7 Profil Pemain NBA Setelah Pensiun

7 Februari 2017 10:51 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Shaquille O’Neal (Foto: Shaquille O’Neal/Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Shaquille O’Neal (Foto: Shaquille O’Neal/Facebook)
Melihat gaji pemain NBA yang mencapai jutaan dolar per tahunnya pastinya membuat kita berpikir bahwa gaji tersebut dapat menghidupi kita hingga masa tua dan ajal menjemput. Sebut saja LeBron James yang memiliki gaji 30 juta Dolar AS per tahun dan Anthony Davis yang memiliki gaji 22 juta Dolar AS per tahun, gaji seumur hidup kita (ya, kita… pekerja-pekerja biasa) mungkin tak akan mampu mencapai angka tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, gaya hidup glamor, rendah pengetahuan terkait pengelolaan keuangan serta keputusan finansial dan investasi yang buruk membuat sebagian pemain NBA yang pensiun terjerumus ke dalam lubang kebangkrutan. Dilansir Sports Illustrated pada 2009, sekitar 60 persen pemain NBA bangkrut 5 tahun setelah pensiun.
Allen Iverson, yang mengumpulkan 200 juta Dolar AS sepanjang kariernya, sempat terlilit hutang pasca-pensiun. Begitu juga dengan Scottie Pippen yang berpendapatan 120 juta Dolar AS sepanjang kariernya, lenyap begitu saja karena sejumlah keputusan investasi yang buruk. Sebagian lainnya sempat mengalami kebangkrutan karena gaya hidup dan masalah hukum.
Di balik semua kisah pilu tersebut, terdapat beberapa eks pemain yang mampu menginvestasikan pendapatannya dengan baik atau dapat meniti karier, melihat peluang, dan mengasah pengetahuan mereka di luar dunia basket.
ADVERTISEMENT
Berikut ini kumparan merangkum karier dan profesi 7 pemain NBA setelah pensiun.
1. Kevin Johnson
Tim NBA: Cleveland Cavaliers, Phoenix Suns.
Karier Setelah Pensiun: Politisi, Walikota Sacramento (2008-2016)
Kevin Johnson memberikan sambutan. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Kevin Johnson memberikan sambutan. (Foto: Wikimedia Commons)
Kevin Johnson merupakan mantan pemain NBA yang bersinar saat membela tim Phoenix Suns. Johnson membangun duet maut dengan legenda NBA Charles Barkley, hingga mampu menembus final NBA tahun 1992.
Sejumlah penghargaan individual pernah ia raih, di antaranya terpilih 3 kali dalam tim All Star, NBA Most Improved Player 1989, dan J. Walter Kennedy Citizenship Award 1991.
Usai pensiun tahun 2000, Johnson fokus membangun karier politiknya dan mengembangkan organisasi St. HOPe yang bergerak di bidang pendidikan. Sarjana Ilmu Politik dari Universitas California, Berkeley, ini kemudian maju dalam pemilihan Wali Kota Sacramento dari Partai Demokrat pada 2008.
ADVERTISEMENT
Johnson berhasil terpilih pada pemilihan tersebut dan kembali terpilih untuk periode kedua pada 2012.
2. Kobe Bryant
Tim NBA: Los Angeles Lakers
Karier Setelah Pensiun: Pengusaha
Kobe Bryant saat peresmian Bryant-Stibel. (Foto: Instagram @kobebryant)
zoom-in-whitePerbesar
Kobe Bryant saat peresmian Bryant-Stibel. (Foto: Instagram @kobebryant)
Pecinta olahraga mana yang tak mengenal Kobe Bryant? Juara NBA 5 kali dan mantan MVP ini merupakan wajah dari olahraga basket setelah era Michael Jordan.
Dengan penghasilan sekitar 680 juta Dolar AS dari gaji dan iklan selama kariernya, pastinya Kobe dapat pensiun dengan damai. Namun, jiwa kompetitifnya ternyata tak hanya di lapangan. Kobe menggunakan pendapatannya untuk bersaing di dunia bisnis.
Pada 2013, menjelang akhir kariernya, Kobe membentuk Kobe Inc. yang bergerak di bidang investasi dan juga membuat produk minuman energi, BodyArmor.
Setelah pensiun tahun 2016, Kobe, bersama dengan Jeff Stibel, membentuk perusahaan investasi Bryant-Stibel yang berfokus pada bisnis media, data, gaming, dan teknologi. Nilai investasi perusahaan ini mencapai 100 juta Dolar AS.
