Riset: Membawa Gadget Saat Kuliah Memengaruhi Hasil Ujian Mahasiswa

10 Januari 2019 18:20 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Orang dengan Gawai (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Orang dengan Gawai (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Apa yang kamu lakukan saat mata kuliah yang diajarkan di kelas terasa membosankan? Mungkin saja langsung rogoh gadget di saku lalu berselancar di media sosial, atau main game kesukaan. Kalau benar itu yang kamu lakukan, sebaiknya hentikan kebiasaan itu dari sekarang bila enggak ingin nilaimu jeblok saat ujian akhir.
ADVERTISEMENT
Sebuah riset yang dilakukan oleh Arnold L. Glass dan Mengxue Kang dari Rutgers University menunjukkan bahwa gadget bisa mengganggu perhatian mahasiswa saat kuliah. Akibatnya, kelas perkuliahan yang di dalamnya diperbolehkan membawa gadget bikin nilai mahasiswanya turun.
“Perhatian yang terbagi antara gadget dan diktat kuliah memang enggak mengurangi kualitas pemahaman mahasiswa tentang kuliah tersebut, sebagaimana diukur menggunakan kuis. Namun, perhatian yang terganggu mengurangi ingatan jangka panjang mahasiswa yang akhirnya mengganggu ujian berikutnya atau ujian akhir,” tulis abstrak penelitian tersebut.
Dalam penelitian itu, Glass dan Kang mengamati 118 mahasiswa di Rutgers University yang mengambil mata kuliah Psikologi Kognitif dalam dua sesi perkuliahan selama satu semester.
Selama sesi perkuliahan pertama, diberlakukan peraturan bahwa semua gadget seperti laptop, ponsel, dan tablet enggak boleh dibawa. Pada sesi perkuliahan berikutnya, peraturan itu dicabut. Hasilnya, nilai ujian akhir mahasiswa saat dibolehkan menggunakan gadget di kelas menurun 5 persen dibanding sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Meskipun terlihat kecil, tapi efeknya bisa merusak huruf mutu pada nilai mata kuliahmu. Mungkin dari yang tadinya bisa mendapat A, karena main gadget, jadi cuma dapat B+. Sayang sekali, kan?
Dalam penelitian ini, mahasiswa yang enggak menggunakan gadget di kelas yang membolehkan pakai gadget, juga ikut terpengaruh nilainya. Hal ini jelas menunjukkan bahwa penggunaan gadget oleh segelintir mahasiswa pun bisa merusak seluruh lingkungan pembelajaran dalam kelas.
Dikutip dari siaran pers Taylor & Francis, Glass mengatakan bahwa riset ini seharusnya bisa membuat para dosen dan mahasiswa di kampus waspada akan penggunaan gadget di kelas. Sebab, terganggunya perhatian akibat penggunaan gadget bisa berbahaya bagi nilai ujian akhir mahasiswa.
“Untuk membantu mengatur penggunaan perangkat (gadget) di ruang kelas, dosen harus menjelaskan kepada mahasiswa efek yang merugikan dari gangguan (gadget) terhadap ingatan jangka panjang mereka. Bukan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk kemaslahatan seluruh warga kelas,” tutup Glass.
ADVERTISEMENT