Konten dari Pengguna

Kurikulum Pendidikan Berbasis Digital bagi Siswa di Era Globalisasi

Muhamad Rizki
Mahasiswa Aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Semester 1.
29 Oktober 2024 8:07 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Rizki tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kurikulum dalam Pendidikan menjadi salah satu faktor terpenting dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia yang baik serta menjadi faktor yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan berbasis Digital merupakan proses yang sengaja disusun untuk mempengaruhi siswa agar dapat beradaptasi dengan lingkungan mereka sebaik mungkin. Sebelum era digital merajalela, metode pembelajaran sangat bergantung pada sumber daya fisik dan interaksi tatap muka langsung. Materi pembelajaran umumnya disampaikan oleh beberapa cara seperti melalui Buku Teks yang menjadi sumber utama pengetahuan siswa. Informasi disajikan secara tertulis dan dilengkapi dengan gambar serta diagram. Guru menuliskan materi pelajaran di papan tulis, kemudian siswa mencatat. Melalui juga Alat Peraga Objek fisik seperti model, peta, atau alat percobaan digunakan untuk membantu siswa memahami konsep abstrak. Yang terakhir melalui Media Audiovisual seperti Penggunaan film, slide, atau kaset rekaman merupakan langkah awal dalam menghadirkan media audiovisual dalam pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Kualitas pendidikan yang rendah masih menjadi masalah yang serius dalam peningkatan mutu di Indonesia. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia tersebut bisa dilihat ketika kita melakukan perbandingan antara pendidikan dalam negeri dengan pendidikan diluar negeri. Banyak institusi pendidikan di Indonesia yang masih menghadapi kendala dalam hal fasilitas yang memadai, kualitas pengajar, dan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan zaman. Fasilitas pendidikan yang kurang lengkap, seperti laboratorium, perpustakaan, dan alat bantu belajar modern, menghambat proses pembelajaran yang efektif. Selain itu, kualitas pengajar yang belum merata menjadi tantangan tersendiri, dimana masih banyak guru yang belum memiliki kompetensi dan pelatihan yang memadai untuk mengajar sesuai dengan standar global.
Kurikulum pendidikan sebelum berbasis digital memiliki beberapa kekurangan yang dapat memengaruhi efektivitas pembelajaran. Berikut adalah beberapa poin penting:
Ilustrasi pembelajaran berbasis digital. (Foto: Istimewa)
1. Keterbatasan Akses dan Sumber Daya
ADVERTISEMENT
• Akses Terbatas ke Materi: Siswa sering kali hanya bergantung pada buku teks fisik, yang mungkin tidak selalu up-to-date atau mencakup semua informasi terkini.
• Keterbatasan Sumber Daya: Tidak semua sekolah memiliki fasilitas yang memadai, seperti perpustakaan lengkap atau akses internet yang baik.
2. Metode Pembelajaran yang Monoton
• Pengajaran Tradisional: Kurikulum sering kali berfokus pada ceramah dan pengulangan, yang dapat membuat siswa kurang terlibat dan kurang termotivasi.
• Keterlibatan Siswa yang Rendah: Pendekatan yang kurang interaktif membuat siswa sulit untuk berpartisipasi aktif dalam proses belajar.
3. Kesulitan dalam Penyesuaian
• Ketidakmampuan untuk Menyesuaikan Diri dengan Perubahan: Kurikulum yang kaku sulit untuk diadaptasi dengan perubahan kebutuhan masyarakat dan perkembangan teknologi.
ADVERTISEMENT
• Keterbatasan Penilaian: Metode penilaian yang digunakan sering kali tidak mencerminkan kemampuan siswa secara menyeluruh.
4. Kurangnya Keterlibatan Orang Tua dan Komunitas
• Keterbatasan Komunikasi: Kurikulum tradisional sering kali tidak memfasilitasi komunikasi yang baik antara sekolah, orang tua, dan komunitas.
• Partisipasi yang Rendah: Orang tua dan komunitas tidak selalu terlibat dalam proses pendidikan siswa.
5. Fokus Terlalu Kuat pada Teori
• Kekurangan Praktik: Terlalu banyak fokus pada teori tanpa memberikan pengalaman praktis yang relevan, yang dapat membatasi pemahaman siswa.
