dipakai Donald Trump untuk Kampanye dok Instagram Linkin Park
ADVERTISEMENT
Band rock asal Amerika Serikat, Linkin Park, menanggapi lagu In The End yang digunakan Donald Trump untuk kampanye pemilihan presiden.
ADVERTISEMENT
Linkin Park menegaskan, tidak pernah mendukung Trump dan memberikannya izin untuk menggunakan lagu tersebut.
"Linkin Park tidak dan tidak akan mendukung Trump, atau memberi wewenang kepada organisasinya untuk menggunakan musik kami. Pemberitahuan soal penghapusan telah dikeluarkan," kata Linkin Park melalui Twitter, seperti dilansir The Hollywood Reporter.

Video kampanye Donald Trump dengan lagu Linkin Park telah dihapus Twitter

Video kampanye yang menggunakan lagu In The End versi cover dari Tommee Profitt, Jung Youth, dan Fleurie itu, awalnya diunggah oleh direktur media sosial Gedung Putih, Dan Scavino, yang kemudian di-retweet oleh Trump.
Setelah mendapat keluhan hak cipta dari Machine Shop Entertainment yang dimiliki Linkin Park, Twitter menghapus video itu.
Di sisi lain, Jung Youth mengaku sangat tidak setuju karena Trump telah menggunakannya tanpa izin.
ADVERTISEMENT
"Siapa pun yang mengenal saya tahu saya menentang keras kefanatikan dan rasisme. Banyak cinta untuk semua orang di komunitas Twitter yang membantu menurunkan videonya," kata Youth.
Chester Bennington yang meninggal pada 2017, juga pernah mengaku sangat kesal terhadap presiden AS itu. Sekitar enam bulan sebelum kematiannya, ia mengatakan Donald Trump adalah ancaman terbesar.
"Saya ulangi, Trump adalah ancaman yang lebih besar untuk AS daripada terorisme. Kita harus mengambil kembali suara kita dan membela apa yang kita yakini," kata dia melalui Twitter.
Linkin Park bukan satu-satunya musisi yang pernah berurusan sama Donald Trump terkait penggunaan lagu tanpa izin. Sebelumnya ada Tom Petty, Neil Young, R.E.M., Rihanna, Pharrell, Guns N 'Roses, dan Steven Tyler.
ADVERTISEMENT