Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Milenial Siap-siap! Berikut 7 Tantangan Terbesar yang akan Kamu Hadapi Saat Ini
1 September 2022 8:38 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Apa yang kamu pikirkan ketika mendengar kata milenial ? Istilah ini memang sudah enggak asing lagi di telinga masyarakat . Istilah milenial sendiri digunakan untuk menyebut suatu era generasi yang lahir antara tahun 1980 hingga 1999.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, jumlah generasi milenial mencapai sekitar 88 juta jiwa atau 33,75 persen dari total penduduk Indonesia.
Kalau berbicara mengenai ganerasi milenial sebenarnya sama seperti generasi-generasi sebelumnya, kaum milenial dibombardir dengan begitu banyak masalah yang harus mereka hadapi. Akan selalu ada hal yang akan menguji kewarasan dan kekuatan mereka.
Mind Shift Physocological Service mengungkapkan ada beberapa tantangan yang dihadapi milenial saat ini. Apa saja? Simak selengkapnya berikut ini:
Pekerjaan dan Pengangguran Bergaji Rendah
Sebenarnya membuat terharu ketika mengatakannya, tetapi terkadang memang ini salah satu tantangan untuk milenial saat ini, yaitu upah tetap tidak bergerak meskipun inflasi terus terus merembet naik.
Milenial yang bekerja dengan upah minimum harus rela melakoni dua atau tiga pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan. Biaya hidup, barang dan jasa terus meningkat tetapi kenaikan upah belum menjadi prioritas utama.
ADVERTISEMENT
Cancel Culture
Tantangan selanjutnya adalah cancel culture, di mana hal ini menjadi konsep baru bagi banyak orang. Istilah ini lahir karena generasi milenial dan generasi muda semakin berani mengambil sikap terhadap berbagai isu sosial, politik, dan lain-lain. Bisa juga generasi milenial sekarang terlalu sensitif sehingga tidak tahan melihat dan mendengarkan seseorang yang bertentangan dengan keyakinannya.
Tagihan Utang Kuliah
Salah satu tantangan yang paling menguras tenaga di kalangan milenial adalah utang kuliah atau pinjaman mahasiswa. Karena kuliah itu mahal, banyak dari mereka yang mengambil pinjaman untuk belajar. Mereka berharap untuk mendapatkan pekerjaan yang baik setelah mereka lulus dan segera membayar kembali semua pinjaman mereka. Tetapi tidak selalu demikian.
Penuaan Orang Tua
Satu survei menunjukkan bahwa satu dari setiap 3 milenial berencana untuk mengambil pekerjaan lain agar mampu merawat orang tua mereka.
ADVERTISEMENT
Banyak generasi milenial memasukkan merawat orang tua mereka yang sudah lanjut usia dalam rencana dan pengeluaran masa depan mereka. Beberapa dari mereka bahkan telah memilih untuk pindah kembali ke rumah orang tua demi menjaga orang tua mereka.
Diskriminasi
Tantangan selanjutnya adalah diskriminasi. Diskriminasi datang dalam berbagai bentuk usia, ras, orientasi seksual, status atau agama. Sebenarnya menghilangkan diskriminasi adalah jalan yang panjang, lebih buruknya adalah siapa pun bisa menjadi korban.
Milenial bertahan untuk memiliki kehidupan yang nyaman tetapi mereka sering dihadapkan dengan prasangka dan perlakuan tidak adil di tempat kerja mereka atau di masyarakat.
Masalah Kesehatan Mental
Ini tantangan yang akhir-akhir ini menjadi pusat perhatian. Dengan semua tantangan yang dihadapi kaum milenial setiap hari, mulai dari aspek finansial hingga pribadi, enggak heran jika mereka akan mudah merasa stres , cemas, dan depresi.
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian menemukan bahwa satu dari setiap 5 milenial harus berjuang dengan depresi.
Kurangnya Interaksi dengan Sesama
Milenial terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka atau hanya malu karena mereka tidak mementingkan bersosialisasi dan bertemu orang baru. Jika mereka tidak bekerja, mereka menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengurus keluarga, menonton televisi atau menggunakan platform media sosial.
----------------
Buat kamu mahasiswa se-Indonesia, ikuti rangkaian kegiatan skill development di kum.pr/academy2022 dan pantau terus keseruannya di media sosial kumparan.
(Laporan Mutiara Oktaviana)