• Tidak Mendorong Inovasi: Tidak ada ruang untuk eksplorasi dan kreativitas dalam pembelajaran, yang penting untuk mengembangkan pemikiran kritis.
6. Pengabaian pada Kesehatan Mental dan Emosional
• Kurangnya Dukungan Emosional: Kurikulum yang tidak memperhatikan kesehatan mental siswa dapat menyebabkan stres dan tekanan berlebih.
ADVERTISEMENT
• Minimnya Pembelajaran Sosial dan Emosional: Keterampilan sosial dan emosional sering kali diabaikan, padahal penting untuk perkembangan holistik siswa.
Kekurangan-kekurangan ini menunjukkan perlunya transformasi kurikulum menuju pendekatan yang lebih berbasis digital dan interaktif untuk memenuhi kebutuhan siswa di era modern.
Pendidikan berbasis digital telah menjadi pilar penting dalam era globalisasi. Integrasi teknologi digital ke dalam kurikulum sekolah memberikan siswa keterampilan dan pengetahuan yang relevan untuk menghadapi tantangan masa depan.
Kurikulum berbasis digital menawarkan sejumlah keuntungan signifikan dibandingkan dengan kurikulum tradisional. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Keuntungan Kurikulum Berbasis Digital
1. Akses Informasi yang Lebih Luas dan Aktual:
Informasi terkini: Materi pembelajaran selalu dapat diperbarui untuk mengikuti perkembangan zaman.
Sumber beragam: Siswa dapat mengakses berbagai sumber informasi dari seluruh dunia, seperti artikel ilmiah, video, dan database online.
ADVERTISEMENT
Pembelajaran mandiri: Siswa dapat belajar kapan saja dan di mana saja sesuai dengan kecepatan masing-masing.
2. Pembelajaran yang Lebih Interaktif dan Menarik:
Media yang beragam: Penggunaan video, animasi, simulasi, dan game membuat pembelajaran lebih menarik dan mudah dipahami.
Keterlibatan aktif: Siswa diajak untuk berinteraksi langsung dengan materi pelajaran melalui kuis, latihan, dan diskusi online.
Fokus pada pemecahan masalah: Kurikulum berbasis digital seringkali menekankan pada pemecahan masalah nyata melalui proyek-proyek berbasis teknologi.
3. Personalisasi Pembelajaran:
Penyesuaian materi: Materi pembelajaran dapat disesuaikan dengan tingkat kemampuan dan minat masing-masing siswa.
Pembelajaran adaptif: Sistem pembelajaran dapat memberikan umpan balik yang personal untuk membantu siswa memperbaiki kekurangan mereka.
Laju pembelajaran yang fleksibel: Siswa dapat belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan kemampuan mereka.
ADVERTISEMENT
4. Kolaborasi dan Komunikasi yang Lebih Efektif:
Kerja sama tim: Siswa dapat bekerja sama dalam proyek-proyek kelompok secara online, meskipun mereka berada di tempat yang berbeda.
Diskusi interaktif: Forum diskusi online memungkinkan siswa untuk bertukar pikiran dan berbagi ide dengan teman sekelas dan guru.
Keterampilan komunikasi yang lebih baik: Siswa dilatih untuk berkomunikasi secara efektif melalui berbagai platform digital.
5. Pengembangan Keterampilan Abad 21:
Berpikir kritis: Siswa diajarkan untuk menganalisis informasi, mengevaluasi argumen, dan mengambil keputusan.
Kreativitas: Siswa didorong untuk berpikir kreatif dan menghasilkan ide-ide baru.
Kolaborasi: Siswa belajar untuk bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan masalah.
Komunikasi: Siswa mengembangkan keterampilan komunikasi yang efektif, baik secara lisan maupun tulisan.
ADVERTISEMENT
6. Efisiensi dan Efektivitas:
Penghematan waktu: Materi pembelajaran dapat diakses dengan cepat dan mudah.
Penghematan biaya: Penggunaan sumber daya digital dapat mengurangi biaya produksi materi pembelajaran.
Peningkatan efektivitas pembelajaran: Dengan adanya data pembelajaran, guru dapat memantau kemajuan siswa dan memberikan intervensi yang tepat.