Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Menghampiri Wilayah Makna Kata “Resan”
14 Mei 2025 10:14 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Mohamad Jokomono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika bermain Katla Edisi 1202 pada Sabtu (10/5/2025) lalu, saya gagal menebak. Dari enam kesempatan yang disediakan, pada baris kelima dan keenam, saya kurang beruntung dalam memilih satu huruf saja.
ADVERTISEMENT

Pada tebakan di baris kelima, saya masukkan kata “R.E.S.A.H”. Hanya huruf H di kotak 5 yang berwarna kelabu (salah). Empat huruf lainnya di kotak hijau (benar).
Manakala di baris keenam yang merupakan kesempatan terakhir untuk menebak, saya masukkan huruf P. Ah, ternyata hasilnya masih berada di kotak kelabu (salah). Itu berarti lenyap sudah keberuntungan saya dalam proses menebak kata kali ini.
Sejurus kemudian muncul notifikasi yang memberitahukan dua hal. Distribusi Tebakan baik pada baris pertama, kedua, ketiga maupun baris keempat, kelima, dan keenam semua berwarna kelabu. Tidak ada satu pun baris yang berwarna hijau. Itu berarti kali ini, tidak ada satu pun tebakan saya yang benar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada notifikasi tentang Katla Hari Ini, yaitu berupa jawaban berupa tebakan kata yang benar, yaitu “R.E.S.A.N”.
Kebetulan sekali saya baru kali pertama mengetahui kata ini. Alih-alih merasa kecewa dengan hasil tersebut, saya justru merasa beruntung. Karena, saya berkesempatan menghampiri wilayah makna kata tersebut.
Dari Bahasa Melayu
Tidak ada notifikasi keberasalan lema “re.san” yang secara eksplisit ditunjukkan sebagai bahasa Melayu di Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi VI Dalam Jaringan (KBBI VI Daring).
Akan tetapi, saat saya mengeceknya di Kamus Bahasa Melayu Edisi IV Dalam Jaringan Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia, ternyata ada lema tersebut di sana.
Makna yang dikandung oleh kedua kamis daring itu pun sama. Yaitu “merasa tersinggung (tersindir) akibat perkataan seseorang” serta “tidak senang melihat kelebihan atau keberuntungan seseorang”.
ADVERTISEMENT
Seseorang dapat mengatakan, bahwa dirinya merasa resan, tatkala tidak bisa menerima perkataan temannya yang begitu pedas menyakitkan hatinya. Atau, ketika dirinya melihat keberhasilan rekan sekerjanya dapat meraih pangkat yang lebih tinggi misalnya.
Dari Bahasa Jawa
Wilayah makna kata “re.san” bisa juga dihampiri ke bahasa Jawa. Kata ini merupakan gabungan dua kata, yaitu “rek.sa” (menjaga; menguasai) dan “wrek.sa” (pohon).
Sementara itu, kata "po.hon", jika dibahasajawakan, satu di antaranya "wrak.sa". Ada varian bunyi "wrek.sa".
Gabungan kata (tembung garba) “rek.sa” dan “wraksa”/"wrek.sa" itu kemudian mengalami penyingkatan dan modifikasi menjadi “re.san”. Secara harfiah berarti “pohon yang menjaga/menguasai” sumber air demi kebaikan lingkungan sekitar.
Di Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat Komunitas Resan. Para anggotanya aktif menanam bibit pohon. Dengan tujuan ke depan, agar ada vegetasi yang bisa menjaga sumber air di wilayah itu.
ADVERTISEMENT
Adapun pohon yang biasanya berfungsi sebagai resan, menjaga keberadaan sumber air, yaitu beringin (Ficus benjamina), preh (Ficus retusa), jambu air (Syzygium aqueum), jambu alas (Syzygium pseudoformosum).
Pepohonan lainnya: gayam (Inacapus fagiter), bulu (Ficus annulata), aren (Arenga pinnata), kepuh (Sterculia foetida), benda (Artocatpus elasticus), dan randu (Ceiba pentandra). ***
■ Mohamad Jokomono, S.Pd., M.I.Kom., purnatugas pekerja media cetak.