Konten dari Pengguna

Remaja dan Smartphone: Menghubungkan atau Memisahkan?

Muhamad Ilham
Saya adalah seorang Mahasiswa Di Universitas Pakuan
14 Januari 2025 10:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Ilham tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Smartphone telah menjadi bagian penting dari kehidupan remaja saat ini. Perangkat ini bukan lagi sekadar alat komunikasi, tetapi sudah menjadi jendela ke dunia digital yang serba cepat dan penuh informasi. Dengan aplikasi seperti WhatsApp, Instagram, TikTok, dan lainnya, remaja bisa tetap terhubung dengan teman-teman mereka kapan saja dan di mana saja. Bahkan, media sosial memungkinkan mereka untuk membangun jaringan pertemanan baru, menemukan komunitas dengan minat yang sama, hingga belajar banyak hal baru dari konten-konten yang bertebaran di internet. Tak heran, bagi
Aktivitas Remaja Yang Sibuk Dengan Handphonenya masing masing
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas Remaja Yang Sibuk Dengan Handphonenya masing masing
diabaikan. Penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar dapat mengurangi kualitas interaksi sosial secara langsung. Banyak remaja yang lebih nyaman mengobrol lewat chat atau komentar media sosial dibandingkan bertatap muka. Padahal, komunikasi tatap muka memiliki kedalaman emosional yang sulit tergantikan oleh teks atau emoji. Tak hanya itu, media sosial juga sering kali membawa tekanan psikologis. Banyak remaja merasa kurang puas dengan diri mereka sendiri setelah melihat unggahan orang lain yang terlihat lebih “sempurna.” Hal ini dapat memicu kecemasan, rasa tidak percaya diri, hingga masalah kesehatan mental lainnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada ancaman lain seperti cyberbullying, yang semakin marak di era digital. Dengan anonimitas yang ditawarkan oleh dunia maya, banyak remaja menjadi korban perundungan online yang berdampak serius pada kehidupan mereka. Belum lagi kecanduan yang bisa muncul akibat terlalu lama bermain game, scrolling media sosial, atau menonton video tanpa henti. Semua ini dapat mengganggu keseimbangan hidup remaja, mengurangi waktu untuk belajar, berinteraksi langsung dengan keluarga, atau sekadar menikmati dunia nyata.
Meski begitu, bukan berarti smartphone sepenuhnya buruk. Kuncinya adalah keseimbangan. Orang tua perlu berperan aktif dalam membimbing dan mengawasi penggunaan smartphone pada anak-anak mereka. Memberikan batasan waktu, mengajarkan penggunaan yang produktif, dan membangun kebiasaan komunikasi yang sehat adalah langkah-langkah penting untuk memastikan teknologi ini digunakan dengan bijak. Di sisi lain, remaja juga perlu belajar untuk lebih kritis dalam mengelola waktu mereka, memilih konten yang bermanfaat, serta tidak terjebak dalam tekanan sosial dunia maya.
ADVERTISEMENT
Smartphone memang alat yang luar biasa, tetapi penggunaannya harus tetap dalam kendali kita, bukan sebaliknya. Jika digunakan dengan bijak, smartphone dapat menjadi sarana untuk memperluas wawasan, membangun hubungan, dan mendukung perkembangan remaja. Sebaliknya, jika tidak dikelola dengan baik, ia dapat menjadi penghalang yang memisahkan mereka dari hubungan sosial yang lebih bermakna di dunia nyata.