Konten dari Pengguna

Mengenal Kata “Tertemper” di Berita Kumparan

Mohamad Jokomono
Pernah bekerja sebagai redaktur di Harian Suara Merdeka Semarang (2001-2024). Purnatugas per 9 November 2024. Pendidikan terakhir S-2 Magister Ilmu Komunikasi Undip Semarang (2015). Menyukai kucing.
20 April 2025 11:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mohamad Jokomono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kereta api. (Sumber: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kereta api. (Sumber: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Judul dan isi berita “KRL Tertemper Mobil di Cilebut, Rute Manggarai-Bogor Direkayasa” (Kumparan, Sabtu (19/4/2025) pukul 19:26 WIB) menarik perhatian saya. Di situ terdapat kata “tertemper” dan “menemper”.
ADVERTISEMENT
Kata “tertemper” selain terdapat di judul berita, juga terdapat pada paragraf pertama tubuh berita. “KRL Commuter Line rute Manggarai-Bogor atau Bogor Line direkayasa akibat KA 1040 tertemper kendaraan mobil di perlintasan antara Stasiun Cilebut - Bogor pada Sabtu (19/4)”.
Sementara itu, kata “menemper” terdapat di paragraf kedua tubuh berita. “Telah terjadi insiden kendaraan mobil menemper Commuter Line 1040 Manggarai - Bogor di JPL 27 Cilebut, sekitar 17:55 WIB,” ujar akun X @CommuterLine pada Sabtu (19/4).
Kata “tertemper” dan “menemper” agaknya terkait dengan satu kejadian yang menimpa kereta api. Dahulu sewaktu masih aktif bekerja, saat menjadi redaktur dan sekaligus koordinator Tim Bahasa di Harian Suara Merdeka Semarang, saya pernah menemukan kata “merucat” dari berita yang ditulis wartawan. Istilah ini juga dekat pemakaiannya dengan dunia perkeretapian.
ADVERTISEMENT
Baik kata “tertemper”, “menemper” maupun kata “merucat’, sama-sama tidak saya temukan di Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi VI Dalam Jaringan. Agaknya, kata-kata tersebut agaknya merupakan istilah yang tersebar dan hanya akrab di lingkungan para pemerhati kereta api.
Kata “rucat” yang mendapat awalan “me-”, sehingga menjadi “merucat”, memiliki arti yang khas. Ia merupakan serapan dari bahasa Sunda, yaitu ngarucat. Arti simpelnya, mengafkirkan, menghancurkan, atau melepaskan semua komponen kereta api yang telah dihapus dari daftar aktiva PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Sementara itu, kata “tertemper”, “menemper” merujuk pada kejadian kereta api menabrak mobil, orang, hewan. Dalam konteks berita di atas Commuter Line 1040 Manggarai - Bogor menabrak mobil di Jalur Perlintasan Langsung (JPL) 27 Cilebut.
ADVERTISEMENT
JPL ini merupakan perpotongan antara jalan raya dan rel kereta api yang berada pada satu bidang datar. Disebut juga dengan perlintasan sebidang atau silang datar.
Ilustrasi perlintasan kereta api. (Sumber: Shutterstock)
Logika Bahasa
Saya menduga, penggunaan kata “tertemper” dan “menemper” dalam konteks ini adalah suatu bentuk penyelarasan logika bahasa. Tergantung pada bagaimana kejadian kecelakaan yang melibatkan kereta api dan mobil itu.
Kejadiannya bisa dimaknai “tertemper”, jika kereta api sedang lewat di rel perlintasan yang merupakan perpotongan jalan raya dan rel. Lalu ada mobil yang mungkin alat pengeremannya tidak berfungsi dan menabrak kereta api yang tengah melaju.
Kejadiannya bisa pula dimaknai “menemper”, jika ada mobil dengan masalah alat pengeremannya atau pengemudi mengantuk, kemudian melewati perlintasan sebidang. Dan, pada saat yang bersamaan melaju kereta api, sehingga tidak terelakan menabrak mobil itu.
ADVERTISEMENT
Adapun fakta yang terjadi, sebagaimana terungkap pada berita lanjutan, ternyata mobil Nissan Grand Livina B-8178-PB itu, berdasarkan keterangan Kasatlantas Polresta Bogor Kota Yudiona, terhenti di perlintasan kereta. Hal itu terjadi karena ban mobil tersebut terselip.
Telah ada upaya untuk mendorong agar mobil yang terhenti di perlintasan kereta api itu bergerak, saat terdengar sinyal Commuter Line 1040. Namun usaha mendorong mobil itu dengan bantuan warga, agar dapat mencapai bergerak ke tempat yang aman, tidak membuahkan hasil.
Untunglah sang pengemudi mobil tersebut sempat keluar dan meninggalkan perlintasan kereta tempat kendaraannya berhenti. Dengan demikian, ketika akhirnya Commuter Line 1040 menemper mobil Nissan Grand Livina B-8178-PB, tidak terjadi korban jiwa.
Sebagai bentuk pengenalan, penggunaan kata “tertemper”. “menemper” ataupun “merucat” yang cenderung merupakan istilah khusus yang lebih akrab berada dalam ranah pemakaian para pencinta kereta api, sebetulnta adalah hal yang absah-absah saja.
ADVERTISEMENT
Hanya bagi pembaca yang tidak terlalu akrab dengan istilah khusus tersebut, membutuhkan rentang waktu yang terkadang tidak sebentar untuk dapat memahaminya.
Padahal berita itu ditujukan untuk konsumsi masyarakat umum. Karena itu, akan lebih strategis menggunakan kata atau istilah yang bisa segera berada dalam genggam pemahaman pembaca secara luas. ***