Konten dari Pengguna

Antara Solusi dan Ilusi: Potret Pendidikan Indonesia Saat Ini

Moh, Khalil
Mahasiswa S1 UIN Jakarta
29 Juli 2025 9:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
Antara Solusi dan Ilusi: Potret Pendidikan Indonesia Saat Ini
pendidikan adalah sebuah proses untuk menjadikan manusia mengada yang tidak lupa terhadap tanggung jawabnya
Moh, Khalil
Tulisan dari Moh, Khalil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kurikulum merdeka bukan hanya pelajarannya, tapi juga pembelajarannya Gambar: Siswa/siswi Al-Hajariyah Basoka III, Gunung Togel
zoom-in-whitePerbesar
Kurikulum merdeka bukan hanya pelajarannya, tapi juga pembelajarannya Gambar: Siswa/siswi Al-Hajariyah Basoka III, Gunung Togel
ADVERTISEMENT
Pendidikan adalah sebuah proses membentuk manusia agar memperoleh kebebasan yang bertanggung jawab atas segala perbuatannya. Pendidikan bukan sekadar proses pasif, rutinitas mendengarkan, atau kepatuhan terhadap guru yang menyampaikan pelajaran, melainkan sebuah proses dialektika di mana murid dan guru saling bertukar pikiran satu sama lain. Bahkan, seorang guru seharusnya mampu mengajak muridnya untuk “bertengkar dalam pikiran,” sehingga para murid berani mengutarakan pendapatnya sendiri, terlatih untuk berpikir kritis dan berani. Tanpa itu semua, pendidikan tidak akan mampu melahirkan alumni yang bernilai.
ADVERTISEMENT
Pendidikan adalah solusi bagi kemunduran sebuah negara. Maka, apabila suatu negara ingin menjadi bangsa yang berkualitas, yang perlu direformasi pertama kali adalah sistem pendidikannya, bukan sektor ekonominya. Pendidikan yang baik tentu akan melahirkan alumni yang bernilai tinggi dan mampu mengatasi berbagai problem yang terjadi. Jika dilihat dari sisi historis, faktor utama yang membuat negara-negara Barat disegani bukanlah kekuatan militer, melainkan kualitas pengetahuannya yang lahir dari kebebasan berpikir. Sedangkan di Indonesia, pendidikan saat ini bukan hanya dikekang, melainkan tidak dimerdekakan. Jika demikian keadaannya, dapatkah pendidikan menjadi solusi?
Pendidikan yang tidak dimerdekakan tidak lebih dari sekadar rutinitas belaka, yang hanya akan melahirkan pengangguran, beban sosial baru, bahkan sikap mental yang cengeng. Ketika pendidikan telah dikekang, maka jangan berharap akan ada kemajuan. Sebab tanpa pendidikan yang merdeka, segala slogan pembangunan hanyalah omong kosong. Realitas menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia saat ini tidak lebih dari rutinitas administratif, karena masih jauh dari tujuan sejatinya.
ADVERTISEMENT
Salah satu peristiwa paling tragis dalam dunia pendidikan Indonesia adalah pembakaran buku-buku yang berbau komunis. Bagi orang yang memahami makna sejati pendidikan, kejadian itu sangat menyakitkan. Ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan belum dimerdekakan. Perlu digarisbawahi bahwa penulis tidak sedang membela paham apa pun, melainkan menegaskan bahwa pendidikan harus netral dan bebas. Pembakaran bukanlah solusi. Membiarkan ilmu berkembang secara bebas adalah solusi yang sebenarnya.
Menurut beberapa pendapat, pendidikan di Indonesia cenderung melahirkan pengangguran, bukan manusia inovatif yang mampu memimpin negara. Pernyataan ini cukup tajam dan mencerminkan kesadaran bahwa pendidikan kita masih berada di awang-awang belum menyentuh kualitas yang dibutuhkan bangsa. Lebih tragis lagi, pendidikan kita saat ini cenderung mengikuti model kapitalistik. Bila pendidikan dijalankan dengan semangat kapitalisme, maka yang akan lahir adalah para "bangsat" yang memanfaatkan rakyat demi memperkaya dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, pendidikan di Indonesia saat ini belum bisa dikatakan sebagai solusi, karena sistemnya masih jauh dari esensi pendidikan itu sendiri. Ia belum melahirkan pemikiran yang frontal dan analitis secara mendalam. Pendidikan di Indonesia justru menjadi tempat bersarangnya para penjilat, di mana untuk masuk ke dalamnya sering kali diperlukan “orang dalam”, dan netralitas hampir tak terlihat. Maka, mengharapkan hasil yang sesuai dari sistem seperti ini adalah utopia yang sulit terwujud.