Mahasiswa Unpad Bikin Sedotan Ramah Lingkungan Terbuat dari Kulit Larva Lalat

18 Oktober 2023 14:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa Unpad Buat Sedotan Ramah Lingkungan dari Kulit Larva Lalat. Foto: UNPAD
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa Unpad Buat Sedotan Ramah Lingkungan dari Kulit Larva Lalat. Foto: UNPAD
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sedotan plastik yang tidak mudah terurai menjadi ancaman serius bagi lingkungan. Bahkan, sedotan plastik telah menjadi salah satu penyebab utama pencemaran laut dan memiliki dampak negatif lainnya terhadap ekosistem.
ADVERTISEMENT
Meskipun sedotan plastik bisa diganti dengan alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti sedotan kertas atau logam, mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) telah menciptakan inovasi unik yang berpotensi mengurangi dampak negatif sedotan pada lingkungan yaitu sedotan yang terbuat dari selongsong (exuavie) kulit larva lalat jenis Black Soldier Fly (BSF).
Sedotan ramah lingkungan yang diberi label Exaustraw ini merupakan sebuah inovasi buatan Rico Sulaeman (Faperta), M. Ribhan Hadiyan (FMIPA), Fathan Fauzan (FPIK), Regita Damayanti (FPIK), dan R. Roro Zakiah (FPIK). Mereka dibimbing oleh dosen Fakultas Pertanian Unpad, Yani Maharani.
“Di Indonesia sendiri, sudah banyak inovasi sedotan ramah lingkungan yang biasanya terbuat dari bahan pangan, seperti tebu, beras, gandum, dan lain sebagainya. Bahkan, beberapa sedotan tersebut bisa dimakan. Namun, bahan pangan tersebut masih bisa dikonsumsi manusia. Maka dari itu, kami berinovasi menciptakan sedotan ramah lingkungan dari bahan yang belum banyak dimanfaatkan. Salah satunya exuviae atau selongsong BSF,” kata Rico seperti dikutip dari laman Unpad, Rabu (18/10).
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Unpad Buat Sedotan Ramah Lingkungan dari Kulit Larva Lalat. Foto: UNPAD
Kelebihan dari produk sedotan buatan kelima mahasiswa Unpad ini dapat terurai tanah dalam kurun waktu kurang dari 7 hari karena bersifat biodegradable. Dalam proses pembuatan sedotan ini, mereka memerlukan waktu yang cukup panjang, mulai dari pencucian exuviae BSF, pengeringan, penghalusan, hingga pembentukan sedotan dari hasil ekstraksi kitosan.
“Proses pembuatannya diawali dengan pencucian exuviae BSF. Kemudian, exuviae BSF dikeringkan dan dihaluskan. Setelah itu, dilakukan proses ekstraksi kitosan. Kitosan yang didapatkan dari proses ekstraksi dijadikan bahan baku pembuatan bioplastik dengan beberapa bahan pendukung. Terakhir, plastik yang terbentuk digulung dan di-coating dengan beeswax,” jelas Regita.
Untuk membuat produk tersebut, Regita cs mendapatkan pendanaan dari Kemendikbudristek RI lewat Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE).
ADVERTISEMENT
Regita berharap produk buatan timnya itu bisa mengatasi masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh sedotan plastik. “(Kami berharap ada) pengembangan lebih lanjut dari sedotan ini agar bisa menjadi pengganti sedotan plastik dan menambah value dari exuviae BSF,” ungkap Regita.