Konten dari Pengguna

Dari Lembaran Berubah ke Layar: Evolusi Perpustakaan Masa Kini

Muhamad Ikhsan Farid
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
30 April 2025 13:08 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Ikhsan Farid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Ketika membincangkan perpustakaan konvensional (perpustakaan berbahan kertasdan tinta), tentu kita tidak pernah bisa melepaskan unsur tempat karena eksistensi perpustakan konvensional ditandai dengan tempat. (Madinatul Munawwarah Ridwan dkk, 2021) Perpustakaan, yang dahulu identik dengan deretan rak kayu penuh buku-buku tebal berdebu, kini telah bertransformasi dan berubah menjadi pusat informasi digital yang dinamis. Evolusi ini tidak hanya melibatkan perubahan fisik seperti ruang, tempat, bentuk, dan lain-lain, tetapi juga mengubah peran dan cara sebuah perpustakaan melayani masyarakat.
ADVERTISEMENT
Di masa lalu, perpustakaan berfungsi sebagai tempat penyimpanan ilmu pengetahuan, di mana akses terhadap buku sangat terbatas dan terpusat. Mengunjungi perpustakaan berarti memasuki ruang yang penuh keheningan, di mana seseorang harus secara fisik mencari dan menelusuri katalog atau rak-rak buku secara manual untuk menemukan buku yang diinginkan. Akses terhadap pengetahuan terbatas oleh faktor ruang dan waktu; hanya mereka yang mampu datang ke lokasi perpustakaanlah yang dapat menikmati koleksi yang ada di perpustakaan tersebut. Di banyak tempat, jumlah salinan buku yang terbatas juga berarti pembatasan aksesibilitas bagi para pencari ilmu. Membaca buku fisik di ruang sunyi menjadi pengalaman utama para pengunjung.
Namun, dengan berkembangnya teknologi informasi, konsep tersebut mulai bergeser dan berubah. Dengan kemajuan akses internet, digitalisasi koleksi buku, pengembangan sistem informasi perpustakaan dan kemajuan perangkat lunak dalam manajemen data telah membantu proses pencarian informasi menjadi jauh lebih cepat, mudah, dan inklusif dan memungkinkan perpustakaan menghadirkan dan mengembangkan koleksi mereka dalam bentuk digital yang dapat diakses kapan saja dan dari mana saja.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya menyediakan koleksi digital, perpustakaan masa kini juga mengembangkan layanan berbasis teknologi, banyak perpustakaan menyediakan layanan peminjaman e-book, webinar literasi digital, jurnal online, repository, hingga akses ke database penelitian global. Tidak sedikit pula yang mengadakan, kelas literasi digital, dan forum diskusi daring, sehingga memperluas cakupan fungsinya dari sekadar tempat membaca menjadi pusat pembelajaran seumur hidup yang mengintegrasikan kebutuhan zaman modern. Evolusi ini membuat perpustakaan mampu menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat, termasuk mereka yang sebelumnya kesulitan dalam mengakses layanan fisik karena jarak geografis atau keterbatasan mobilitas.
Namun di sisi lain, perubahan/transformasi digital ini juga membawa tantangan baru. Isu masalah terkait hak cipta digital, keamanan data, ketimpangan akses teknologi; karena tidak semua individu memiliki perangkat yang cukup memadai atau koneksi internet yang stabil untuk mengakses layanan digital ini, dan kebutuhan pelatihan keterampilan digital bagi pustakawan menjadi perhatian penting yang tidak bisa diabaikan. Perpustakaan masa kini tidak hanya dituntut untuk menyediakan konten, tetapi juga menjembatani kesenjangan digital, melalui program literasi digital, penyediaan fasilitas komputer umum, dan pelatihan keterampilan teknologi agar semua orang dapat memanfaatkan sumber daya tersebut secara optimal.
ADVERTISEMENT
Selain itu, saat ini peran pustakawan juga mengalami evolusi. Jika dulu pustakawan berfokus pada pengelolaan katalog fisik dan membantu pencarian manual, kini mereka bertransformasi menjadi pengelola data digital, fasilitator pembelajaran daring, serta konsultan informasi yang membantu pengguna dalam menavigasi kompleksitas informasi di era internet. Pustakawan masa kini dituntut untuk melek dengan teknologi dan mampu mengelola platform digital sekaligus membangun komunitas pembelajar.
Meskipun saat ini teknologi telah menjadi jantung baru sebuah perpustakaan, tetapi esensi dasarnya tetap sama: yaitu mendekatkan manusia dengan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Evolusi ini bukan berarti menghapus nilai historis dan budaya yang melekat pada buku fisik. Sebaliknya, banyak perpustakaan modern justru menggabungkan kekayaan koleksi fisik dan digital untuk menciptakan pengalaman literasi yang lebih holistik.
ADVERTISEMENT
Perpustakaan masa kini juga semakin memainkan peran penting dalam mempromosikan inklusi sosial. Melalui ruang belajar terbuka, kegiatan komunitas, program literasi multibahasa, hingga ruang inovasi seperti makerspace dan laboratorium kreatif, perpustakaan menjadi katalisator dalam pengembangan masyarakat yang lebih egaliter dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Evolusi perpustakaan dari lembaran ke layar bukan sekadar modernisasi teknis semata, tetapi merupakan cerminan dari upaya berkelanjutan untuk menjaga relevansi institusi ini di tengah perubahan zaman. Dengan adaptasi yang tepat, perpustakaan akan tetap menjadi pilar penting dalam membangun masyarakat berpengetahuan di era digital.
Muhammad Ikhsan Farid, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Manajemen Pendidikan.