Daun Pisang, Alas Makanan Paling Mewah Sedunia

27 Maret 2017 15:37 WIB
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kegiatan pramuka yang dikritik Adhyaksa Dault (Foto: Facebook/ Ahmad Almahera)
Beberapa waktu lalu, salah satu foto kegiatan Pramuka di Kronjo Tangerang yakni makan bersama di atas tanah tanpa alas, viral di sosial media dan menuai kritik dari netizen.
ADVERTISEMENT
Kritik juga datang dari Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault yang mengatakan, kegiatan tersebut bukan bagian dari pembelajaran Pramuka.
Untuk menangkal berita negatif yang beredar, Kwarnas Pramuka mengajak para anggota Pramuka yang lain untuk menyebarkan kegiatan mereka yang bersifat positif. Aksi makan bersama-sama juga sering dilakukan, namun selalu dialasi daun pisang.
Manfaat Makan Beralaskan Daun Pisang
Makan dengan hanya beralaskan tanah merupakan tindakan yang dapat mengancam kesehatan dan juga memberikan kesan “tidak menghargai” jerih payah petani atau orang-orang yang membuat lauk pauk dalam makanan tersebut.
Kegiatan Pramuka saat makan bersama. (Foto: Dok. Kwarnas Pramuka)
Untuk itu dalam sejumlah kegiatan Pramuka dan juga pecinta alam pun tidak ada kata makan “tanpa alas” kecuali memang dalam kondisi sangat darurat dimana tak ada benda apapun yang dapat dijadikan alas.
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan Pramuka dan pecinta alam, alas makanan yang kerap digunakan adalah daun pisang. Mungkin sebagian dari kita tetap akan bertanya, mengapa cuma pakai daun pisang?
Jawabannya mudah. Daun pisang merupakan salah satu alas makanan paling mewah yang ada di bumi. Berikut kumparan (kumparan.com) merangkum 5 nilai kemewahan daun pisang yang menjadikannnya salah satu alas makan paling mewah sedunia:
"Sekarang anak-anak sedang giatkan posting sebanyak-banyaknya foto kegiatan makan-makan di lapangan," ujar Andalan Nasional Kwarnas Pramuka bidang Infokom, Hariqo Wibawa Setia, saat dikonfirmasi kumparan (kumparan.com), Sabtu (25/3).
1. Higenis - “Karena Sakit itu Mahal!”
Ilustrasi cucian piring. (Foto: Pixabay)
Setiap alas makan baik berupa piring berbahan plastik maupun melamin tentu perlu dibersihkan atau dibilas terlebih dahulu sebelum digunakan. Begitu juga dengan daun pisang.
ADVERTISEMENT
Meski begitu daun pisang dapat dibilang lebih higenis karena hanya digunakan sekali pakai. Selain itu saat proses pencucian sebelum digunakan, daun pisang tak perlu menggunakan sabun yang justru dapat menimbulkan residu bahan kimia bila tidak benar-benar dibilas dengan bersih.
2. Ramah Lingkungan - “to be Gold is to be Green!”
Ilustrasi Ramah Lingkungan (Foto: Pixabay)
Biasanya saat membungkus makanan kita akan menerima bungkusan berupa styrofoam, plastik maupun dalam bentuk dus karton
Waktu yang diperlukan untuk terurai bagi bungkusan berbahan karton adalah sekitar 5 bulan dan untuk plastik memerlukan waktu hingga 50 tahun. Sementara itu untuk styrofoam, tahukah kamu bahwa benda ini tidak dapat terurai?
Lain halnya dengan daun pisang yang hanya membutuhkan waktu sekitar seminggu untuk terurai. Hal ini disebabkan karena daun pisang termasuk sampah organik yang akan mengalami proses pelapukan (dekomposisi) yang lebih cepat.
ADVERTISEMENT
3. Menyehatkan - “Memproteksi Kamu!”
Ilustrasi sehat. (Foto: Pixabay)
Daun pisang punya bakat yang sama dengan teh hijau. Keduanya sama-sama mengandung senyawa polifenol yang disebut epigallocatechin gallate (EGCG). Polifenol merupakan antioksidan yang dapat menangkan radikal bebas dan mencegah masuknya penyakit.
Pada prosesnya makanan yang beralaskan atau terbungkus daun pisang akan menyerap polifenol dari daun tersebut sehingga tidak perlu proses khusus agar polifenol terserap.
4. Beraroma - “Yang Tidak Lapar Jadi Lapar!”
Ilustrasi ayam bakar. (Foto: wikimedia commons)
Pernahkah Anda membeli lontong, nasi bakar, arem-arem, lemper,nasi uduk atau mencicipi makanan-makanan khas sunda?
Hampir semua dari makanan-makanan tersebut tak bisa lepas dari daun pisang baik dari proses pembuatannya maupun dalam penyajiannya. Jika tidak menggunakan daun pisang maka aroma yang dihasilkan makanan-makanan tersebut akan terasa hambar.
ADVERTISEMENT
Daun pisang memang memiliki bau yang khas dan menciptakan aroma yang istimewa saat membalut makanan-makanan hangat. Hal ini dikarenakan daun pisang mempunyai lapisan lilin alami. Lapisan ini akan meleleh dan membaur dengan makanan jika terkena panas makanan tersebut sehingga menciptakan aroma yang istimewa!
5. Enak dipandang - “Yang Segar-segar Selalu Lebih Nikmat”
Ilustrasi pohon pisang. (Foto: Pixabay)
Dikutip dari laman colour-affects.co.uk. Warna hijau memiliki sifat natural yang menenangkan dan menyegarkan. Bagi mata, warna ini saat dilihat tidak perlu penyesuaian apapun sehingga sangat nyaman untuk dilihat.
Kesan menyegarkan merupakan salah satu hal yang menjadi pertimbangan saat membeli makanan ataupun saat hendak mengkonsumsinya. Daun pisang yang berwarna hijau alami ini tentu akan menambahkan nuansa segar dalam makanan kamu.
ADVERTISEMENT