Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Feminisme dalam Novel Perempuan di Titik Nol
11 Desember 2022 17:35 WIB
Tulisan dari Muhamad Fadlulloh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perempuan di titik Nol merupakan novel yang ditulis oleh Nawal El Saadawi dan terbit pertama kali dengan bahasa Arab yang berjudul Emra’a enda noktas el sifr pada tahun 1975. Novel Perempuan di titik Nol ditulis berdasarkan pengalaman perempuan yang di temui oleh Saadawi di penjara Qanatir. Tokoh dalam novel ini bernama Firdaus, seorang pembunuh yang akan dijatuhi hukuman mati. Novel ini mengeksplorasi tema-tema perempuan dalam masyarakat patriarki.
ADVERTISEMENT
Cerita dalam novel Perempuan di titik Nol terfokus pada kisah kehidupan Firdaus yang di ceritakan secara monolog dan dengan alur kilas balik dari dalam penjara. Firdaus adalah pelacur paling terkenal dan yang paling mahal bayarannya. Berprofesi sebagai pelacur menuntun dia pada kesadaran tentang otoritas dan harga dirinya secara harafiah.
Firdaus mengisahkan kisah hidupnya dari dalam penjara ketika dia sedang menunggu hukuman gantung karena telah membunuh. Kisah Firdaus menegaskan bagaimana perempuan di tengah masyarakat patriarki, perempuan selalu menjadi objek kekerasan dan sepanjang hidupnya akan selalu mengalami kekerasan.
Dalam masyarakat patriarkis, perempuan dipandang sebagai warga kelas dua yang tergantung kepada laki-laki, baik pada ayah, suami, paman. Tuntutan adat dan nilai-nilai budaya yang mengharuskan perempuan tunduk dan patuh serta memelihara domesitas tersebut, telah menjadikan perempuan terbelakang, tertindas, dan tidak mandiri dalam segala hal.
ADVERTISEMENT
Perempuan di Titik Nol merupakan suatu refleksi pemaknaan seksualitas dan posisi perempuan dalam kaitannya dengan kekuasaan posisi sosial laki-laki. El-Sadaawi memunculkan penokohan karakter pemberontak terhadap apa yang sudah dijalani masyarakat tentang kebebasan dan hak dari jenis kelamin perempuan.
Firdaus sebagai tokoh utama mencoba merekonstruksi diri dari kekuasaan tubuh perempuan yang berbeda dengan norma masyarakat dan nilai kesucian agama dalam suatu titik pembahasan mengenai privilege (hak istimewa) laki-laki dalam konteks pelacuran dan pernikahan. Seksualitas dalam norma masyarakat yang berlaku adalah privilege bagi laki-laki dalam konteks poligami.
“semua perempuan adalah korban penipuan. Lelaki memaksakan penipuan kepada perempuan, dan kemudian menghukum mereka karena telah tertipu, menindas mereka ketingkat, dan menghukum mereka karena telah jatuh begitu rendah, mengikat mereka dalam perkawinan, dan menghukum mereka dengan kerja kasar sepanjang umur mereka, atau menghantam mereka dengan penghinaan, atau dengan pukulan”
ADVERTISEMENT
(El Saadawi, “kini saya sadari bahwa yang paling sedikit diperdayakan dari semua perempuan adalah pelacur. Perkawinan adalah lembaga yang dibangun atas penderitaan yang paling kejam untuk kaum perempuan”(El Saadawi Nol, 2010:126).
Firdaus adalah hasil inses, tokoh pelacur menjelang hukuman mati yang membuat sebuah rumusan Timur Tengah. Atas nama adat dan agama, para perempuan mengalami penzaliman sehari-hari oleh suami dan keluarganya. Buku ini bagai membuka rahasia gelap masyarakat arab yang selam ini disembunyikan.
Di dalam novel Perempuan di Titik Nol, kekerasan fisik dan psikis terjadi dalam rumah tangga Syekh Mahmoud dan Firdaus. Memukul Firdaus tanpa sebab, karena satu kesalahan yang dilakukan Firdaus tanpa di sengaja. Kekerasan yang dilakukan Syekh Mahmoud merupakan tindakan penganiayaan secara fisik maupun psikilogis terhadap pasangan dalam keluarga atau rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Perempuan merupakan kelas bawah yang termasuk kaum proletar (buruh) dan laki-laki merupakan kelas atas yang merupakan kaum borjuis (pemilik modal). Perbedaan kelas ini menjadikan perempuan sebagai pemuas lelaki saja dan tidak memiliki hak untuk menolak karena hanyalah pekerja seperti yang dilakukan Sharifah terhadap Firdaus. Ketika Sharifah memanfaatkan keluguan Firdaus untuk melakukan eksploitasi tubuh Firdaus.
Bentuk feminisme radikal dalam novel Perempuan di Titik Nol tergambarkan melatindakan kekerasan seksual yang dilakukan oleh tokoh paman kepada Firdaus. Paman Firdaus mencoba untuk melakukan kekerasan seksual terhadap Firdaus pada saat ibunya membuat kue. Tangan paman mencoba meraba paha Firdaus yang terbuka dan seharusnya tindakan itu tidak pantas dilakukan.
Perempuan merupakan salah satu objek untuk menghasilkan keuntungan ekonomi. Dikisahkan dalam Novel Perempuan di Titik Nol bahwa perempuan yang tidak memiliki modal namun dipaksa untuk bekerja dan memuaskan pemilik modal (kaum borjuis). Tindakan tersebut menyebabkan banyak gadis yang bekerja bersama Firdaus dengan upah minimum mereka menjual tubuh sehingga mendapatkan perlakuan yang baik oleh para atasan yang haus akan tindakan yang hina itu.
ADVERTISEMENT
“setiap orang harus mati. Saya lebih suka mati karena kejahatan yang saya lakukan daripada mati untuk salah satu kejahatan yang kau lakukan.” Firdaus