news-card-video
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Menyelamatkan Kelompok Perempuan dari Kejahatan Online

Minhajuddin
Akademisi Unisa Bandung - Peneliti pada Kajian Strategis Hubungan Internasional (KSHI).
5 Maret 2025 11:55 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Minhajuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pemaparan materi Literasi Keuangan Digital. Photo: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Pemaparan materi Literasi Keuangan Digital. Photo: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Selain pemerintah yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap perlindungan masyarakat dari segala tindak kejahatan, media dan akademisi juga memiliki tanggung jawab moral dalam hal proses mitigasi berbagai ancaman, dalam hal ini kejahatan online atau yang lebih sering dikenal kejahatan siber.
ADVERTISEMENT
Proses diseminasi literasi digital harus dilakukan secara masif oleh media untuk menunjukkan komitmen dalam melindungi masyarakat khususnya perempuan yang merupakan kelompok yang rentan terjerat kejahatan online.
Terdapat berbagai fenomena kelompok masyarakat yang lepas dari kejahatan online karena sebelum menerima skema yang ditawarkan melalui online, mereka mengecek di portal online kasus yang sama. Tentunya ini juga merupakan salah satu sumbangsih dari media terhadap kepentingan masyarakat umum.
***
Sekian tahun silam, seorang perempuan paruh baya di kampung saya, menunjukkan wajah yang berbinar-binar ketika mendapatkan pesan lewat SMS bahwa dia terpilih sebagai pemenang undian sebuah mobil. Anehnya, dia diharuskan mentransfer sejumlah uang untuk menebus hadiah yang dimaksud.
Si Ibu kemudian mengurus semua administrasi untuk mendapatkan hadiahnya. Dia mendatangani bank untuk mentransfer uang melalui kasir bank karena saat itu, dia belum memiliki ATM. Beberapa orang terdekat sudah mengingatkan bahwa SMS yang diterima merupakan penipuan.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, si Ibu tidak jua sadar dan tetap berusaha mentransfer uang ke rekening oknum yang berusaha menipunya. Pada akhirnya, si Ibu sadar ketika pihak bank yang memperingatkan bahwa penipuan demikian sangat lazim di era ketika digitalisasi semakin masif di setiap bidang kehidupan.
Pada akhirnya, kita semua sepakat bahwa teknologi seharusnya hanya sebagai instrumen dalam kehidupan manusia, tetapi faktualnya, teknologi menjadi dewa dan membawa malapetaka dalam hidup manusia. Sebagian dari kita membiarkan teknologi menyetir kehidupan kita.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat memang menjadi semacam pisau bermata dua, di satu sisi memiliki manfaat karena semakin mempermudah manusia dalam hal-hal administratif termasuk dokumen-dokumen dalam bentuk digitalisasi.
Namun demikian, sisi negatifnya pun sangat besar. Maraknya penipuan online yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab adalah salah satu dampaknya. Keamanan data juga menjadi perhatian yang sangat penting karena data digital sangat mudah disalahgunakan.
ADVERTISEMENT
Semua masyarakat rawan mengalami penipuan online, namun dari berbagai penelitian yang sudah dilakukan, kelompok perempuan merupakan salah satu kelompok yang sangat rentan terhadap penipuan online.
Sesi diskusi. Photo: Dokumentasi Pribadi
Organisasi PWA Jawa Barat merupakan organisasi perempuan di bawah ortom persyarikatan Muhammadiyah yang didominasi oleh perempuan paruh baya. Mereka termasuk kelompok yang sangat rawan menjadi korban penipuan online bahkan keamanan data yang sudah terdigitalisasi.
Demikianlah, sebagai akademisi yang memiliki tugas untuk melaksanakan pengabdian masyarakat, prodi Perdagangan Internasional UNISA Bandung sudah tiga tahun menjalin kerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) perwakilan Jawa Barat untuk mengadakan kegiatan yang menyasar mahasiswa maupun masyarakat. Salah satu kegiatan yang rutin dilaksanakan adalah penguatan literasi digital pada kelompok masyarakat.
BEI Jawa Barat diwakili oleh bapak Adnan Bahalwan menjelaskan secara runut mengenai keuangan digital, saham, dan investasi serta bagaimana memastikan saham yang legal dan dilindungi oleh OJK.
ADVERTISEMENT
Bapak Adnan juga menjelaskan mengenai kesalahan mendasar bagi para investor pemula yang sering terjadi di tengah masyarakat. Hal tersebut disebabkan karena adanya tawaran yang memberikan keuntungan yang besar sementara tidak mempertimbangkan risiko kerugiannya.
Kesalahan-kesalahan yang dimaksud antara lain investasi dengan dana utang, memborong habis di awal, fear of missing out, menelan rekomendasi mentah-mentah, kalap terhadap fluktuasi, tidak punya trading/investing plan, tidak mau upgrade diri, dan tidak melakukan diversifikasi.
Melalui pendekatan yang berbasis pada edukasi dan pemberdayaan pada masyarakat, maka kegiatan pengabdian ini sangat diharapkan mampu meningkatkan dan memperkuat kewaspadaan serta kemampuan anggota PWA Jawa Barat dalam mengidentifikasi dan menghindari skema penipuan online yang semakin sering terjadi.
Kegiatan diakhiri dengan diskusi mengenai pengalaman peserta mengenai keuangan digital. Setelah itu, dilakukan post test melalui google form untuk memastikan bahwa secara teoritis, peserta sudah memahami keuangan digital dan bagaimana proses memitigasi ketika mendapatkan penawaran saham atau investasi melalui pesan whatsapp atau email.
ADVERTISEMENT
Usaha-usaha semacam ini harus diintensifkan untuk memastikan bahwa teknologi yang diagung-agungkan sebagai penemuan terhebat manusia, tidak membawa malapetaka dalam kehidupan manusia.
Literasi digital termasuk keuangan digital sangat penting digalakkan oleh para stakeholders, tidak hanya pemerintah tetapi juga para akademisi harus terjun ke masyarakat memberikan edukasi mengenai keuangan digital yang mencakup pengetahuan tentang bahaya penipuan online, literasi tentang saham, investasi, dan berbagai platform lain yang menyangkut keuangan.
Dalam menjalani hidup, manusia memang harus mampu menemukan keseimbangan agar kehidupan tetap berjalan sesuai jalurnya. Bahkan ketika teknologi semakin canggih, manusia tetap harus menjaga jarak pada setiap kemajuan yang dialami. Jika tergerus dengan teknologi maka manusia tidak lebih hanya korban dari penemuannya.