ADVERTISEMENT
3. Vin Baker
Tim NBA: Milwaukee Bucks, Seattele SuperSonics, Boston Celtics, New York Knicks, Housto Rockets, Los Angeles Clippers.
Karier setelah pensiun: Pegawai Starbucks
Vin Baker saat menjadi pegawai Starbucks. (Foto: megaricos.com)
zoom-in-whitePerbesar
Vin Baker saat menjadi pegawai Starbucks. (Foto: megaricos.com)
Vin Baker merupakan salah satu contoh klasik atlet yang meredup kariernya setelah berurusan dengan alkohol atau narkoba. Dari tahun 1993 hingga 2000 kariernya melejit dengan terpilih 4 kali dalam tim All Star dan menjadi bagian dari tim AS yang meraih emas pada Olimpiade Sydney.
Namun, setelah tahun 2000, kariernya meredup dan membuatnya berpindah-pindah tim karena penampilan yang tidak konsisten. Salah satu faktornya adalah kecanduannya terhadap alkohol.
Usai pensiun pada 2006, ia sempat bangkrut hingga menjual sejumlah propertinya dan bahkan medali emas Olimpiade-nya yang laku senilai 67 ribu Dolar AS. Baker akhirnya sadar akan pengaruh alkohol dan berhenti sepenuhnya pada 2011.
ADVERTISEMENT
Baker memulai kehidupan barunya dengan menjadi pegawai di Starbucks berkat bantuan pemilik Starbucks, Howard Schultz, yang pernah menjadi pemilik tim Seattle Supersonics. Pada Desember 2015, Baker naik jabatan menjadi manajer salah satu gerai Starbucks di Connecticut.
4. Shaquille O’Neal
Tim NBA: Orlando Magic, Los Angeles Lakers, Miami Heat, Phoenix Suns, Cleveland Cavaliers, Boston Celtics
Karier setelah pensiun: Pengusaha dan analis basket TNT
Shaquille O’Neal dan Oscar De La Hoya (Foto: Shaquille O’Neal/Facebook)
zoom-in-whitePerbesar
Shaquille O’Neal dan Oscar De La Hoya (Foto: Shaquille O’Neal/Facebook)
Karier Shaquille O’Neal di NBA bisa dibilang sempurna dari awal hingga akhir. Di musim pertamanya pada tahun 1992, ia telah meraih penghargaan Rookie of the Year, kemudian ia berhasil memenangi 4 gelar juara NBA dan 1 MVP antara tahun 2000 hingga 2006.
ADVERTISEMENT
Banyak pengamat yang menganggap Shaq sebagai center paling dominan dalam sejarah NBA dengan berat badannya yang mencapai 147 kilogram dan tinggi 2,1 meter. Fisik kokohnya itu ia gunakan untuk beradu fisik di bawah ring dan melakukan dunk-dunk bertenaga yang bahkan pernah merobohkan ring.
Karier Shaq setelah pensiun juga sempurna. Selain telah meraih gelar doktor dari Barry University, ia juga sukses meraih sukses di dunia bisnis. Ia menjadi investor di berbagai perusahaan media, teknologi, makanan dan menjadi pemilik minoritas tim Sacramento Kings.
Selain itu ia juga menjadi analis NBA untuk perusahaan media Turner Network Television. NIlai kontraknya dirumorkan bernilai 5 juta dolar AS per tahunnya.
5. Steve Kerr
Tim NBA: Phoenix Suns, Cleveland Cavaliers, Orlando Magic, Chicago Bulls, San Antonio Spurs, Portland Trail Blazers
ADVERTISEMENT
Karier setelah pensiun: Analis basket TNT, Manajer Umum Phoenix Suns (2007-2010), Pelatih Golden State Warriors
Steve Kerr, menentang "Muslim Ban". (Foto: Kyle Terada/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Steve Kerr, menentang "Muslim Ban". (Foto: Kyle Terada/Reuters)
Sebagai pemain, Steve Kerr bisa dibilang tidak terlalu istimewa. Ia bukan pemain bintang dan bahkan hanya menjadi seorang role player di setiap tim yang ia bela.
Meski demikian, ia merupakan sosok cerdas dan mengetahui cara menggunakan kemampuannya secara efisien. Ia berfokus dan berlatih keras mengasah kemampuan shooting jarak jauhnya dengan fisiknya yang tidak terlalu atletis untuk ukuran seorang pemain NBA.
