Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Dampak dari perubahan iklim semakin terlihat nyata dari tahun ke tahun. Contoh nyatanya bisa kita lihat dari hantaman badai tropis yang menyebabkan banjir di sejumlah titik di wilayah Indonesia sejak awal tahun ini.
Perubahan iklim juga berpotensi mengancam kelangsungan makhluk hidup di muka bumi . Tanpa disadari, perubahan iklim dalam menurunkan kualitas dan kuantitas air bersih, menyebabkan kekeringan hingga mendorong pemanasan global. Situasi ini juga akan memperparah cairnya es di Kutub, meningkatnya permukaan air laut hingga berpotensi merusak ekosistem di laut maupun di daratan dalam jangka panjang.
Salah satu kondisi yang memperburuk perubahan iklim adalah pencemaran lingkungan—di darat maupun lautan—. Laporan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dalam setahun terdapat sekitar 67,8 juta ton sampah dan terus bertambah seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk. Artinya, setiap penduduk di Indonesia rata-rata memproduksi sekitar 0,68 kilogram sampah setiap harinya.
Dari total sampah yang dihasilkan, sebanyak 16 persen ternyata berasal dari sampah kemasan plastik pasca konsumsi. Mirisnya, 61 persen sampah kemasan plastik pasca konsumsi tersebut belum dikelola secara maksimal, dan akhirnya mencemari lautan.
Kekhawatiran akan keberlangsungan lingkungan di masa depan inilah yang menjadi dasar kampanye gaya hidup berkelanjutan “Restore Our Earth” yang digalakkan produsen serat, pulp dan kertas berkelanjutan Asia Pacific Resouces International Limited (APRIL) .
Kampanye yang berlangsung selama 14-24 April ini merupakan salah satu cara APRIL dalam mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan, sekaligus sebagai bagian peringatan Hari Bumi Sedunia. APRIL mengajak masyarakat untuk menggalakkan gerakan 3R, yakni Reduce (mengurangi sampah), Reuse (menggunakan kembali produk) dan Recycle (mengolah kembali menjadi barang yang bisa digunakan).
Kali ini, APRIL melakukan gerakan tersebut secara interaktif melalui media sosial @discoverapril lewat kampanye 3-Day Challenge, yang menantang pengguna media sosial mengunggah gerakan untuk mendukung upaya keberlanjutan ini. Hari pertama, APRIL mengajak netizen mengunggah contoh penggunaan kembali (reuse) barang di sekitar kita atau menggunakan produk daur ulang (recycle), misalnya penggunaan tas belanja atau menggunakan baju yang diproses daur ulang.
Hari kedua dan ketiga, APRIL mengajak masyarakat membatasi atau mengurangi (reduce) penggunaan listrik dan air agar tidak berlebihan, serta meminimalkan sampah rumah tangga yang kita selaku produksi setiap hari, misalnya sampah dari makanan dan lain sebagainya.
Dengan begitu, produsen kertas PaperOne ini meyakinkan masyarakat bahwa meski di rumah aja, kita juga bisa ikut berkontribusi menjaga bumi dengan membiasakan diri menerapkan sustainable lifestyle. Tanpa kita sadari, gerakan kecil ini mampu berkontribusi untuk mencegah emisi dan polusi yang selama ini berdampak buruk terhadap lingkungan.
Menariknya, animo pengguna media sosial cukup baik dan sama-sama bersemangat untuk menggerakkan kampanye ini. Ratusan netizen berpartisipasi dan bisa menjadi inspirasi untuk memulai aksi kecil dalam upaya menyelamatkan bumi tercinta.
Nadine Chandrawinata dan kebiasan menerapkan sustainable lifestyle
Tak hanya berhenti di gerakan tiga hari Restore Our Earth saja, APRIL juga menyelenggarakan bincang-bincang ringan bersama Nadine Chandrawinata, aktris yang juga terkenal sebagai aktivis lingkungan dalam peringatan hari bumi belum lama ini.
Dalam IG Live itu, Nadine mengatakan bahwa penerapan sustainable lifestyle tidak hanya harus dilakukan saat Hari Bumi, tapi harus dibiasakan setiap hari. Aktris berusia 36 tahun ini memang selalu membiasakan diri untuk memberikan kontribusinya dalam menjaga bumi di sela-sela aktivitasnya sehari-hari.
