Poltracking: Elektabilitas Ridwan Kamil Tinggi, Belum Tentu Menang

8 Juni 2017 18:44 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ridwan Kamil di acara deklarasi Nasdem (Foto: Agus Bebeng/ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Ridwan Kamil di acara deklarasi Nasdem (Foto: Agus Bebeng/ANTARA)
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, punya elektabitas tinggi di seluruh survei Pilgub Jawa Barat. Lembaga Poltracking Indonesia mencatat ada banyak faktor yang membuatnya kuat sebagai kandidat, mulai dari kinerja hingga personal.
ADVERTISEMENT
"Jika dianaisis, tingginya eletabilitas Ridwan Kamil tak bisa dipisahkan dari sejumlah hal. Pertama, efek kerja-kerja politik Ridwan Kamil dalam beberapa tahun terakhir. Prestasi dan berbagai inovasi Ridwan Kamil yang ditorehkan selama ini telah mampu mendatangkan 'magnet electoral' bagi publik," ucap Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda AR dalam paparan di Jakarta, Kamis (8/6).
Rilis survei Poltracking Indonesia (Foto: Wandha Nur/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rilis survei Poltracking Indonesia (Foto: Wandha Nur/kumparan)
Alasan kedua elektabilitas Ridwan Kamil tinggi, karena publikasi yang masif menjelang Pilkada DKI Jakarta yang menggadang-gadangkan Ridwan Kamil sebagai pesaing Ahok. Meski pada akhirnya Ridwan Kamil tak jadi maju di DKI.
"Ketiga, intensitasnya Ridwan Kamil menggunakan media sosial Facebook, Twitter, dan Instagram, juga membuatnya makin populer dan disukai oleh kalangan muda," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dari sisi penilaian kualitas personal, Ridwan Kamil juga mendapat skor yang tinggi dibandingkan calon lain. Hanya pada aspek religius saja kalah oleh Abdullah Gymnastiar (Aa Gym). Berikut datanya:
Hasil survei Poltracking (Foto: Dok. Poltracking)
zoom-in-whitePerbesar
Hasil survei Poltracking (Foto: Dok. Poltracking)
Namun kata Hanta, tingginya elektabilitas Ridwan Kamil saat ini bukan berarti otomatis bahwa ia akan terpilih sebagai Gubernur Jawa Barat 2018. Ada beberapa faktor, yaitu jadwal Pilkada Jabar yang masih menyisakan satu tahun lagi, tingkat kemantapan pilihan masih rendah, dinamika isu yang akan terus bergulir, dan undecided voters atau pemilih yang belum menentukan pilihan masih relatif tinggi.
"Artinya potensi terjadinya peralihan dukungan publik dari yang semula memilih Ridwan Kamil, berubah menjadi pemilih dengan kandidat yang lain sangat mungkin terjadi," imbuh Hanta.
ADVERTISEMENT
Apalagi menurutnya, dalam survei, responden yang sudah mantap dengan pilihan baru 25,50 persen dan yang masih akan berubah 51,63 persen. "Data ini menunjukkan tren perilaku memilih di Jawa Barat masih sangat fluktuatif," tutup Hanta.