Nadiem: Mahasiswa Boleh PTM, tapi Satu Kelas Hanya Diisi 25 Orang

14 September 2021 16:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi  Nadiem Makarim mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/8/2021). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim mengikuti rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/8/2021). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, perkuliahan tatap muka (PTM) sudah dapat digelar di daerah yang PPKM-nya di level 1, 2, atau 3.
ADVERTISEMENT
Namun, syaratnya satu ruang kelas hanya boleh diisi 25 mahasiswa.
Nadiem juga mengingatkan mahasiswa tidak boleh berkumpul atau berkerumun usai mengikuti PTM. Tujuannya agar tidak timbul klaster penyebaran COVID-19 di kampus.
Dia meminta setiap PTN mengawasi para mahasiswanya.
“Tidak ada acara kumpul-kumpul di luar pembelajaran dan itu memang konsekuensinya. Ini hampir sama dengan SKB 4 menteri, lebih spesifik ke perguruan tinggi,” jelas Nadiem, saat menghadiri pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) di UNS, dilansir laman UNS.
Nadiem menambahkan, pihaknya memberikan dukungan penuh kepada setiap perguruan tinggi yang PPKM di daerahnya sudah di level 1, 2, atau 3 untuk segera memulai PTM.
Sebab, dia tidak ingin interaksi antara dosen dengan mahasiswa hilang.
ADVERTISEMENT
“Semua anak bisa nge-zoom, dapat kuota, dan bantuan UKT. Tapi, roh interaksi dari perguruan tinggi hilang selama PJJ. Saya harap itu bisa kita kembalikan dengan prokes yang ketat sehingga roh itu tidak hilang. Itu yang saya takutkan,” ungkap Nadiem.

Nadiem Juga Membahas Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka

Selain membahas rencana PTM, Nadiem juga meminta pendapat dari rektor PTN mengenai program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) yang sudah diluncurkan sejak Januari tahun lalu.
Ia ingin mendengarkan kritik dan masukan yang dialami dosen serta pihak Program Studi (Prodi) dari para rektor PTN se-Indonesia, tentang permasalahan dan kendala dalam MBKM.
“Saya ingin mendapatkan pandangan jujur soal MBKM, susahnya apa dan bagaimana mengajarkan ke dalam per semester. Ada yang bingung, jurusannya ini kok MBKM-nya beda,” ucapnya.
ADVERTISEMENT