Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cinta Allah Yang Terselip Dibalik Musibah Atau Ujian
11 November 2024 9:12 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Moh Zafran Izzulhaq tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebelum memulai sebuah kisah, di masa-masa sekarang ini terkadang kita menemukan beberapa orang yang tingkat stresnya sangat tinggi. Bahkan tidak sedikit juga di antara mereka yang pada akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidup mereka. Yang jika kita lihat dari kacamata Islam sendiri, keputusan untuk mengakhiri hidup itu bukanlah solusi ketika kita stres dengan banyaknya cobaan dan ujian. Bahkan hal itu sangat dilarang untuk dilakukan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi, "Barangsiapa yang membunuh dirinya sendiri dengan suatu cara yang ada di dunia, niscaya kelak pada hari kiamat Allah akan menyiksanya dengan cara seperti itu pula."[HR. Bukhari, no. 6047 dan Muslim, no. 110]. Bahwasanya ketika seorang muslim yang memiliki banyak ujian dan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, itu bukanlah solusi. Karena akan ada konsekuensi berat dari Allah yang akan ia hadapi di setelah kematianya nanti.
ADVERTISEMENT
Imam Ibnul Jauzi bercerita di dalam kitabnya. Pada zaman dahulu, hiduplah seorang laki-laki yang soleh, dengan sebuah keluarga kecilnya yang hidup di sebuah desa. Allah karuniai dia seekor ayam yang biasanya membangunkan keluarganya ketika shalat fajar, seekor keledai untuk membantu keluarga mengangkut air dan seekor anjing sebagai penjaga rumahnya. Pada suatu hari Allah uji laki-laki tersebut dengan matinya seekor ayam kesayanganya karena dimakan seekor rubah. Namun laki-laki tersebut tetap memilih untuk bersabar dan berperasangka baik kepada Allah dan berkata, "semoga di balik ini tersimpan kebaikian.". Beberapa hari kemudian datanglah seekor serigala yang menyerang keledainya yang biasa membantu keluarga mengangkut air. Keledai itupun mati dan membuat dia sangatlah sedih, akan tetapi laki-laki itu tetap memillih untuk bersabar dan berperasangka baik kepada Allah dan berkata, "semoga di balik ini tersimpan kebaikan.". Beberapa hari berselang Allah uji lagi, Anjing penjaganya mati karena terkena penyakit, suasana menjadi sedih karena ujian datang bertubi-tubi menimpa laki-laki soleh tadi. Maka tak ada lagi ayam yang membangunkan keluarga ketika shalat fajar, tak ada lagi keledai yang membantu mengangkat air dan tak ada lagi anjing yang biasa menjaga rumahnya. Tentusaja dia sangat sedih, akan tetapi dia tetap memilih untuk selalu bersabar dan berperasangka baik kepada Allah dan berkata, "semoga di balik ini tersimpan kebaikan.".
ADVERTISEMENT
Selang beberapa waktu kemudian, datanglah segerombolan pasukan yang jahat lagi beringas menyerang desa laki-laki soleh tadi. Hewan-hewan dari kandang para warga pun terbangun dan berisik, sehingga membuat pasukan tadi mendobrak masuk rumah-rumah warga yang dari kandangnya terdengar suara hewan. Mereka berlaku kasar kepada warga sekitar dan bahkan menjadikan para warga tawanan. Kemudian melihat sebuah rumah yang terlihat sepi dan kosong seperti tidak berpenghuni. Karena dari kandangnya pun sunyi tidak ada hewan-hewan yang berisik. Rumah laki-laki soleh tadi.
Matahari pun terbit menyoroti setiap puing-puing rumah warga yang hancur. Terbangunlah laki-laki saleh tadi bersama keluarganya, dan terkejut melihat kondisi rumah-rumah di sekitarnya yang memperihatinkan. Dan pada akhirnya laki-laki saleh tadi pun faham. Ternyata di balik semua cobaan yang Allah beri kepada keluarganya tadi, agar dia bersama keluarganya selamat dari cobaan yang lebih besar, yang nantinya akan mereka hadapi.
