Kegeraman Jenderal TNI Gara-gara Prajurit Tewas Ditusuk Geng Motor

10 Juli 2017 16:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mayjen TNI Cucu Somantri. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Mayjen TNI Cucu Somantri. (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Panglima Daerah Militer (Pangdam) I Bukit Barisan Mayor Jenderal TNI Cucu Somantri, tak habis pikir dengan ulah geng motor di Kecamatan Kateman, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Anak buahnya tewas ditikam keris saat sedang bertugas membantu warga.
ADVERTISEMENT
Pangdam langsung memerintahkan anggotanya untuk menertibkan geng motor, bahkan menindak di tempat jika terbukti meresahkan masyarakat atau mengancam prajurit.
"Saya perintahkan ke jajaran saya, tidak ada lagi di jajaran Kodam I Bukit Barisan yang wilayah kerjanya Sumatera Utara, Riau, Padang dan Kepri untuk menertibkan geng-geng motor yang sangat meresahkan masyarakat," ucap Mayjen Cucu Somantri dikutip dari Antara, Senin (10/7).
"Karena ini sudah keterlaluan, bahkan aparat sudah menjadi korban," tegasnya. (Baca: Anggota TNI di Riau Tewas Ditusuk Keris)
Pangdam sudah menyampaikan instruksi untuk melakukan tindakan di tempat terhadap geng motor, namun penertiban itu tetap secara profesional sesuai standar operasional prosedur TNI.
ADVERTISEMENT
"Ini penertiban untuk mencegah meluasnya tindak kekerasan geng motor, nanti takutnya maayarakat jadi korban. Karena banyak juga merasa karena tak ada ditegur, masyarakat takut, dan aparat terbatas di desa. Kita perkuat kekuatan untuk memberantas kebrutalan geng motor ini," tegasnya.
Prajurit TNI melakukan gelar pasukan pengamanan. (Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana)
zoom-in-whitePerbesar
Prajurit TNI melakukan gelar pasukan pengamanan. (Foto: ANTARA/Nyoman Budhiana)
Kegeraman Pangdam itu menyusul tewasnya Bintara Babinsa Serda Musaini (55) usai Salat Jumat (7/7). Saat itu, Musaini usai menyalatkan jenazah warga di masjid dan diantarkan ke pemakaman.
Namun dalam perjalanan, ada sekelompok anak muda yang belakangan diketahui geng motor, mengendarai motor dengan kecepatan tinggi sambil bagian depannya diangkat-angkat.
Hal ini oleh Serda Musaini dianggap mengganggu prosesi pemakaman. Dan benar, pada jarak 50 meter, pengendara motor itu juga menabrak salah satu rumah ustad.
ADVERTISEMENT
"Ini lalu ditegur rekan Babinsa Kopka Candra, ini lagi kedukaan kok mau menyerempet. Dia (pelaku penikaman) melawan, lalu Serda Musaini didekati dan bilang jangan melawan, Candra ini tentara juga. Kebetulan saat itu sedang pakai baju koko. Orang kedukaan malah menggangu," ungkap Pangdam.
Pelaku yang terjatuh dari motor ini merasa tidak terima ditegur. Pangdam menduga bisa saja pelaku sedang mabuk karena tidak Salat Jumat. Usai prosesi pemakaman, terjadilah penusukan terhadap Serda Musaini oleh pelaku yang diketahui bernama Tamsir (22).
Ilustrasi Pembunuhan. (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pembunuhan. (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
Warga lalu berdatangan memberikan pertolongan dengan membawa korban ke Rumah Sakit, sementara Kopka Chandra sempat menghalangi warga agar tidak menghakimi pelaku. Serda Musaini akhirnya tewas karena luka yang parah.
"Kalau tempat kecil ini saja ada geng motor, bagaimana di tempat besar. Jangan sampai ini meluas," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Bukan Peristiwa Pertama
Peristiwa geng motor menyerang prajurit TNI di Riau, bukanlah yang pertama kali terjadi. Sabtu (17/6) saat Bulan Ramadhan lalu, anggota TNI bernama Prada Ananda dibacok hanya karena menegur geng motor yang berteriak-teriak saat Sahur on The Road di Kemayoran Jakarta Pusat.
Sejumlah Senjata yang Digunakan Geng Motor (Foto: Aria Pradana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah Senjata yang Digunakan Geng Motor (Foto: Aria Pradana/kumparan)
Polda Metro Jaya kemudian bergerak cepat dan mengamankan 4 orang pelaku dalam peristiwa itu. (Baca juga: Anggota TNI Terluka Kena Celurit Remaja yang SOTR di Kemayoran).
Minggu, 5 Juni 2016, anggota Kopassus Pratu Galang Suryawan, juga tewas akibat dikeroyok anggota geng motor di Jalan Asia Afrika, Bandung. Kasus yang membuat geram prajurit di lingkungan Kodam III Siliwangi itu berhasil diusut polisi dan membawa para pelaku ke pengadilan.
ADVERTISEMENT
Setahun sebelumnya, pada 2015 masih di Bandung, anggota TNI AU, Serka Sainal (38), terluka dibacok oleh sekelompok orang diduga geng motor di depan rumahnya, Kecamatan Soreang, Bandung. Kasus ini juga diusut polisi dan berhasil ditangkap 4 orang pelaku.