Melirik Sektor Pariwisata Gastronomi di Majalengka

Muhamad Fikriyananda
Wirausaha Mahasiswa Magister Pariwisata Universitas Pendidikan Indonesia
Konten dari Pengguna
1 Juni 2021 5:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Fikriyananda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pengolahan Kecap secara Tradisional foto oleh Endang Mu'min
zoom-in-whitePerbesar
Pengolahan Kecap secara Tradisional foto oleh Endang Mu'min
ADVERTISEMENT
Keberagaman kuliner Indonesia terjadi karena melimpahnya beraneka ragam rempah-rempah di Indonesia yang menjadi latar belakang aneka kuliner khas yang ada di Indonesia. Setiap daerah pasti memiliki kekayaan menu dan cerita dibalik hidangannya.
ADVERTISEMENT
Mungkin dari kita tidak banyak yang mengetahui tentang wisata gastronomi. Ya, wisata gastronomi ini merupakan panduan yang melibatkan setiap hal dengan makanan dan minuman yang berkaitan dengan refleksi dari sebuah sejarah, dampak budaya, dan kondisi lingkungan suatu daerah.
Wisata gastronomi pun berbeda dengan kuliner. Kuliner sendiri merupakan ilmu yang berhubungan dengan seni dan keterampilan menyiapkan, menyusun, memasak dan menyajikan makanan.
Gastronomi telah menjadi sebuah eduwisata baru khususnya untuk inovasi pengolahan produk lokal. Hal ini disebabkan karena makanan dan minuman dapat menjadi produk yang tersedia setiap saat karena merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk hidup. Selain itu, edukasi wisata kuliner dalam suatu daerah akan menjadi hal baru yang diminati, sehingga dapat meningkatkan apresiasi wisatawan lokal maupun asing terhadap warisan budaya kuliner di setiap daerah.
ADVERTISEMENT
Sub sektor kuliner merupakan pemberi kontribusi yang cukup besar. Dari data KEMENPAREKRAF, sekitar 30% dari total pendapatan nasional didapatkan dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Industri kuliner menjadi salah satu pemeran utama yang sangat kuat untuk berkembang. Pemerintah melalui kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif sangat mendukung untuk sub sektor ini supaya lebih maju.
Banyaknya pembangunan akses jalan toll yang menuju ke Kabupaten Majalengka menjadi angin segar bagi masyarakatnya. Akses-akses ini menjadi kesempatan besar bagi masyarakat Majalengka untuk unjuk gigi atas eduwisata gastronomi yang dimiliki. Tak banyak yang tahu bahwa beberapa daerah di Majalengka memiliki daya tarik tersendiri seperti:
Desa Cisambeng
Desa Cisambeng merupakan sebuah wilayah di Kabupaten Majalengka dengan hampir 85% warganya bermata pencaharian sebagai produsen serta penjual tahu dan tempe. Pengolahan secara tradisional tahu dan tempe di desa Cisambeng kurang lebih sejak seratus tahun yang lalu. Tahu dan tempe yang dijual hanya berupa mentahan sebenarnya berpeluang besar untuk dibuat inovasi produk dengan bahan dasar tahu dan tempe. Beberapa contoh inovasi produk yang dapat dibuat adalah brownies tempe, pudding tahu, keripik tahu-tempe, dan nugget tahu serta masih banyak inovasi lainnya. Meski bahan baku pembuatannya adalah tahu dan tempe, produk – produk ini menghadirkan cita rasa yang baru dan khas serta tetap dapat dinikmati.
ADVERTISEMENT
Kelurahan Cicenang
Kelurahan Cicenang, Kecamatan Cigasong memproduksi pemanis tradisional yang bernama gula cakar. Gula cakar ini berbentuk persegi, berwarna merah muda. Warna merah muda, ini berasal dari pewarna makanan saat proses pengolahan. Gula cakar bertekstur kasar dan berongga besar. Gula cakar ini sangat mudah larut di dalam air hangat. Biasanya, masyarakat Majalengka menggunakan gula cakar sebagai pemanis untuk kopi atau teh. Gula cakar ini, sebenarnya dapat dipertahankan keberadaanya dan menjadi oleh-oleh khas dari kelurahan Cicenang.
Majalengka
Majalengka dikenal pula sebagai ‘Kota Kecap’. Bagaimana tidak, Majalengka mampu menghasilkan kecap khas yang rasanya tak sama dengan kecap produksi pabrik-pabrik besar seperti sekarang ini. Bagi yang sudah pernah mencoba rasa kecap khas dari Majalengka, tentu akan lebih memilih kecap ini sebagai pelengkap untuk makan atau bumbu masakan.
ADVERTISEMENT
Salah satu upaya edukasi wisata kepada wisatawan lokal maupun asing ialah dengan mengajak para wisatawan untuk ikut terlibat dalam proses pengolahan kecap. Sehingga, mereka dapat merasakan sensasi bagaimana cara mengolah atau membuat kecap tersebut.
Pengolahan Tahu Desa Cisambeng Foto oleh Muhamad Fikriyananda / Penulis