Pengalaman Melihat Suku Mante di Tengah Hutan Leuser

27 Maret 2017 8:30 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Hutan Leuser, Aceh (Foto: Wikimedia Commons)
Video penampakan Suku Mante yang terekam pengendara motocross beberapa waktu lalu, menuai perhatian luas soal sosok yang menjadi legenda di tanah Aceh itu. Perjumpaan manusia dengan Suku Mante yang heboh itu sebenarnya bukanlah yang pertama.
ADVERTISEMENT
Adalah Fauzan Azima, eks Kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang mengaku pernah bertemu dengan Suku Mante, saat dia hidup di hutan sekitar tahun 2000-2005.
"Saya antara tahun 2000-2005 pindah ke pegunungan jadi kombatan GAM. Waktu di hutan itu kebetulan saya pernah bertemu Mante, cuma dalam keadaan mati karena terkena perangkap badak," ucap Fauzan kepada kumparan (kumparan.com), Senin (27/3).
Peristiwa itu terjadi di kawasan ekosistem Gunung Leuser di Wilayah Samar Kilang, Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah, Aceh. Menurutnya, sosok Mante yang dilihatnya itu memang berperawakan manusia.
"Mante (Mante-red) memang 100 persen mirip manusia, hanya tubuhnya kecil kurang dari 1 meter. (Manti yang ditemukan) jenis kelaminnya perempuan, tapi akhirnya kami kuburkan," cerita Fauzan.
ADVERTISEMENT
Panglima GAM Wilayah Linge itu mengaku sudah melihat video penampakan Mante yang tepergok pengendara motocross dan tersebar luas. Dia meyakini sosok itu memang Manti atau dalam bahasa Gayo disebut Mante.
Sebagai orang Aceh, cerita tentang Suku Mante sudah jamak menyebar luas, meski tak sedikit yang merahasiakan. Dari cerita itu dia meyakini sosok perempuan yang dilihatnya dalam keadaaan mati sekitar tahun 2004-2005 adalah Mante, dan serupa dengan yang dilihatnya dalam video.
"Ketika gerilya itu, kami kalau masuk hutan, punggung gunung (bagian tengah pegunungan) itu selalu ada jalan, bersih dan lebar. Seolah ada aktivitas di sana. Itu lintasan mereka," lanjut Azima.
ADVERTISEMENT
Hutan Leuser, Aceh (Foto: wikimedia commons)
Fauzan menyebut hampir jarang ada orang bisa melihat Suku Mante, lantaran mereka sangat bisa mencium keberadaan manusia. Kecuali manusia itu sedang berjalan melawan arah angin, artinya bau tubuh manusia tidak tercium.
"Kalau kita mau jumpa, jangan pakai parfum, tidak ada bau kimia, harus hidup seperti mereka. Jangan ada wangi-wangian. Tapi kalau ada bau rokok, asap-asap, dia tahu," tutur Fauzan.
"Kami pun baru 2 tahun terakhir bertemu (saat hidup di hutan, 2004-2005). Karena kita di hutan biasa enggak pakai sabun, enggak ada rokok," imbuhnya yang mengaku saat ini sebagai petani kopi.
Sementara soal Suku Mante terlihat oleh para pengendara motorcross, Fauzan menduga sosok itu sedang keluar kawasan hutan. Mungkin juga karena para pengendara motorcross sedang berlawanan dengan arah angin.
ADVERTISEMENT
"Kami belum pernah lihat rumah mereka, tapi katanya di goa dan di balik aii terjun," ucap Fauzan.