Transit di Wilayah Schengen: Perlu Visa Enggak ya?

Dondhy Fahlensyah
Sesdilu 67, enjoys food, travels, and binge-watching
Konten dari Pengguna
5 September 2020 1:16 WIB
comment
14
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dondhy Fahlensyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di episode Airport Below Zero di NatGeo (29 Agustus 2020), ada satu segmen di mana petugas darat maskapai KLM di bandara Edmonton, Kanada, menolak seorang penumpang naik pesawat karena tidak memiliki visa Schengen.
Airport Below Zero. Foto: imdb.com
Sang penumpang yang bernama Carla, dalam perjalanan kembali ke Afrika Selatan dengan rute penerbangan: Edmonton (Kanada) - Amsterdam (Belanda) - Paris (Prancis) - Durban (Afrika Selatan)
ADVERTISEMENT
Carla ngotot agar tetap diperbolehkan naik pesawat itu dengan mengatakan kalau dia tidak berencana keluar dari bandara sampai tiba di Durban.
Mungkin anda juga berpikiran yang sama, Carla tidak keluar dari terminal internasional kenapa tidak dibolehkan naik pesawat? Di mana salahnya?
Untuk menjawab itu, saya perlu menunjukkan perbedaan antara bandara yang berada di negara schengen dengan bandara lainnnya.
Suasana apron bandara Frankfurt. Foto: Agnes N. S.
Di Bandara Internasional biasa kita lihat dua jenis terminal, Terminal Domestik dan Terminal Internasional. Pembagiannya pun cukup jelas dari namanya.
Bandara di negara-negara schengen juga terbagi dalam dua terminal. Tapi pembagiannya bukan domestik dan internasional, melainkan Terminal Schengen dan Terminal Non-Schengen.
Terminal Schengen beroperasi seperti terminal domestik di bandara pada umumnya. Tapi selain melayani penerbangan domestik, terminal ini juga melayani penerbangan dari dan ke kota-kota di wilayah schengen.
ADVERTISEMENT
Sementara Terminal Non-Schengen melayani penerbangan dari dan ke kota-kota di luar wilayah schengen. Sama dengan terminal internasional di bandara pada umumnya, di sini anda melewati pemeriksaan imigrasi jika akan keluar dari terminal.
Di Bandara Frankfurt Terminal A, B (gate B1-B20), D (D21-D49), dan E (E21-E26) adalah terminal Schengen. Sementara terminal C, Z, B (B21-B48), D (D1-D59), dan E (E2-E13) adalah terminal Non-Schengen. Foto: KJRI Frankfurt
Mari kita lihat kembali ke rute penerbangan Carla: Edmonton - Amsterdam - Paris - Durban. Sudah terlihat kan masalahnya di mana?
Carla yang tiba di Amsterdam dari Edmonton akan pindah terminal dari Terminal Non-Schengen ke Terminal Schengen untuk penerbangan lanjutannya ke Paris. Di sinilah Carla memerlukan visa Schengen.
Seandainya Carla tetap dibolehkan naik pesawat tanpa visa, dia akan ditolak masuk pada saat tiba di Amsterdam. Ketika itu terjadi, KLM harus membawa Carla kembali ke Edmonton. Tidak cuma itu, KLM juga akan kena denda karena meloloskan Carla. Makanya maskapai akan ngotot melarang anda naik pesawat tanpa dokumen perjalanan yang sesuai.
ADVERTISEMENT
Jadi, bagaimana supaya kasus Carla ini tidak terjadi pada diri anda? Sederhana kok: Kalau dalam rencana atau rute penerbangan anda terdapat dua Bandara di wilayah Schengen yang berurutan, berarti anda perlu visa Schengen. Tidak rumit kan?
Ilustrasi. Foto: Freepik.com
Kalau negara schengen tujuan saya ternyata sudah punya perjanjian bebas visa dengan Indonesia, saya tidak perlu visa dong?
Indonesia baru memiliki Perjanjian Bebas Visa bagi pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas (PBVDD) dengan beberapa negara di wilayah Schengen. Jadi pemegang paspor diplomatik dan dinas Indonesia bisa melakukan kunjungan singkat ke negara-negara ini tanpa visa.
Tapi itu bukan berarti anda tidak memerlukan visa sama sekali lho. Kalau ternyata dalam rute anda terdapat negara schengen yang belum bebas visa, maka anda harus punya visa.
ADVERTISEMENT
Oh iya, jangan berpikir untuk memanfaatkan negara Schengen yang memberikan bebas visa sebagai pintu masuk ke negara schengen lainnya yang belum bebas visa. Keberadaan anda tanpa visa di negara yang belum bebas visa itu ilegal. Anda bisa bayangkan sendiri repotnya jika terjadi sesuatu saat anda berstatus ilegal.
ilustrasi Foto: Freepik.com
Nah, tidak serumit yang anda bayangkan, kan? Mudah-mudahan cerita tadi bisa sedikit membantu anda dalam merencanakan perjalanan melewati negara-negara Schengen.