Cerita Saya Donor Plasma Konvalesen: Sekantong Harapan bagi Pasien COVID-19

Muhammad Iqbal
Aku - Kamu - Berita
Konten dari Pengguna
5 Agustus 2021 7:55 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Iqbal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Plasma konvalesen dari pasien sembuh COVID-19 di Unit Tranfusi Darah (UTD) RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Selasa (18/8). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO via kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Plasma konvalesen dari pasien sembuh COVID-19 di Unit Tranfusi Darah (UTD) RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Selasa (18/8). Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO via kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi Covid-19 menjadi sejarah kelam, setidaknya bagi saya. Kegagapan pemerintah mengendalikan Covid, membuat kematian dan kesembuhan seolah dianggap angka-angka di papan tulis.
ADVERTISEMENT
Padahal, sudah banyak anak kehilangan orang tua, ibu kehilangan anak, adik kehilangan kakak, sahabat lama yang wafat, tetangga yang wafat satu persatu wafat. Duh, sesak!
Covid-19 itu menginfeksi tubuh saya akhir Juni lalu. Saya dan istri. Kami bersyukur diberi kesembuhan. Tapi pengalaman Covid membuat saya meringis. Bukan karena nyawa yang hampir terenggut, tapi 'kehilangan' anak selama 2 minggu benar-benar membuat saya terpukul.
Anak dirawat beberapa hari di rumah sakit karena dehidrasi dan muntaber saat saya dan istri isolasi. Duh, nangis liat anak murung, berat badan berkurang, sering menangis, sampai akhirnya diinfus untuk pulihkan fisiknya. Saat-saat itulah saya bertekad akan donorkan plasma konvalesen untuk siapa saja.
Plasma itu komponen dalam darah yang mengandung antibodi. Kalau plasma saya disuntikkan ke pasien Covid, maka si pasien akan punya antibodi untuk melawan virus. Potensi sembuh akan besar. Begitu singkatnya.
ADVERTISEMENT

Pesan Teman Lama

Cerita donor itu bermula Minggu (1/8) malam kemarin. Usai menelepon seseorang via WA, saya tak sengaja membuka status WA kakak kelas dulu, Mba Ana. Statusnya membutuhkan plasma konvalesen untuk keluarganya dengan golongan darah O dan sejumlah syarat.
Saya yakin plasma dibutuhkan karena kondisi pasien sudah gawat, atau setidaknya harapan sembuh ada pada plasma. Saya chat dan menanyakan kondisi pasien. Usianya ternyata 70-an tahun, dirawat di RSPP.
Untuk bisa donor plasma minimal harus ada jeda 2 minggu sejak negatif. Saya sembuh sekitar 3 minggu lalu.
Semenit kemudian saya ajukan diri untuk jadi pendonor.
"Saya mungkin memenuhi syarat, saya bersedia donor plasma." chat pukul 20.30 WIB.
ADVERTISEMENT
Karena saya di Cianjur, maka saya ajukan izin kantor untuk ke Jakarta besok pagi. Lokasinya di PMI DKI di Jakarta Pusat. Belakangan kata petugas PMI, donor plasma konvalesen di Jakarta hanya bisa di PMI ini.
Ini syarat umum menjadi pendonor plasma konvalesen:

Di Lokasi Donor, PMI Jakarta

PMI DKI Jakarta
Tiba sekitar pukul 11.00 WIB di PMI Jakarta, saya sudah ditunggu salah seorang keluarga pasien di pintu masuk. Ternyata ada 3 orang lain yang akan jadi pendonor. Jadi 4 dengan saya.
ADVERTISEMENT
Si mbak keluarga pasien cerita bapaknya butuh 3 kantong plasma, sengaja dicari 4 orang biar 1 jadi cadangan kalau-kalau ada yang enggak penuhi syarat. Dia juga cerita bapaknya hanya dibantu oksigen, artinya intervensi untuk sembuh sangat butuh plasma.
"Plasma ini permintaan rumah sakit," cerita si Mbak. Duh, harus segera berarti.
Saya dan 3 pendonor diajak menuju ke lantai 5 kantor PMI. Lalu dibawa masuk ke salah satu ruangan berupa aula. Di pintu, ada tulisan kertas ditempel tak boleh ambil foto atau video. Saya manut, saya ceritakan saja ya.
Di dalam aula itu ada belasan orang sudah duduk di kursi-kursi yang ditata berjarak. Saya hitung ada 40 kursi. Lalu saya diminta mengambil nomor urut. Ternyata langsung dipanggil.
ADVERTISEMENT

