Ali Hasyimi, dari Sastrawan sampai Gubernur Aceh

Muhammad Multazam
Blogger sejak 2012
Konten dari Pengguna
19 Februari 2024 7:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Multazam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tulisannya yang unik dan inovatif, begitu karya sastra-nya dikenal. Ali Hasyimi, tokoh sastrawan Aceh yang pada akhirnya menjadi Gubernur Provinsi Aceh untuk Periode 1957—1964 (untuk dua kali masa jabatan), tak hanya di bidang sastra ia telah memberikan kontribusi yang signifikan dan membawa perubahan positif dan berdampak luas bagi Aceh.
ADVERTISEMENT
Ali Hasyimi, lahir dengan nama Muhammad Ali Hasyim pada 28 Maret 1914 di Lampaseh, Aceh Besar. Beliau merupakan anak kedua dari delapan bersaudara. Ayahnya, Tengku Hasjim, adalah anak panglima perang, Pang Abas, yang turut berperang melawan tentara kolonial Belanda dalam perang Aceh.
Beberapa sumber mengatakan bahwa ia bersekolah do sekolah Belanda (Government Inlandsche School) yang berlokasi di Montasik, Aceh Besar. Pada sore hari ia belajar di sekolah agama di dayah (semacam pesantren), dan malam hari meneruskan belajar agama di meunasah.
Sumber Gambar : abulyatama.ac.id
Pada tahun 1930 Ali Hasyimi pindah domisili ke Seulimeun dalam rangka mengikuti ayahnya yang sepeninggal ibunya menikah lagi. Di sana ia melanjutkan sekolah di Tsanawiyah (Setingkat SMP) yang diselesaikannya dalam tiga tahun, kemudian, ia merantau ke Padangpanjang (Sumatera Barat) untuk melanjutkan sekolahnya di Tawalib School selama tiga tahun, perkenalannya dengan dunia sastra dan jurnalistik pertama terjadi disana, ketika itu ia menjadi sekretaris redaksi majalah pelajar Kewajiban.
ADVERTISEMENT
Setelah menyelesaikan Pendidikan di Tawalib School, Ali Hasyimi kembali ke Aceh dan mengajar selama kurang lebih tiga tahun, namun semangatnya untuk belajar membawanya kembali merantau ke Padang untuk meneruskan pendidikan di perguruan tinggi, Al-Jamiah al-Islamiyah Quism Adabul Lughah wa Tarikh al-Islamiyah (Perguruan Kebudayaan Islam).
Baca Selengkapnya di aceh.my.id