news-card-video
7 Ramadhan 1446 HJumat, 07 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

PHK Massal di PT Sritex: Dampak dan Refleksi bagi Industri Tekstil Indonesia

Mochammad Afdhal Virgieawan
Mochammad Afdhal Virgieawan adalah mahasiswa Jurnalistik Universitas Pakuan yang memiliki minat besar di dunia media. Hobi fotografi, videografi, dan traveling menjadi caranya mengabadikan kehidupan dan menceritakan kisah dari Perpekstif unik.
3 Maret 2025 11:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mochammad Afdhal Virgieawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
foto : Mochammad Afdhal Virgieawan/Ai
zoom-in-whitePerbesar
foto : Mochammad Afdhal Virgieawan/Ai
ADVERTISEMENT
PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), salah satu raksasa industri tekstil Indonesia, resmi menutup operasionalnya pada 1 Maret 2025. Penutupan ini mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10.665 karyawan, sebuah angka yang mencerminkan besarnya dampak dari kebangkrutan perusahaan ini.
ADVERTISEMENT
Krisis keuangan yang melanda Sritex bukanlah kejadian tiba-tiba. Pada Mei 2021, perusahaan ini telah memasuki status Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dengan total tagihan mencapai Rp12,9 triliun. Meskipun upaya restrukturisasi dilakukan dan rencana perdamaian disepakati pada 2022, Sritex gagal memenuhi kesepakatan tersebut dalam kurun waktu dua tahun, yang akhirnya berujung pada putusan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang pada 21 Oktober 2024.
Dampak PHK Massal
PHK massal yang terjadi di Sritex tidak hanya mempengaruhi ribuan karyawan yang kehilangan mata pencaharian, tetapi juga memberikan efek domino pada perekonomian lokal. Banyak keluarga yang bergantung pada pendapatan dari perusahaan ini, dan hilangnya pekerjaan secara tiba-tiba menimbulkan kekhawatiran tentang kesejahteraan mereka. Selain itu, industri pendukung dan usaha kecil yang terkait dengan operasional Sritex juga merasakan dampaknya.
ADVERTISEMENT
Pelajaran bagi Industri Tekstil Nasional
Kasus Sritex seharusnya menjadi refleksi bagi industri tekstil Indonesia. Beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:
1. Manajemen Keuangan yang Bijak: Perusahaan perlu memiliki strategi keuangan yang solid untuk mengantisipasi fluktuasi pasar dan beban utang yang berlebihan.
2. Diversifikasi Pasar dan Produk: Mengandalkan satu segmen pasar atau produk dapat meningkatkan risiko bisnis. Diversifikasi dapat menjadi kunci untuk bertahan dalam situasi ekonomi yang tidak menentu.
3. Inovasi dan Teknologi: Investasi dalam teknologi dan inovasi produk dapat meningkatkan daya saing dan efisiensi operasional.
4. Kesejahteraan Karyawan: Memastikan kesejahteraan karyawan dan komunikasi yang transparan dapat membantu dalam menghadapi situasi krisis.
Kebangkrutan dan PHK massal di Sritex menjadi peringatan bagi industri tekstil dan manufaktur lainnya di Indonesia. Penting bagi perusahaan untuk menjaga kesehatan keuangan, beradaptasi dengan perubahan pasar, dan selalu mengutamakan kesejahteraan karyawan. Dengan demikian, diharapkan kejadian serupa dapat dihindari di masa mendatang, dan industri tekstil Indonesia dapat terus berkembang secara berkelanjutan.
ADVERTISEMENT