Puisi Panglima TNI 'Tapi Bukan Kami Punya' Gambarkan Kondisi Bangsa

24 Mei 2017 10:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Panglima TNI Gatot Nurmantyo. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Panglima TNI Gatot Nurmantyo. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Puisi berjudul 'Tapi Bukan Kami Punya' yang dibacakan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di Rapimnas Partai Golkar, viral di media sosial. Puisi itu menuai banyak persepsi, namun Mabes TNI menjelaskan maksudnya.
ADVERTISEMENT
"Untuk menghindari salah persepsi pembacaan puisi tersebut, perlu saya jelaskan bahwa pada saat itu Panglima TNI hanya membacakan potongan puisi, untuk memberikan gambaran tentang kebangsaan sesuai tema kepada peserta Rapimnas Golkar," ucap Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto, Rabu (24/7).
Wuryanto mengatakan puisi itu hanya penggalan dari versi utuhnya yang dibuat oleh konsultan politik Denny JA. Puspen TNI sudah mempublikasikan video tersebut melalui website Mabes TNI.
Panglima TNI saat membacakan video itu, sudah menjelaskan bahwa puisi ini berisi pesan agar kita waspada menjaga identitas bangsa. Gatot mencontohkan suku asli di Amerika, Indian, yang hampir punah, Aborigin di Australia yang juga hampir punah, dan Melayu di Singapura.
"Ini adalah tangisan di suatu wilayah yaitu dulu daerah tersebut adalah pulau yang dihuni Melayu Singapura, sekarang mmenjadi seperti ini (suku Melayu terpinggirkan)," ucap Gatot setelah membacakan puisi itu.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita tidak waspada, suatu saat Bapak Ibu sekalian yang duduk di sini, anak cucunya tidak tinggal lagi di sini, (tapi) di pinggiran," imbuhnya disusul tepuk tangan pengurus Golkar.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (Foto: M Agung Rajasa/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (Foto: M Agung Rajasa/Antara)
Puisi itu dalam versi awal Denny JA, dibuat untuk mengenang wafatnya pemusik legendaris Leo Kristi. Judulnya 'Tapi Bukan Kami Punya', yang juga terinspirasi dari lirik lagu Leo Kristi: 'Salam dari Desa'.
Puisi itu cukup panjang dengan mengangkat isu keadilan sosial, demonstrasi dan agama. Namun oleh Panglima TNI dipotong seperti yang dia sampaikan di Rapimnas Golkar dengan memotong isu demonstrasi dan agama.
ADVERTISEMENT