Konten dari Pengguna

Sebelum Mengajar, Belajar

Minhajuddin
Akademisi Unisa Bandung - Peneliti pada Kajian Strategis Hubungan Internasional (KSHI).
20 April 2025 13:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Minhajuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana Belajar di Kelas. Photo: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Belajar di Kelas. Photo: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Sejatinya, judul ini adalah pernyataan Prof Quraish Shihab pada salah satu acara youtube yang ditayangkan malam terakhir ramadan. Beliau memberikan petuah bahwa sejatinya, seorang Pendidik yang baik adalah mereka yang tidak pernah berhenti belajar.
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun silam, saya memutuskan untuk terjun ke dalam dunia pendidikan. Dunia yang memiliki tanggung jawab besar karena konsekuensi moral terhadap tumbuh kembang generasi muda, tidak hanya sekadar menunaikan tugas di kelas, pulang lalu mendapat gaji di akhir bulan.
Pendidikan adalah nyawa dari sebuah peradaban manusia, dalam konteks yang lebih luas bukan hanya dalam ruang kelas tetapi pun pendidikan yang berkelanjutan. Pelajar bukan objek komodifikasi tetapi mereka adalah modal untuk membangun bangsa.
Porsi Pengajar untuk mengubah mindset Pelajar agar lebih progresif, tidak menganggap sekolah hanya sekadar perjalanan mendapatkan ijazah lalu bekerja, tetapi lebih dari itu semua, pendidikan adalah cara mengubah cara pandang terhadap kehidupan.
Perjalanan sebagai seorang Pengajar (saya belum berani menulis Pendidik karena konsekuensinya yang adiluhung), mempertemukan saya dengan berbagai realitas dalam dunia pendidikan, salah satunya sebagaimana yang disebutkan oleh Prof Quraish dalam konteks paradoksnya.
ADVERTISEMENT
Begitu banyak Pengajar yang nampaknya menganggap bahwa tugasnya mereka sebatas masuk kelas, mengajar bahan materi, memberi tugas, kemudian pulang. Sementara seorang Pengajar seharusnya tidak berhenti untuk terus belajar.
Ironisnya, di zaman ketika AI semakin berkembang, sebagian Pengajar mengandalkan AI sebagai bentuk kemalasan mereka untuk menyiapkan bahan ajar, mulai dari data dari chatGPT, PPT dari Gamma, dan berbagai instrumen AI lainnya yang mempermudah mereka tetapi juga sebagai simbol ketidaksiapan untuk menjadi seorang Pendidik.
Pengajar Adalah Pelajar
Atribut sebagai seorang Pengajar bukan berarti bahwa seseorang berhenti belajar bahkan sebaliknya, mereka harus sekian kali lipat belajar lebih banyak agar memiliki perspektif yang luas untuk mengajar di kelas.
Perubahan yang terjadi setiap hari merupakan tantangan lain bagi Pengajar yang berhenti belajar. Mereka akan digerus zaman dan tertinggal jauh di belakang. Itulah kenapa sebagian Pelajar akan begitu bosan mengikuti kelas Pengajar yang tidak beradaptasi dengan perkembangan zaman.
ADVERTISEMENT
Pendidikan formal semakin tidak diminati oleh generasi muda, bukan karena mereka tidak menganggap penting tetapi pola pendidikan yang membosankan. Apalagi sebagian Pengajar tidak secara serius mempersiapkan segala hal dalam pengajaran.
Belum lagi kenyataan di pendidikan tinggi bahwa mayoritas Dosen disibukkan oleh berbagai hal lain di luar tugas sebagai Pengajar. Mahasiswa semakin apatis terhadap apa yang disebut kuliah.
Memilih menjadi seorang Pengajar memang tidak hanya berpikir sebagai pilihan pekerjaan tetapi juga harus menyisakan tanggung jawab moral bahwa mereka punya porsi untuk memperbaiki generasi bangsa ini.
Paulo Freire dalam bukunya "Pendidikan yang Membebaskan" menyatakan bahwa pengajaran orang dewasa masalahnya terletak pada bagaimana mengaitkan pelajaran membaca sekaligus membangkitkan kesadaran mereka.
Jika dielaborasi secara lebih mendalam bahwa mengajar bukan hanya transformasi informasi secara normatif tetapi seharusnya melampaui itu semua. Menjadi tools untuk membangkitkan kesadaran anak didik dalam konteks zamannya, dalam semua aspek tentunya.
ADVERTISEMENT
Persoalan mendasar pendidikan saat ini karena didriven oleh tujuan semata untuk bekerja. Sekolah maupun kuliah hanya dianggap pintu gerbang memasuki dunia industri, itulah sebabnya saat ini bermunculan bidang ilmu yang tidak pernah terpikirkan tahun-tahun sebelumnya.
Tentunya adalah perbedaan mendasar antara beradaptasi dengan perubahan dan terjerumus ke dalam sistem yang terlalu pragmatis. Adaptasi adalah langkah yang sangat dibutuhkan agar pendidikan tetap diminati tetapi menjadi pragmatis dengan mengambil mentah-mentah pun mereka langkah yang keliru.
Demikianlah, menjadi Pengajar berarti harus siap belajar sekian kali persen dari anak didik.