Usaha kerasnya tak sia-sia. Kerr beberapa kali menjadi penentu bagi tim yang dibelanya saat momen-momen genting. Salah satunya adalah tembakan 2 angkanya setelah menerima operan Michael Jordan pada detik terakhir pertandingan ke-6 final NBA 1997 yang membawa Chicago Bulls meraih gelar ke-5 mereka.
ADVERTISEMENT
Setelah pensiun, Kerr tak meninggalkan dunia basket. Ia menjadi analis basket untuk TNT dari 2003 hingga 2007, sebelum berhenti untuk menapaki karier sebagai Manajer Umum Phoenix Suns.
Kecerdasan Kerr saat menjadi pemain, analis, dan manajer umum kemudian dilirik pemilik tim Golden State Warriors, Joe Lacob. Steve Kerr kemudian dikontrak menjadi pelatih dengan gaji sekitar 5 juta Dolar AS per tahun dan langsung memberikan gelar juara NBA pada tahun pertama kepelatihannya.
6. Adrian Dantley
Tim NBA: Indiana Pacers, Los Angeles Lakers, Utah Jazz, Detroit Pistons
Karier setelah pensiun: Pelatih dan petugas penyeberangan jalan sekolah
Adrian Dantley merupakan pemain bintang era 1980-an. Dantley terpilih 6 kali dalam tim All Star dan 2 kali meraih penghargaan sebagai pencetak poin tertinggi.
ADVERTISEMENT
Penampilan spektakulernya sepanjang era 80-an juga membuatnya dimasukkan dalam Basketball Hall of Fame 2008.
Setelah pensiun, ia sempat berkecimpung di dunia kepelatihan selama 10 tahun, sebelum kemudian banting setir dengan menjadi seorang petugas penyeberangan jalan sekolah. Gaji yang diperoleh dari pekerjaan tersebut senilai 14 ribu Dolar AS per tahun.
Rumor yang beredar, ia melakukan hal tersebut dengan alasan kesehatan karena NBA tidak memberikan asuransi kesehatan bagi pemain yang telah pensiun. Namun, kepada Washington Post ia mengklarifikasi dengan menyatakan mengambil pekerjaan tersebut demi anak-anak yang bersekolah. Ia juga bosan menjalani masa pensiun di rumah.
7. Michael Jordan
Tim NBA: Chicago Bulls
Karier setelah pensiun: Pengusaha, Brand Ambassador
Legenda NBA Michael Jordan (Foto: Jeremy Brevard/reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Legenda NBA Michael Jordan (Foto: Jeremy Brevard/reuters)
Pebasket terbaik sepanjang masa? Mungkin kemunculan LeBron James membuat perdebatan memanas. Namun, satu nama yang akan selalu muncul adalah Michael Jordan. Dengan 6 cincin gelar juara NBA yang dimiliki dan menjadi faktor x dalam perkembangan popularitas NBA, Jordan merupakan komiditi terpanas yang pernah dimiliki dunia basket.
ADVERTISEMENT
Total gaji yang diterima selama menjadi pemain Chicago Bulls memang tidak seberapa, hanya 90 juta Dolar AS. Bandingkan dengan pemain era 2000-an yang dalam 5 tahun bisa menghasilkan hingga lebih dari 100 juta Dolar AS. Tentunya apa yang diterima seorang pebasket terbaik sepanjang masa sangat tidak masuk akal.
Lalu bagaimana Jordan dapat mempertahankan kehidupan glamornya belasan tahun setelah pensiun? Jawabannya adalah kontrak iklan dan investasi.
Popularitasnya sebagai pebasket terbaik dan paling menghibur sepanjang masa membuatnya masih memiliki kontrak dengan brand-brand ternama terutama Nike. Melalui brand sepatu dan perlengkapan olahraga “Air Jordan” yang diproduksi Nike, Jordan mendapat royalti hingga 60 juta dolar AS per tahunnya.
Selain dengan Nike, Jordan juga memiliki kontrak dengan brand ternama lainnya seperti Gatorade, Hanes, dan perusahaan produsen video game 2K.
ADVERTISEMENT
Modal dari iklan tersebut tak hanya digunakan untuk berfoya-foya namun juga ia gunakan untuk berinvestasi. Jordan merupakan pemilik mayoritas dari tim Charlotte Hornets. Ia juga memiliki beberapa restoran serta dealer mobil mewah.
Ikuti serba-serbi dunia basket di sini