Terjawab, Ini Alasan Orang Suka Pamer Kekayaan di Media Sosial

21 Januari 2022 14:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilsutrasi melihat instagram. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilsutrasi melihat instagram. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Di zaman serba digital saat ini, hampir semua orang menggunakan media sosial. Anak-anak hingga orang dewasa tak luput memanfaatkannya sebagai ruang ekspresi diri. Mereka kerap membagikan berbagai hal apa pun ke media sosial. Yang mana tanpa disadari aktivitas tersebut justru menjadikan kita sebagai pribadi narsistik atau suka pamer.
ADVERTISEMENT
Fenomena pamer di media sosial dikenal dengan istilah flexing. Istilah ini kembali booming usai dibahas guru besar bidang Ilmu Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Rhenald Kasali di kanal YouTube-nya yang berjudul Inilah Kaya Boong-boongan yang Dipamerkan & Dipercaya Milenial dan Ditiru Luas.
Dilansir cnet, berikut alasan kenapa orang orang suka pamer kekayaan di media sosial.
Di media sosial, orang sering menampilkan versi ideal dari diri mereka sendiri sesuai dengan apa yang mereka pikir diinginkan masyarakat.
Menurut sebuah penelitian studi yang ditulis bersama oleh Bailey dan Sandra Matz, profesor bisnis di Columbia Business School, yang mengumpulkan data lebih dari 10.000 pengguna Facebook. Mereka menemukan bahwa para pengguna media sosial menilai profil mereka sebagai representasi yang lebih otentik dari diri mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Matz juga berbicara tentang bagaimana sinyal yang diberikan di media sosial sebenarnya dapat menunjukkan statusmu secara tidak sengaja. Di mana orang yang lebih kaya cenderung menyukai hal-hal yang notabene mahal. Mereka yang berpenghasilan rendah mungkin sengaja lebih memilih hal-hal yang berfungsi sebagai lencana yang mereka miliki statusnya.

Semua sandiwara

Tidak semua orang yang memamerkan kekayaan benar-benar memiliki kekayaan, dan tidak semua orang yang memiliki kekayaan akan memamerkannya.
Menurut Luke Thompson yang merupakan mitra di Transmission Private yang berbasis di Inggris, sebuah perusahaan manajemen reputasi yang bekerja dengan orang-orang yang memiliki kekayaan bersih sangat tinggi, justru orang-orang kaya tidak ingin memperlihatkan dirinya kaya.
"Mereka ingin privasi mereka dihormati, dan mereka tidak ingin dipublikasikan atau mempromosikan diri mereka sendiri," kata Thompson.
ADVERTISEMENT
"Mereka biasanya individu yang sangat tertutup yang ingin tetap berada di luar sorotan media, daripada seorang selebritas yang biasanya ingin mendekati media." Kata Thompson, satu-satunya pengecualian untuk aturan tidak memamerkan kekayaan ketika digunakan untuk tujuan amal. Gagasan bahwa kekayaan dan perbuatan baik dapat diterima di mata publik.

Sombong

Melansir Insider, orang yang gemar memperlihatkan kemewahan di media sosial termasuk orang yang sombong. Mereka ingin menarik simpati dari para pengikutnya. Tapi hal itu justru akan menjadi boomerang. Menurut penelitian, orang dengan sifat ini tidak membantumu mendapatkan teman.
"Jadi, saat Anda memutuskan bermain media sosial, anda berharap mendapatkan teman baru. Di balik itu anda juga harus berhati-hati. Beberapa simbol status yang Anda pakai, atau kaitkan dengan diri Anda, malah bisa jadi benar-benar mengusir orang yang Anda cari untuk menjadi teman."
ADVERTISEMENT
"Jadi, orang yang berpikir bahwa simbol status seperti mengendarai mobil mewah akan meningkatkan minat persahabatan. Sebaliknya, simbol status seperti itu sebenarnya membuat calon teman kurang tertarik pada persahabatan," kata salah satu peneliti, Stephen Garcia, dalam posting blog untuk Psikologi. Hari ini.