ADVERTISEMENT
Dari sana kita belajar bahwa ketika kita memutuskan untuk tetap bersabar, kuat dan selalu berperasangka baik kepada Allah, atas ujian-ujian yang menimpa kita. Percayalah, pertolongan Allah pasti akan datang. Allah tidak akan sia-siakan usaha kita untuk tetap sabar dan berprangsangka baik atas berbagai ujian darinya.
Terkadang kita lupa bahwasanya cinta Allah seringkali terselip di setiap hal-hal yang menurut kita itu tidak baik. Tapi rencana Allah justru ada didalam nya, sedangkan Allah yang lebih tau apa yang baik untuk kita selanjutnya. "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah Maha mengetahui sedang kamu tidak mengetahui," (QS. al-Baqarah [2]: 216).
ADVERTISEMENT
Terkadang kita juga lupa, ternyata di balik ujian atau musibah yang Alllah berikan kepada kita, melaikan Allah ingin mengggugurkan banyaknya dosa-dosa kita, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, "Tidaklah seorang muslim itu ditimpa musibah baik berupa rasa lelah, rasa sakit, rasa khawatir, rasa sedih, gangguan atau rasa gelisah sampai pun duri yang melukainya melainkan dengannya Allah akan mengampuni dosa-dosanya." (HR. Al-Bukhari, no. 5641 dan Muslim, no. 2573). Karena cinta Allah kepada hambanya yang melebihi cinta seorang ibu kepadda anaknya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW,
Berbicara tentangg musibah atau ujian, perlu kita ketahui bahwasanya setiap manusia pasti Allah uji. Seperti dalam firmanya di surat Al-Baqarah ayat 155, "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang- orang yang sabar,". Dan perlu kita ketahui juga bahwasanya setiap ujian yang Allah berikan, hanya akan tertuju kepada orang yang mampu. sebagaimana dalam firmanya "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya,"(Surat Al-Baqarah Ayat 286 ). jika ujian itu datang menimpa kita, artinya Allah yakin hanya kita yang sanggup menghadapinya, Allah tidak akan beri ujian itu kepada kita hambanya jika kita tidak sanggup.
ADVERTISEMENT
Terkadang kita juga lupa bahwasanya dibalik ujian tersebut, Allah ingin memperbesar kapasitas kita sebagai manusia. Seperti besi yang di tempa dan berubah menjadi pedang. Agar kedepanya kita bisa menjadi pribadi yang lebih terbiasa menghadapi ujian-ujian itu. Selain memperbesar kapasitas kita, pun juga memperkuat mental dan pondasi kita, agar kedepanya kita tidak mudah roboh tertimpa berbagai musibah. Apa jadinya sebuah katana tanpa besi yang di tempa?. Kita dapat belajar mengambil pelajaran dari berbagai ujian tersebut yang dapat kita evaluasi kedepanya agar menjadi pribadi yang lebih baik dan terbiasa akan berbagai hal.
Terkadang kita lupa, untuk berhenti sejenak dan menenangkan diri kita terlebih dahulu, terlalu cepat untuk berpikiran "aku ngga bisa". Sedangkan handphone pun membutuhkan charge dengan berhenti sejanak dan mengisi dayanya lagi agar tidak ngedrop dan mudah rusak. Kita pun sebagai manusia perlu untuk mengecas diri kita. Lantas dengan ibadah mengingat Allah, mebuat hati kita menjadi tenang. Sebagaimana Allah berfirman, "orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram,"(QS. Ar-Ra'd ayat: 28). Karena dengan ketenangan yang kita dapatkan dari ibadah, otak akan lebih mudah merumuskan solusi kedepanya, bagaimana agar bisa menyelesaikan masalah itu.
ADVERTISEMENT