Meja Pendaftaran

Oleh petugas, saya ditanyakan apakah donor ini sukarela atau permintaan pasien? Saya jawab permintaan pasien. Lalu saya diminta menunjukkan surat keterangan pasien yang butuh donor plasma. Saya tunjukkan foto kertas dari si mbak keluarga pasien tadi.
Surat Permintaan Plasma Konvalesen dari Pasien
Lalu saya diminta mengirimkan bukti hasil tes PCR positif dan negatif Covid melalui WA ke nomor PMI yang ditempel di tembok. Mereka minta PCR, enggak boleh antigen.
Nah, saya cuma pernah sekali tes PCR saat positif, sementara negatif saya pakai Antigen. Ternyata masih bisa, karena intinya PMI butuh pasti kita pernah Covid dari PCR.
Ironi ya. Banyak banget orang positif Covid di Indonesia dari tes Antigen. Ternyata enggak bisa donor plasma. Duh!
ADVERTISEMENT
Di meja informasi sejumlah pertanyaan diajukan, gejala apa saja selama Covid (minimal harus ada 3 gejala), kapan positif dan negatif, pernah bekam enggak, punya tato enggak, makan terakhir kapan, lagi minum obat-obatan enggak, dan lain-lain enggak hafal.
Lalu saya juga perlu isi data di website PMI DKI.
Dari pendaftaran, saya dikasih form yang harus diisi dari meja lain. Di situ kita harus isi data diri (KTP) sampai riwayat penyakit, ada 4 lembar isian. Terutama pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur layak tidak jadi pendonor. Di antara pertanyaan itu, misal pernahkan menerima transfusi darah, pernahkah berhubungan badan dengan PSK? Pernahkah tinggal 5 tahun di Inggris? dan lain-lain, ketat.
Jangan khawatir enggak bawa pulpen, sudah disiapkan.
ADVERTISEMENT

Meja Tes Darah

Selanjutnya saya dipanggil untuk diambil sampel darahnya. Sampai sini berarti secara administratif saya memenuhi syarat sebagai pendonor. Sampel dibutuhkan untuk melihat apakah kandungan darah saya layak didonorkan.
Lihat jarum masuk tangan itu sesuatu. Setelah itu saya diminta menunggu sekitar 30 menit.

Meja Pengecekan Terakhir

Hasil tes darah saya ternyata bagus. Lalu tensi saya dicek dan diajukan pertanyaan singkat.
"Sudah makan tadi pagi?"
Sudah, Bu, nasi uduk Cianjur.
"Istirahat cukup?"
Cukup.
Nanti tunggu ya, mungkin agak lama karena banyak yang donor hari ini. "Siap Bu, alhamdulillah banyak pendonor plasma".

Proses Donor Plasma

Saya menunggu cukup lama usai diambil sampel tadi. Sejak datang pukul 11.00 WIB dan melewati beberapa meja, saya baru dipanggil untuk donor plasma pukul 15.00 WIB. Sudah 4 jam ya sejauh ini.
ADVERTISEMENT
Masih di aula yang sama, tapi tempat donor dipisah penghalang setinggi 1,5 meter. Donor plasma tidak seperti donor darah biasa, ada alat khusus.
Setelah googling, namanya Apheresis. Fungsinya memisahkan sel darah merah, sel darah putih, trombosit, danplasma konvalesen. Nah, plasma itu yang diambil.
Kira-kira seperti foto di bawah ini. Tapi yang saya pakai layar sentuhnya berada di atas untuk mengontrol proses pengambilan plasma.
Kali ini tangan kanan saya yang disuntik. "Prosesnya sekitar 30 menit ya," ucap petugas.
Ada 3 selang tergabung yang terhubung dengan Apheresis. Saya diberi semacam mainan busa di pergelangan tangan yang disuntik. Fungsinya untuk diremas-remas jika proses tranfusi perlu tekanan.
"Di layar kalau ada tulisan 'Pressure Draw' tekan-tekan (mainan busanya). Kalau 'Pressure Return' enggak perlu," petugas kasih instruksi singkat.
ADVERTISEMENT
Jadi, selama proses saya harus perhatikan layar.
Alhamdulilah proses selesai pukul 16.00 WIB. Jadi perlu kira-kira 5 jam untuk donor plasma.
Lalu saya menemui mbak keluarga pasien dan menyerahkan kertas bukti donor plasma untuk nanti dipakai pasien.
Saya kembali ke Cianjur.
Oya, belakangan saya baru tahu 3 orang lain yang datang bersama saya tidak memenuhi syarat sebagai pendonor plasma. Ada yang belum saatnya donor, dan lainnya.
Betapa ketatnya syarat untuk donor plasma.

Ayo Donor Plasma

Orang yang terinfeksi Covid banyakk bangett. Tapi yang mau donor sedikit. Pun, dari yang sedikit itu hanya sedikit yang memenuhi syarat.
Lewat tulisan ini saya mengajak siapa saja yang pernah positif Covid untuk mendonorkan plasmanya. Enggak perlu tunggu orang butuh plasma, kesempatan jadi pendonor plasma cuma 3 bulan sejak sembuh dari Covid.
ADVERTISEMENT
Tepatnya, 2 minggu sejak sembuh sudah bisa donor. Dan bisa beberapa kali donor dengan jarak 2 minggu. Donorlah untuk sukarela.
Untuk Jabodetabek, datang aja ke PMI DKI di Kramat Raya. Hasil tes PCR boleh cuma berupa foto/pdf. KTP dibawa cuma untuk isi informed consent. Selebihnya tinggal ikuti prosesnya.
Bisa juga dengan membuat status: "Butuh donor Plasma Gol. Darah "..", boleh chat saya.
Antibodi dalam tubuh kita itu sangat sangat sangat dibutuhkan pasien Covid yang sedang berjuang dengan ventilator, dibutuhkan pasien-pasien yang sedang mengeja kesempatan tetap hidup atau Allah cukupkan amalnya.
Semoga bermanfaat.
Foto saya usai donor plasma konvalesen.