Suka Balap Liar & Pernah Ranking 2 dari Bawah, Cowok Ini Bisa Kuliah Teknik ITB

30 Juli 2021 14:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Institut Teknologi Bandung. Foto: Dok. ITB
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Institut Teknologi Bandung. Foto: Dok. ITB
ADVERTISEMENT
Anak nakal di sekolah mungkin sering dipandang sebelah mata, sampai dianggap enggak akan bisa kuliah dan punya masa depan cerah.
ADVERTISEMENT
Eits, tapi jangan salah. Ternyata ada juga, kok, yang dianggap rebel tapi bisa mewujudkan impiannya menjadi mahasiswa kampus ternama.
Salah satunya adalah Esa Trisaputra yang lolos menjadi mahasiswa Teknik Material di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Suka Balap Liar dan Pernah Ranking 2 dari Bawah

Namun perjalanan Esa bisa diterima kuliah di ITB enggak mudah. Dia mengaku sebenarnya dari kecil pintar dan bisa mendapat nilai UN maksimal saat SMP, hingga diterima di SMA terbaik di Depok, Jawa Barat tanpa belajar keras.
Tapi saat menjalani kehidupan sebagai pelajar putih abu-abu, Esa enggak serius karena merasa belajar membosankan.
"Sampai akhirnya gue ketemu teman-teman yang suka nongkrong dan balap liar. Di SMA gue juga jadi salah satu anak yang sering banget dipanggil guru BP karena bolos kelas, upacara, sampai ketahuan ngerokok di kamar mandi," tutur dia, dikutip dari Zenius Education.
Ilustrasi wisuda. Foto: Shutter Stock
Benar aja, gegara sikapnya itu Esa berada di peringkat ke-2 dari bawah di antara seluruh anak IPA di sekolahnya, saat kelas 11 SMA.
ADVERTISEMENT
Enggak kapok, mendekati ujian nasional (UN), bukannya belajar dia justru jadi koordinator kunci jawaban.
"Tapi gue tetap masih takut itu (kunci jawaban) bakal salah. Jadi sebelum UN gue diajakin belajar bareng temen dan dikasih CD pembelajaran," lanjutnya.
Dari situ pemikirannya soal belajar membosankan, sirna. Namun sayangnya saat itu Esa belum berhasil kuliah di ITB karena nilainya di bawah passing grade.
Namun karena udah bertekad kuat, dia memutuskan mengambil gap year setahun untuk belajar.

Diterima di ITB

"Selama setahun ngerasa tercerahkan karena belajar jadi senang, belajar Fisika seru dan Matematika nagih ngerjain soal. Gue juga merasa tertantang sama tutor yang bocah main, tapi jago banget. Sejak itu tujuan gue enggak cuma masuk ITB, tapi juga pengin jadi guru!" kenang Esa.
ADVERTISEMENT
Niatnya sederhana, yakni mengajak anak-anak rebel kalau belajar bisa menjadi kegiatan seru.
Kini dia merasa hidupnya jadi mudah karena lebih bisa berpikir dibandingkan dulu. Esa juga senang bisa membalikkan omongan 80 persen gurunya di SMA, yang meremehkannya.
"Sempat bilang enggak bisa masuk kampus negeri, di-bully keluarga dan orang tua karena nakal dan suka balapan, sampai sindiran masuk ITB lewat jalur belakang," pungkasnya.
Laporan: Afifa Inak