“Menurutku setiap hari itu adalah hari bumi, jadi kita harus melakukan sesuatu untuk bumi ini setiap hari dan berkelanjutan. Kita juga harus mengulik kira-kira apa sih, yang bisa kita lakukan di lingkup kecil kita, dari rumah. Jadi kita melakukannya pun nyaman,” jelas Nadine Melalui sesi Live Instagram ‘Earth Day 2021: Restore Our Earth’, Kamis (22/4).
Nadine yang juga Puteri Indonesia 2005 ini memberikan kiat mudah bagi masyarakat yang ingin mulai berkontribusi dalam sustainable living. Salah satunya menerapkan kebiasaan ramah lingkungan sejak dari rumah, seperti mengurangi penggunaan wadah plastik sekali pakai, mendaur ulang barang-barang yang tidak dipakai agar kembali memiliki nilai guna, hingga memilah sampah sesuai dengan kategorinya sebelum dibuang.
“Sebenarnya setiap orang bisa melakukan aksinya masing-masing. Selama di rumah aja, kita bisa melakukan sesuatu yang tidak mengambil banyak waktu sebenarnya, seperti kalau pesan makanan online, tidak usah pakai sendok garpu dan sedotan plastik, atau saat pesan barang non pecah belah di marketplace, tidak usah pakai bubble wrap. Menurutku itu sudah effort untuk memberikan kepedulian sedikit terhadap lingkungan,” kata Nadine.
Nadine pun kembali menekankan bahwa kontribusi sekecil apa pun akan berdampak baik bagi kelestarian lingkungan. Dan setelah konsistensi dari kebiasaan baik itu terbentuk, lama-kelamaan akan memberi pengaruh baik paling tidak kepada lingkungan terkecil yaitu keluarga. Nantinya, semangat ini akan bisa disebarkan ke lingkungan yang lebih besar agar lebih banyak orang yang tergerak dan mengikuti gaya hidup yang berkelanjutan.
Sustainability Assistant Manager APRIL, Natasha Gabriella, mengatakan kampanye Restore Our Earth ini juga sejalan dengan komitmen perusahaan dalam APRIL2030, yakni visi melaksanakan serangkaian aksi yang akan berkontribusi untuk lingkungan, iklim dan masyarakat dalam 10 tahun ke depan.
Dari sisi operasional, APRIL selalu menerapkan komitmen keberlanjutan dengan memastikan produk yang dihasilkan berasal dari pengelolaan lestari, legal dan dapat dipertanggungjawabkan.
“APRIL sadar bahwa untuk memiliki bisnis yang berkelanjutan, kita tidak bisa hanya mementingkan sisi ekonomi saja, tapi juga harus berjalan beriringan dengan lingkungan dan sosial Itu juga yang mempengaruhi APRIL dalam membuat kebijakan bahwa segala operasional kita selalu menggunakan pendekatan yang berkelanjutan,” ungkap Natasha.
Dari sisi pelestarian lingkungan, Grup APRIL sendiri memiliki program restorasi terbesar di Sumatera, yakni 'Restorasi Ekosistem Riau' yang bertujuan memulihkan hutan rawa gambut seluas 150.000 hektar di Provinsi Riau, yang luasnya mencapai dua kali wilayah Singapura.
Dengan adanya komitmen APRIL2030 yang diluncurkan akhir tahun lalu, Grup APRIL memperluas komitmen konservasi dan restorasi hutan dengan menyisihkan dana dari tiap ton kayu yang digunakan dalam produksi untuk membiayai investasi di bidang lingkungan sebesar USD 10 juta/tahun.
Seluruh upaya yang dilakukan Grup APRIL tersebut sejalan dengan agenda pemerintah Indonesia untuk mewujudkan Tujuan Pembangunan yang Berkelanjutan (TPB/sustainable development goals) pada tahun 2030, yang salah satu fokusnya mencapai tujuan memerangi perubahan iklim dunia.
Kampanye mendukung lingkungan bukan kali pertama dilakukan APRIL. Sebelumnya, bersama Zero Waste Indonesia (ZWI), APRIL mengajak pengguna media sosial untuk berkampanye #HabiskanMakananmu #BerkahPiringKosong untuk meminimalkan sampah makanan yang ternyata juga jadi pemicu utama perubahan iklim.
Tertarik untuk ikutan kampanye melindungi bumi berikutnya? Pantengin terus Instagram @discoverapril untuk informasi lebih lanjut ya!
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Grup APRIL