Netflix Hadirkan Serial Street Food Para Pembuat Kuliner Jalanan

11 April 2019 20:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Netflix 'Streetfood'. Foto: Dok. Netflix
zoom-in-whitePerbesar
Netflix 'Streetfood'. Foto: Dok. Netflix
ADVERTISEMENT
Setelah menghadirkan serial dengan berbagai macam genre, kali ini Netflix akan mengangkat cerita lokal di balik berbagai kuliner jalanan Asia yang menggiurkan, termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Netflix mengangkat keanekaragaman kuliner jalanan dari beberapa kota di Asia melalui serial terbaru, 'Street Food'. Tayang perdana pada 26 April 2019, season pertama Street Food ini akan menjelajahi sembilan negara di Asia, salah satunya Indonesia, dan menceritakan kegigihan para pembuat kuliner jalanan dalam membawa dan mempertahankan unsur lokal pada makanan mereka.
Jajanan pinggir jalan. Foto: Pixabay
Pada awalnya, membuat kuliner jalanan hanya diperlukan untuk bertahan hidup bagi beberapa sosok yang ditampilkan dalam serial ini. Namun seiring dengan berkembangnya zaman, berjualan kuliner jalanan juga menjadi cara mereka dalam menghormati dan meneruskan tradisi lokal dan keluarga sekaligus sebuah upaya untuk terus menghadirkan kebahagian bagi orang-orang di sekitar mereka.
Terbagi menjadi sembilan episode, Netflix Original Street Food menghadirkan lebih dari sekadar proses pembuatan makanan, di mana kerja keras dan kegigihan juga menjadi faktor utama terciptanya sebuah kuliner jalanan yang menggugah selera.
ADVERTISEMENT
Ikuti kisah Jay-Fai dari Bangkok, Thailand, yang belajar memasak secara otodidak setelah kehilangan semua harta bendanya dalam kebakaran, atau kisah Mbah Lindu dari Yogyakarta, Indonesia, yang berumur 100 tahun dan tak pernah mengganti resep andalannya sejak pertama berjualan. Setiap makanan di serial ini memiliki kisah yang sama uniknya dengan para pembuatnya.
Dalam episode Indonesia, Street Food menampilkan Yogyakarta sebagai kota yang tak terpengaruh oleh modernisasi atau globalisasi dalam menyediakan makanan tradisionalnya, termasuk cemilan atau yang lebih dikenal dengan Jajanan Pasar. Namun, dengan lebih dari 200 macam jajanan yang ada saat ini, hanya beberapa resep tradisional yang masih tersisa.
Salah satunya adalah Mbah Satinem. Jajanan Pasar miliknya memiliki rasa manis yang sangat autentik, sehingga tidak heran apabila banyak orang yang rela mengantre sejak pagi. Jika Anda datang ke tempat dagang Mbah Satinem setelah pukul sembilan pagi, bersiaplah untuk kecewa karena kehabisan.
ADVERTISEMENT
Jajanan Pasar di Indonesia. Foto: Dok. Netflix
Jajanan Pasar yang lebih modern dapat ditemukan pada Arya Snack and Food yang dibuat dan dimiliki oleh Leonarda Tjahjono. Leonarda berusaha agar jajanan pasar buatannya tidak hanya enak di lidah, namun juga enak dipandang mata.
Berkunjung ke Yogyakarta tidak akan lengkap tanpa mencoba Gudeg, terutama buatan Mbah Lindu yang telah berusia 100 tahun. Sebagai salah satu penjual kuliner jalanan yang tertua di dunia, Mbah Lindu sudah membuat Gudeg setiap hari selama 86 tahun. Semangatnya pun masih tinggi meski usianya sudah tak muda lagi.
Mbah Lindu, penjaja street food dari Yogyakarta. Foto: Dok. Netflix
Sosok keempat yang ditampilkan dalam episode Yogyakarta adalah Yasir Ferry Ismatrada, pewaris sekaligus pengelola pabrik Mie Lethek. Berada di pinggiran Yogyakarta, pabrik ini masih menggunakan tradisi memasak dengan tungku kayu serta penggiling dari batu. Yasir meneruskan usaha ini dari kakeknya dengan membawa rencana besar untuk masa depan.
ADVERTISEMENT
Selain Indonesia, serial ini juga menampilkan kota-kota berikut:
● Bangkok, Thailand
● Osaka, Jepang
● Delhi, India
● Chiayi, Taiwan
● Seoul, Korea Selatan
● Kota Ho Chi Minh, Vietnam
● Singapura
● Cebu, Filipina
Penasaran seperti apa kisah para pembuat kuliner street food ini? Tunggu penayangannya di Netflix.