WHO: Bekerja dengan Durasi Panjang Berisiko Kematian

18 Mei 2021 10:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kelelahan. foto: Vichien Petchmai/Getty Imges
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kelelahan. foto: Vichien Petchmai/Getty Imges
ADVERTISEMENT
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bekerja berjam-jam dalam durasi panjang, telah membunuh ratusan ribu orang setiap tahun.
ADVERTISEMENT
Hasil ini didapat dari studi bersama antara WHO dan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO). Penelitian mengambil data dari 194 negara dan mencakup periode 2000-2016.

Ratusan Ribu Orang Meninggal karena Jam Kerja Panjang

Sebanyak 745 ribu orang meninggal karena stroke dan penyakit jantung terkait jam kerja panjang. Jumlah tersebut meningkat hampir 30 persen dibandingkan pada 2000.
Bekerja 55 jam atau lebih dalam seminggu menyebabkan risiko stroke 35 persen lebih tinggi, dan risiko kematian akibat penyakit jantung 17 persen lebih tinggi, dibandingkan dengan 35-40 jam kerja per minggu.
Seringkali, kematian terjadi jauh di kemudian hari, kadang-kadang beberapa dekade kemudian.
Sebagian besar korbannya (72 persen) adalah laki-laki dan berusia paruh baya atau lebih. Selain itu, orang yang tinggal di Asia Tenggara dan wilayah Pasifik Barat paling terpengaruh.
Ilustrasi marah. Foto: Warodom Changyencham/Getty Images
"Bekerja 55 jam atau lebih per minggu merupakan bahaya kesehatan yang serius," kata Maria Neira, direktur Departemen Lingkungan, Perubahan Iklim dan Kesehatan WHO, dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
"Yang ingin kami lakukan dengan informasi ini adalah mempromosikan lebih banyak perlindungan terhadap pekerja," tambah dia.
WHO menambahkan, pandemi COVID-19 yang terjadi turut mendorong tren peningkatan jam kerja. Diperkirakan setidaknya 9 persen orang bekerja dengan jam kerja panjang.