Najla Pelajar yang Sukses Raup Cuan dari Bisnis Korean Cake, Modal Rp 200 Ribu

25 Maret 2022 9:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Najla, Pelajar SMA yang Sukses Jalani Bisnis Cake ala Korea. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Najla, Pelajar SMA yang Sukses Jalani Bisnis Cake ala Korea. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Tren Korean Cake semakin menjamur sejak awal kemunculannya pada 2019 lalu. Seperti namanya, cake ini berasal dari Korea Selatan yang identik dengan hiasan sederhana bersama paduan warna pastel nan lembut yang mengitarinya.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri, banyak penjual Korean Cake dari berbagai kota yang berlomba-lomba menjual kue ini sebagai kue ulang tahun dan surprise bagi orang terkasih. Salah satunya ialah Najla Nuraini, remaja 16 tahun asal Bandung yang sukses dengan bisnis Korean Cake-nya.
Najla mengawali bisnis Korean Cake sejak Juli 2021 dan mengaku memiliki ide bisnis ini karena sang ibu yang juga penjual kue.
“Aku dari dulu suka lukis dan kebetulan mamaku juga suka bikin kue, jadi aku sering ikutan. Tapi kalau mama kan modelnya kue jadul, nah kalau aku coba ngikutin tren sekarang dan aku milih untuk jualan Korean Cake,” jelasnya saat dihubungi kumparan, Kamis (24/3).
Najla bercerita modal awal yang dia habiskan untuk membuka bisnis ini hanya sebesar Rp 200 ribu. “Pas mulai jualan, modal awalnya Rp 200 ribu, itu dibeliin bahan-bahan dan beli tempat kuenya 10 pcs, karena nyobain dulu,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, bisnis kue dengan nama Cakeflattery ini ia jalankan hanya berdua bersama sang Ibu. “Yang bantuin baking-nya mama dan untuk dekor kuenya aku sendiri, belum kepikiran rekrut karyawan sih karena masih sekolah,” kata dia.
Najla, Pelajar SMA yang Sukses Jalani Bisnis Cake ala Korea. Foto: Dok. Pribadi

Marketing ala Najla

Dalam melakukan pemasaran produk, Najla mengaku masih melakukannya dengan sederhana. Ia hanya memanfaatkan platform media sosial Instagram yang diberi nama @cakeflattery.
“Waktu awal (buka bisnis) aku bikin instagramnya dulu, terus aku bikin contoh kuenya dan upload hasilnya ke instagram,” kata dia.
“Dulu sempat endorse selebgram sekitaran sini tapi memang enggak terlalu naik (pengikutnya), terus akhirnya aku maksimalin konten di reels instagram, itu lumayan banyak penontonnya dan naik juga followers-nya,” sambungnya.
Selain melalui instagram, ia juga menjelaskan penjualan kuenya yang semakin hari meningkat itu dikarenakan pesan dari mulut ke mulut oleh rekan sebayanya. Harga kue yang dibanderol Najla juga sangat terjangkau karena target pasarnya merupakan anak-anak muda.
ADVERTISEMENT
“Harganya ada yang Rp 45 ribu untuk bento cake ukuran 10 cm, Rp 85 ribu untuk whole cake ukuran 16 cm dan yang paling besar ukuran 20 cm, harganya Rp 150 ribu,” ucapnya.
Najla, Pelajar SMA yang Sukses Jalani Bisnis Cake ala Korea. Foto: Dok. Pribadi

Berbisnis Sambil Sekolah

Remaja kelahiran 2005 ini masih menempuh pendidikan di SMA kelas 11 di SMAN 1 Cicalengka, Kabupaten Bandung, jurusan IPA. Baginya, menjalankan bisnis sembari sekolah bukanlah sesuatu yang sulit.
“Untuk nyesuain waktu sekolah dan jualan, aku pagi-paginya sekolah sampe siang, pulang sekolah biasanya langsung ngelanjutin pesanan tapi biasanya dari malam hari sudah dibikin pesanannya jadi pas sore tinggal dikirim,” katanya.
Dalam pengiriman, pelajar asal Bandung ini memilih untuk mengantar kuenya sendiri hingga ke tangan konsumen menggunakan motor untuk menjaga kualitas kue. Bicara soal kegagalan, Najla juga mengaku pembuatan kuenya tidak selalu mulus.
ADVERTISEMENT
Najla, Pelajar SMA yang Sukses Jalani Bisnis Cake ala Korea. Foto: Dok. Pribadi
“Aku pernah ngalamin gagal baking berkali-kali. Kuenya jadi tipis, biasanya karena bahannya beda dari yang biasa dibeli, jadi kualitas kuenya menurun,” kata dia.
Dari bisnisnya yang ia jalani belum genap satu tahun ini, Najla bersyukur mampu memenuhi berbagai kebutuhan dan keinginannya, juga memberi hadiah untuk kedua orang tuanya. Dengan modal yang minim, ia mengaku kini keuntungannya dalam sebulan bisa mencapai Rp 3-5 juta dari penjualan paling sedikit 6 hingga 20 kue per harinya.
“Setelah lulus sekolah, aku pengin lebih ngembangin lagi bisnis kue ini dan impian aku, pengin punya toko kue di kota Bandung,” harapnya.
Laporan Ulfah Salsabila