Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Melepaskan Cita-Cita Sempurna: Menemukan Kebahagiaan dalam Ketidaksempurnaan
5 Desember 2024 11:02 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Nayla Shavitri Moriska Nasution tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di zaman sekarang, banyak dari kita yang terjebak dalam pencarian kesempurnaan. Entah itu dalam karier, hubungan, atau bahkan penampilan, kita sering kali merasa harus mencapai standar yang sangat tinggi. Tapi, bagaimana jika kita mencoba untuk melepaskan semua ekspektasi itu dan mulai menerima ketidaksempurnaan? Yuk, kita bahas bagaimana kita bisa menemukan kebahagiaan dalam ketidaksempurnaan!
ADVERTISEMENT
1. Kenali Ketidaksempurnaan
Pertama-tama, mari kita pahami bahwa ketidaksempurnaan itu adalah bagian dari hidup. Setiap orang pasti punya kekurangan dan melakukan kesalahan. Menurut psikolog Indonesia, Ratih Ibrahim, dalam bukunya Melepaskan Ketidaksempurnaan (2018), menerima ketidaksempurnaan adalah langkah awal untuk meraih kebahagiaan. Ketika kita berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain atau dengan standar yang tidak realistis, kita bisa mulai melihat keindahan dalam diri kita sendiri.
Jadi, daripada terus-menerus merasa tidak cukup baik, kenapa tidak kita coba untuk merayakan keunikan kita? Setiap orang punya cerita dan perjalanan hidup yang berbeda, dan itu yang membuat kita istimewa.
2. Ubah Cara Pandang
Mengubah cara pandang kita terhadap ketidaksempurnaan bisa membawa dampak yang besar. Dalam bukunya Bahagia Itu Sederhana (2019), Rhenald Kasali mengajak kita untuk melihat setiap pengalaman, baik yang positif maupun negatif, sebagai pelajaran. Ketika kita menganggap kesalahan sebagai bagian dari proses belajar, kita bisa mengurangi tekanan untuk selalu tampil sempurna.
ADVERTISEMENT
Misalnya, jika kita gagal dalam suatu proyek, alih-alih merasa hancur, kita bisa melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Setiap kegagalan bisa jadi batu loncatan menuju kesuksesan yang lebih besar.
3. Cintai Diri Sendiri
Menerima diri sendiri adalah kunci untuk menemukan kebahagiaan. Kita perlu belajar untuk mencintai diri kita dengan segala kekurangan. Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo pernah bilang di Kompas (2020) bahwa penerimaan diri bisa meningkatkan kesehatan mental dan emosional kita. Ketika kita bisa menerima diri kita apa adanya, hidup jadi terasa lebih ringan.
Cobalah untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri. Ingat, tidak ada yang sempurna. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Jadi, mari kita fokus pada apa yang kita miliki dan syukuri, bukan pada apa yang kita anggap kurang.
ADVERTISEMENT
4. Nikmati Prosesnya
Sering kali, kita terlalu fokus pada hasil akhir dan lupa untuk menikmati proses yang kita jalani. Dalam bukunya The Power of Now, Eckhart Tolle mengajak kita untuk hidup di saat ini dan menikmati setiap momen. Dengan fokus pada proses, kita bisa menemukan kebahagiaan dalam perjalanan, bukan hanya pada tujuan akhir.
Misalnya, dalam belajar, banyak siswa yang merasa tertekan untuk mendapatkan nilai sempurna. Namun, jika mereka bisa menikmati proses belajar dan memahami bahwa setiap kesalahan adalah bagian dari pembelajaran, mereka akan lebih bahagia. Begitu juga dalam karier; nikmati setiap langkah yang diambil, karena setiap pengalaman itu berharga.
5. Berlatih Syukur
Praktik bersyukur bisa membantu kita menghargai apa yang kita miliki, meskipun tidak sempurna. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Psikologi Indonesia, bersyukur bisa meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan hidup (Sari, 2021). Dengan mengalihkan perhatian dari apa yang kurang, kita bisa lebih menghargai kelebihan yang ada dalam hidup kita.
ADVERTISEMENT
Cobalah untuk menuliskan tiga hal yang kamu syukuri setiap hari. Ini bisa membantu kita untuk lebih fokus pada hal-hal positif dalam hidup, meskipun kita menghadapi tantangan. Dengan cara ini, kita bisa melatih pikiran kita untuk lebih menghargai ketidaksempurnaan yang ada.
Kesimpulan
Melepaskan cita-cita sempurna mungkin bukan hal yang mudah, tapi sangat mungkin untuk dilakukan. Dengan memahami dan menerima ketidaksempurnaan, mengubah cara pandang, mencintai diri sendiri, menikmati proses, dan berlatih syukur, kita bisa menemukan kebahagiaan yang sejati. Ketidaksempurnaan bukanlah halangan, melainkan bagian dari keindahan hidup yang harus kita rayakan. Jadi, mari kita nikmati perjalanan ini, dengan segala ketidaksempurnaannya!
Referensi
Ibrahim, Ratih. Melepaskan Ketidaksempurnaan. Jakarta: Penerbit XYZ, 2018.
Kasali, Rhenald. Bahagia Itu Sederhana. Jakarta: Penerbit ABC, 2019.
ADVERTISEMENT
Hadiwidjojo, Vera Itabiliana. "Penerimaan Diri dan Kesehatan Mental." Kompas, 2020.
Tolle, Eckhart. The Power of Now. New York: New World Library, 1997.
Sari, Dwi. "Pengaruh Syukur terhadap Kebahagiaan dan Kepuasan Hidup." Jurnal Psikologi Indonesia, vol. 8, no. 2, 2021, pp. 123-135.