Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Penyidik KPK Novel Baswedan menyatakan anggota DPR Miryam S Haryani berbohong. Novel membantah sejumlah pernyataan Miryam mengenai pemeriksaan di kasus e-KTP.
ADVERTISEMENT
"Yang disampaikan saksi (Miryam) tadi bohong. Saya akan menyampaikan beberapa hal," kata Novel.
Pernyataan Novel diucapkan di sidang kasus e-KTP yang digelar Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (30/3). Miryam juga duduk sebagai saksi di sidang itu, karena majelis hakim ingin mengkonfrontir keterangan keduanya.
Miryam, kata Novel, diperiksa di lantai 4 Gedung KPK yang beralamat di Jalan Rasuna Said Kavling C1. "Di ruangan 24, itu bukan ruangan 2x2 (meter), itu ruangan standar. Dicek sekarang juga bisa," katanya. Sebelumnya, Miryam bilang diperiksa di ruangan berukuran 2x2 meter.
Kemudian, Novel membantah makan durian sebelum memeriksa Miryam. "Saya makan roti isi duren, saya tidak tahu yang bersangkutan (Miryam) mabuk duren. Tapi waktu itu pemeriksaan telah selesai, kalau mengganggu secara pribadi itu tidak terkorelasi dengan keterangan yang telah diberikan bersangkutan (Miryam)," ujar Novel.
ADVERTISEMENT
Ketika Novel makan roti tersebut, Miryam keluar ruangan. "Itu ruangan print dan lebih besar, dia (Miryam) duduk di sana, itu bukan lorong," kata Novel.
Novel juga membantah Miryam muntah-muntah. "Kalau muntah pasti kelihatan dan pasti kami panggil dokter. Tidak benar yang bersangkutan (Miryam) sampai muntah-muntah," katanya.
Selain itu, keterangan Miryam mengenai ibunya yang sakit parah, juga janggal. "Waktu itu keterangan soal orang tuanya sakit sepertinya berbeda, tidak ada itu," kata Novel.
Ketua majelis hakim, Jhon Halasan Butar Butar, kemudian bertanya ke Miryam, karena pada persidangan Kamis sepekan sebelumnya, Miryamlah yang menyebut keterangan-keterangan yang dibantah Novel itu.
ADVERTISEMENT
"Saya agak stres karena Novel bilang saya mau ditangkap tahun 2010, kan bikin down saya, saya kebayang anak saya," kata Miryam.
Miryam juga mengakui disodori kertas yang sudah tercetak kesaksiannya. "Isinya banyak mencantumkan orang-orang Golkar, saya bilang 'Kok ini tidak seperti yang Bapak tanya ke saya'," kata politisi Hanura itu.
Jhon kemudian bertanya apa yang salah, lantaran Miryam di pemeriksaan menjelaskan soal bagi-bagi uang e-KTP. Tapi Miryam berkukuh menjawab salah namun tak menjelaskan detailnya.
"Saya kurang tahu, mungkin sebelum membuat BAP (berita acara pemeriksaan) saya, beliau (Novel) nge-print yang salah," kata Miryam yang kemudian menuding penyidik membuat BAP fiktif.
ADVERTISEMENT
Jhon kemudian meminta Novel menjelaskan. Novel menjawab, kertas yang diperlihatkan kepada Miryam itu adalah keterangan Miryam sendiri.
"Kami sengaja setiap koreksi kami simpan untuk suatu saat bisa dilihat lagi, apakah ada nama-nama yang dimaksud itu (orang-orang Golkar). Koreksi dilakukan dengan kesadaran yang bersangkutan, jadi tidak logis ketika penyidik membuat BAP sendiri," kata Novel.