Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Ramadan dan Romantisasi Masa Lalu
2 Maret 2025 11:23 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Minhajuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Setiap kali memasuki bulan Ramadan, selalu saja ada orang-orang yang berucap bahwa Ramadan tidak lagi sama dengan tahun-tahun sebelumnya, bahkan ada yang membandingkan suasana Ramadan saat mereka masih bocah.
ADVERTISEMENT
Video yang mempertontonkan suasana Ramadan di tahun 90an bahkan 80an ditonton berjuta kali, bahkan lagu-lagu reliji zaman dulu sangat diminati hanya sekadar menghadirkan suasana Ramadan tahun sebelumnya.
Tentu saja tidak salah untuk mengenang suasana Ramadan masa lalu. Namun menjadi persoalan ketika kita tertinggal di masa lampau. Kita lupa pada Ramadan yang sedang dijalani saat ini dan lalai untuk mengisi dengan kegiatan-kegiatan yang baik.
Satu hal yang penting untuk disadari bahwa ketika sudah menjadi orang tua, kita tidak lagi seharusnya mengembalikan suasana Ramadan saat masih kecil tetapi sekarang waktunya kita yang menyemai kenangan Ramadan kepada anak-anak kita agar kelak mereka mengenang Ramadan sebagai momen kehangatan dalam keluarganya.
Kenangan semacam itu yang akan abadi di dalam memori mereka yang kelak menjadi bekal bertumbuh untuk menghargai Ramadan, mengekalkan usaha orang tuanya membersamai mereka di setiap Ramadan, dan berbagai serpihan masa bertumbuh mereka yang menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Anak-anak yang tumbuh dengan kenangan yang romantis dengan orang tuanya, tidak akan terlalu jauh keluar dari jalannya. Ketika dalam perjalanannya, mereka keluar jalur, akan selalu ada momen yang mengembalikan memori mereka terhadap kenangan bersama orang tuanya.
Maka, ramadan adalah usaha menyisakan kenangan pada anak-anak kita. Generasi tua tidak boleh tinggal bersama kenangan masa lalu tetapi seharusnya menjadikan masa lalu mereka sebagai pembelajaran yang baik untuk melakukan hal yang sama kepada generasi muda.
Beberapa tahun silam, kita hanya menikmati Ramadan dengan segala kemudahan. Saat bangun sahur, kita tinggal cuci muka sementara hidangan sudah siap di meja. Tidur di siang hari dan bangun menjelang sore. Bermain bersama teman-teman dan tiba di rumah menjelang buka puasa.
ADVERTISEMENT
Aneka makanan sudah tersedia. Kolak, Gorengan, Es buah, Pisang Ijo, dan berbagai takjil sudah siap santap. Kita sama sekali tidak pernah mau tau dari mana semua itu berasal. Kita adalah penikmat atas keserbacukupan yang disiapkan oleh orang tua.
Demikianlah, di setiap Ramadan yang hadir ketika kita sudah berganti peran. Maka jangan sesekali ingin kembali mengambil peran sebagai anak. Kita seharusnya mengambil peran orang tua kita dulu.
Menjelang sahur, kita bangun lebih awal untuk menyiapkan makan sahur anak-anak. Setelah semua sudah siap, kita membangunkan mereka untuk sahur. Setelah menyantap sahur, kita membereskan semua perabotan sementara anak-anak sudah duduk di depan TV menyaksikan acara Ramadan.
Menjelang sore, kita sudah memikirkan takjil apa yang harus mereka santap. Kita memastikan bahwa aneka makanan sudah tersedia yang membuat selera buka puasa. Biarkan mereka mengisi perut yang kosong seharian tanpa harus menyuruhnya berhenti. Masa kanak-kanak adalah masa mengisi Ramadan dengan makanan yang menggairahkan.
ADVERTISEMENT
Demikianlah seharusnya Ramadan. Bukan suasana Ramadan yang berubah tetapi peran kita sebagai manusia. Maka siapkan kenangan-kenangan baik bagi anak-anak kita untuk Ramadan kali ini, alih-alih terjebak dengan berbagai romantisasi Ramadan saat kita masih bocah.
1 Ramadan 1446 H