Malaysia, Thailand dan Singapura Juga Sangkal Isu Equinox

17 Maret 2017 11:57 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:33 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Equinox (Foto: Commons Wikimedia )
zoom-in-whitePerbesar
Equinox (Foto: Commons Wikimedia )
Isu equinox pada 21 Maret yang menyebabkan suhu udara mencapai 40 derajat celcius tidak hanya viral di Indonesia, tapi juga Malaysia, Thailand dan Singapura.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana BMKG, otoritas meteorologi di tiga negara itu juga menyangkal isu tersebut. Berikut ini bantahan terhadap isu tersebut yang dirangkum kumparan (kumparan.com), Jumat (17/3):
Bantahan dari Thailand
Departemen Meteorologi Thailand (TMD) menyebutkan bahwa isu akan adanya gelombang panas (heatwave) di Thailand selama periode equinox pada 20-23 Maret hanyalah spekulasi belaka.
“Cuaca diperkirakan akan panas, namun sebenarnya lebih sejuk dibandingkan tahun lalu,” ujar seorang prakirawan cuaca, seperti dilansir Bangkok Post.
Mitos gelombang panas yang disebabkan pergantian musim adalah rumor tahunan dan setiap tahun selalu disangkal TMD.
Isu yang berkembang viral menyebutkan bahwa equinox menyebabkan gelombang panas akan menimpa Thailand, Malaysia, Singapura, yang bisa menyebabkan suhu menjadi 40 derajat celcius. Gelombang panas ini bisa menyebabkan dehidrasi dan heat stroke.
ADVERTISEMENT
TMD menegaskan equinox adalah fenomena normal yang terjadi ketika posisi matahari tepat berada di atas khatulistiwa. Fenomena astronomi ini menyebabkan siang dan malam di bumi utara dan selatan memiliki durasi yang sama.
TMD menyebut suhu akan cenderung meningkat rata-rata 5 derajat Celcius selama 5 hari, namun Thailand tidak akan dilanda gelombang panas yang parah, meskipun bisa juga suhu dapat melebihi 40 derajat celcius.
Bantahan dari Malaysia
Jabatan Meterologi Malaysia lewat akun Facebook juga menegaskan tidak akan ada gelombang panas pada saat equinox.
Peningkatan suhu udara diperkirakan akan terjadi namun equinox tidak memicu gelombang panas.
Bantahan dari Singapura
Badan Lingkungan Hidup Nasional (NEA) Singapura menyangkal isu dalam websitenya.
ADVERTISEMENT
“NEA menyadari pesan yang beredar melalui pesan teks dan platform media sosial yang mengklaim bahwa suhu udara akan melambung hingga 40 derajat celcius dalam beberapa hari mendatang, sehingga menghasilkan gelombang panas yang mungkin menyebabkan dehidrasi dan sun stroke. Klaim ini tidak benar,” ungkap NEA seperti dikutip dari The Strait Times, Jumat (17/3).
Penjelasan dari Layanan Meteorologi Singapura menyebutkan bahwa paruh kedua Maret akan lebih kering dan lebih hangat, namun temperatur maksimum harian diperkirakan tidak akan setinggi 40 derajat celcius.
“Suhu diperkirakan antara 33-34 derajat celcius, dan bisa mencapai tinggi sekitar 36 derajat celcius dalam beberapa hari,” ungkap NEA.
Bantahan dari Indonesia
ADVERTISEMENT
BMKG telah mengeluarkan bantahan dua hari lalu. BMKG menyebut suhu maksimum yang terjadi saat equinox adalah 36 derajat, tidak sampai 40 derajat celcius. BMKG menjelaskan equinox rutin terjadi setiap tahun pada 21 Maret dan 23 September.
Meski demikian BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan.
Baca juga: