news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Men's Republic Tutup, Founder Yasa Singgih Sempat Tak Digaji Lebih dari Setahun

18 November 2021 8:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Founder Men's Republic Yasa Singgih dok IG yasasinggih
zoom-in-whitePerbesar
Founder Men's Republic Yasa Singgih dok IG yasasinggih
ADVERTISEMENT
Brand lokal Men's Republic tutup dan mengucapkan selamat tinggal di media sosialnya.
ADVERTISEMENT
Pengusaha muda Yasa Singgih selaku founder mengungkapkan alasan usahanya tutup. Mulai dari masalah cash flow, stok barang, logo, hingga terkena dampak pandemi COVID-19.
Yasa akhirnya memindahkan gudang Men's Republic ke rumahnya, memotong budget marketing, hingga mengurangi biaya operasional.
Enggak cuma itu, dia juga rela enggak gajian lebih dari setahun akibat bisnis penjualan sepatunya di bawah PT Paramita Singgih ini turun diterpa pandemi.
"Aku sudah setahun dua bulan ini enggak gajian," katanya dalam bincang UMKM Series Episode #4: Mengubah Hobi Jadi Bisnis di YouTube kumparan, pada Mei 2021.
Yasa menambahkan, keputusan enggak digaji sebagai pemimpin di perusahaannya sendiri bagian dari ikut menjaga agar bisnisnya bertahan di masa pandemi. Langkah ini juga diambil untuk memastikan karyawan tetap bisa bekerja.
ADVERTISEMENT

Perjalanan Men's Republic hingga Akhirnya Tutup

Yasa bercerita bisnis Men's Republic dibangun sejak sekolah dalam keadaan kepepet. Di 2011, ayahnya terkena sakit jantung. Demi meringankan beban orang tuanya, ia membangun brand fashion tersebut.
Pada usia 19 tahun, dia membawa konsep bisnis Men's Republic yang lebih matang. Sepatu menjadi barang yang dipilihnya saat itu karena sang ayah bekerja puluhan tahun sebagai karyawan swasta di industri persepatuan. Menurut dia, amat disayangkan jika keahlian ayahnya itu tidak diteruskan.
"Untuk mendirikan ini, aku utang ke pabrik sepatunya. Aku beruntung punya privilege, jadi di 2014 itu ayahku dengan pengalamannya, bisa mencarikan produsen sepatu yang bisa aku utangi. Jadi modal bisnis bukan hanya duit, tapi nama baik dan kepercayaan," kenangnya.
ADVERTISEMENT
Yasa mengatakan ada kekurangan dan kelebihan dalam membangun bisnis dalam keadaan kepepet karena butuh biaya untuk kuliah.
Kelemahannya, dia harus memakan waktu cukup lama mempelajari cara berbisnis sampai menemukan ritmenya, sebab enggak ada latar belakang pengusaha di keluarga.
Pada 2016-2017 Men's Republic mencapai kesuksesannya. Sebulan bisa menjual hingga 5 ribu pasang sepatu. Berbagai tawaran bisnis datang tanpa berhenti tiap bulannya.
Akan tetapi Yasa sempat kehilangan semangat menjalankan usaha, yang mengakibatkan Men's Republic enggak relevan lagi dengan perkembangan zaman.
Brand tersebut juga sempat tersandung masalah logo baru yang ternyata hasil plagiarisme.
Belum selesai dengan masalah logo, omzet Men's Republic terjun bebas karena pandemi. Akhirnya kini mereka mengumumkan tutup operasi.
ADVERTISEMENT