Takut Berkomitmen dan Menikah? Mungkin Kamu Mengalami Gamophobia

15 Mei 2022 9:13 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perempuan melawan tekanan sosial soal pernikahan dengan membuat gerakan #NoMarriage. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan melawan tekanan sosial soal pernikahan dengan membuat gerakan #NoMarriage. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Enggak sedikit orang atau pasangan yang memilih untuk menjalani kehidupannya dengan cara yang berbeda. Misalnya, enggak ingin untuk menikah atau pun memiliki komitmen dengan seseorang. Hal ini dikenal juga dengan istilah gamophobia.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Verywellmind, gamophobia ini ditandai dengan perasaan takut yang berlebihan dan terus-menerus untuk menjalin sebuah hubungan, membuat komitmen dengan seseorang atau pun menikah.
Hal ini dapat membuat seseorang mengalami kesulitan untuk membentuk sebuah hubungan dengan orang lain.
Gamophobia ini pun menjadi jenis ketakutan yang mengubah hidup atau menyebabkan kecemasan atau serangan panik. Jika hanya memikirkan komitmen atau pernikahan, membuat seseorang yang mengalami fobia ini pun menjadi berkeringat, jantung berdebar, atau pun membuat pusing.
Ilustrasi wanita takut traveling (hodophobia) Foto: Shutter Stock

Mengenal tentang gamophobia

Seperti jenis fobia lainnya, gamophobia ditandai dengan rasa takut yang enggak sebanding dengan bahaya atau ancaman yang sebenarnya. Gejala ini pun biasanya menetap dan berlangsung selama enam bulan atau pun lebih.
Fobia ini juga lebih dari sekedar ragu untuk membuat komitmen yang cukup besar. Orang yang punya kondisi ini akan mengalami ketakutan yang hebat ketika dihadapkan dengan kenyataan atau bahkan terkadang hanya dengan memikirkan untuk menjalin hubungan atau pernikahan yang berkomitmen.
ADVERTISEMENT
Beberapa gejala yang mungkin dialami oleh orang yang mengalami fobia ini antara lain, rasa cemas, takut, panik, sakit dada, sensasi tersedak, pusing, perasaan malapetaka yang akan datang, detak jantung lebih cepat dari napas, berkeringat, dan gemeteran.
Orang-orang yang memiliki kondisi ini sering kali mampu untuk menjalin hubungan dengan seseorang tapi ketika keadaan mulai serius, mereka sering menunjukkan gejala-gejala di atas. Bahkan, di dalam kasus lain, beberapa orang akan merasa sangat takut dengan komitmen sehingga mereka akan menghindari untuk memiliki hubungan dengan orang lain.
ilustrasi wanita cemas, stres atau depresi Foto: Shutterstock

Penyebab gamophobia

Beberapa penelitian menunjukkan kalau kecemasan tentang kewajiban finansial dan juga tuntutan sosial lainnya yang terkait dengan hubungan, merupakan salah satu penyebab dari ketakutan akan sebuah komitmen dan juga pernikahan.
ADVERTISEMENT
Fobia ini dapat muncul dari trauma tertentu seperti kejadian di masa lalu. Misalnya, saat kecil menyaksikan hubungan orang tua yang hancur yang kadang disertai dengan perceraian.
Bukan hanya itu, fobia ini juga dapat muncul dari sebuah hubungan di masa lalu yang enggak berhasil seperti hubungan toksik, perceraian, atau pun perselingkuhan.

Cara mengatasi gamophobia

Setelah penderita fobia ini menyadari rasa takutnya, kamu bisa mengambil langkah-langkah berikutnya untuk mengatasinya.
Selain berbicara dengan terapis, ada beberapa langkah yang bisa membantu untuk mengatasi fobia ini, seperti:
- Pertimbangkan masa lalu
Kamu bisa meluangkan waktu untuk memikirkan riwayat hubungan masa lalumu. Mulai dari bagaimana ketakutanmu akan komitmen ini mempengaruhi hubunganmu di masa lalu. apakah kamu berulang kali menjauh dari hubungan atau apakah kamu mendorong orang jauh darimu.
ADVERTISEMENT
- Pikirkan tentang kebutuhanmu
Pertimbangkan apakah ketakutanmu menghalangimu dari apa yang benar-benar kamu inginkan. Kamu mungkin belum tentu ingin atau siap untuk hubungan yang serius dan berkomitmen. tapi, kalau kamu merasa kehilangan apa yang sebenarnya kamu inginkan, sangat penting untuk mengambil langkah-langkah untuk atasi ketakutanmu sehingga kamu bisa membentuk hubungan yang sehat, penuh kasih, dan langgeng dengan orang lain.
- Buat jurnal
Kamu bisa mengekspresikan pikiran dan ketakutanmu secara tertulis. Hal ini bisa menjadi cara yang membantu untuk mengeksplorasi apa yang kamu rasakan. Ini juga bisa menjadi cara yang bagus untuk mengeksplorasi pola dalam pikiran dan perilaku yang mungkin berkontribusi pada perasaan takut.
ADVERTISEMENT
- Coba teknik relaksasi
Kamu bisa memulai melatih strategi relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, hingga yoga. Ketika kamu mulai mengalami perasaan takut, kamu bisa menggunakan teknik ini untuk menenangkan pikiran dan juga tubuhmu.
Laporan Afifa Inak