Mayday 2019!

Konten dari Pengguna
1 Mei 2019 19:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mudhya Razanne Tiara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
aksi para buruh mengisi hari peringatan buruh internasional
1 Mei! Ya! Tanggal yang biasa kita dengar dengan istilah Mayday ini merupakan Hari Buruh Internasional. Di mana pada hari ini menjadi awal dari tonggak perjuangan besar kaum buruh baik secara Internasional maupun di Indonesia yang khususnya pada tahun 1886, 400 ribu buruh telah berhasil memperjuangkan perubahan jam kerja yang semula 20 jam kerja per hari menjadi hanya 8 jam kerja per hari. Hari buruh pun mulai dirayakan pada tahun 1920. Namun kendati hari ini telah dirayakan sejak dahulu, hari buruh mulai ditetapkan sebagai hari libur nasional pada tahun 2014 setelah sempat dilarang eksistensinya pada masa Orde Baru.
Seorang buruh membawa papan "Tolak Dibodohi" yang menolak dibodohi para pengusaha
Meskipun merupakan hari libur nasional, para pekerja atau buruh tidak libur dalam memperjuangkan hak mereka. Seperti agenda yang dilakukan dari tahun ke tahun, 1 Mei 2019 kali ini pun turut diwarnai dengan sejumlah aksi unjuk rasa / demo sejak pagi hari. Aksi ini bertempat di sekitaran Bundaran HI, Monumen Nasional, Balai Kota, dan Stasiun Gambir. Sejumlah rombongan buruh dari berbagai perusahaan nampak memadati titik-titik perkumpulan dan berbaris membentuk barikade serta melakukan mobilisasi menuju Istana Negara.
mobilisasi para buruh di sekitaran Monumen Nasional (01/05/19)
Saat melakukan mobilisasi tersebut, para buruh turut menyuarakan keinginan dan hak-hak mereka kepada pemerintah sembari membawa banner / papan dan membagikan pamflet. Salah satu hal yang ditekankan para buruh ketika berdemonstrasi ialah mengenai penghapusan PP no. 78 tahun 2015 tentang pengupahan yang dirasa belum mampu menyejahterakan pihak kaum buruh dengan baik. Selain itu, para buruh juga saling mengajak untuk dapat meningkatkan rasa solidaritas melawan kriminalisasi pekerja , PHK sepihak, pengusaha yang kabur tanpa memberi kejelasan bagi para pekerja, dan berbagai permasalahan perburuhan lainnya. Tidak hanya kritik yang dilontarkan kepada pemerintah dan para pemilik perusahaan saja, akan tetapi saran seperti halnya seruan meninggalkan revolusi industri 4.0 dan keinginan untuk dimuainya revolusi industri 5.0 yang lebih mengedepankan peran manusia dalam industri dengan ditetapkannya jam kerja maksimal 6 jam per hari juga turut disampaikan.
ADVERTISEMENT
orasi perwakilan buruh Indonesia
Pelaksanaan aksi unjuk rasa berlangsung dengan ramai diselingi lagu-lagu, tarian, hingga pembacaan puisi dengan harapan barisan polisi yang berjaga di sepanjang Jalan Medan Merdeka Barat dapat membukakan akses bagi para buruh menuju Istana Negara. Namun hingga siang hari, barisan kaum buruh tidak dapat menembus jalan hingga ke daerah Istana Negara dikarenakan ketatnya pengamanan oleh aparat gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP yang telah berjaga di belakang pagar berduri demi menghalau massa melakukan unjuk rasa di depan istana. Terlepas dari hal tersebut, aksi unjuk rasa berlangsung tertib dan aman sehingga baik para buruh maupun satuan kemanan dapat melakukan tugasnya sebaik mungkin.
barisan para buruh dan polisi dibatasi oleh pagar berduri