Pertanyaan Basa-basi yang Sering Didengar Mahasiswa Pejuang Skripsi

29 Januari 2020 16:33 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi mahasiswa kesal dengan pertanyaan basa-basi soal skripsi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi mahasiswa kesal dengan pertanyaan basa-basi soal skripsi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jadi mahasiswa pejuang skripsi kudu punya stok sabar yang melimpah. Sebab, menyelesaikan skripsi aja udah susah, ditambah dengan basa-basi orang lain yang kadang bikin gerah.
ADVERTISEMENT
Yap, bukannya menunjukkan kepedulian, basa-basi yang ditujukan kepada para pejuang skripsi ini enggak jarang justru menambah runyam pikiran. Kayak gini, nih, contoh-contohnya.

"Udah sampai bab berapa?"

Mungkin ini jadi pertanyaan yang paling sering didengar para pejuang skripsi. Entah apa niatan orang yang melemparkan pertanyaan ini. Apakah kepo doang, pengin pamer, atau benar-benar peduli kayak Kautsar Yusuf (21).
Mahasiswa semester 7 di jurusan kuliah Broadcasting and New Media itu malah senang karena bisa saling berbagi dengan sesama pejuang skripsi.
“Misal, dia udah sampai bab tiga, sedangkan gue masih bab satu. 'Kan, bisa tanya balik, ‘bab tiga isinya apa aja?’. Kalau emang yang nanya belum skripsian, gue bantu share tentang pengalaman mengerjakan skripsi,” ceritanya kepada kumparan.
ADVERTISEMENT

“Lo kapan sidang?”

Tia Silvania (22), seorang mahasiswa semester 7 yang baru mengambil skripsi ini, selalu merasa panik saat mendengar pertanyaan tersebut.
“Bingung gue kalau ditanya begini. Nanti kalau sidang juga gue kasih tahu,” kata mahasiswa jurusan Ekonomi itu.
Namun, berbeda dengan Attila Thifaal (21). Mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi ini menjadikan basa-basi tersebut sebagai motivasi dalam mengerjakan skripsi.

“Revisian lo banyak, enggak?”

Selain nyebelin, pertanyaan basa-basi ini sensitif buat para pejuang skripsi. Sampai-sampai, salah satu mahasiswa Desain Grafis semester 9 bernama Raihan (24), berbohong demi menjaga imejnya sebagai mahasiswa senior.
“Pernah pas selesai bimbingan, skripsi gue dirombak ulang. Terus, gue ditanya sama junior soal revisian. Males aja jawabnya. Malu enggak, sih, skripsinya salah semua? Akhirnya, bilang kalau yang direvisi sedikit. Hahaha," katanya.
ADVERTISEMENT

“Dosen pembimbing lo siapa?”

Satrio (23) menganggap pertanyaan basa-basi ini cuma buat membandingkan nasib dengan sesama pejuang skripsi. Kalau dapat dosen pembimbing skripsi yang galak, berarti nasibnya kurang beruntung dibandingkan mahasiswa lain.
“Kalau ditanya kayak gitu, gue biasa aja. Karena dapat dosen yang enak. Jadi bisa sombong dikit. Hehehe,” kata mahasiswa semester 9 itu.
“Tapi, ada temen gue yang dapat dosen pembimbing killer parah. Enggak tahu harus sedih atau gimana. Banyak yang jadiin bahan bercanda,” tambah Satrio.

"Cie, yang ambis (ambisius) udah ngerjain skripsi aja"

Basa-basi ngeledek ini juga sering didengar mahasiswa yang udah mengerjakan skripsi lebih dulu dibandingkan teman-teman seangkatannya.
Salah satunya Assyifa (22) yang menggarap skripsi sejak semester 7, sedangkan teman-temannya baru memulai pada semester 8.
ADVERTISEMENT
“Gue enggak serius banget, sih, menanggapinya. Jelasin aja apa adanya. Walaupun kayaknya yang nanya juga bodo amat sama alasan gue,” ujar dia.
Tenang aja, Assyifa. Palingan teman-teman kamu insecure, tuh, karena belum mengerjakan skripsi.
Reporter: Aulania Silviananda