Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Kisah Viral Pak Isnoen Meninggal Saat Kajian Bertema Husnul Khatimah
3 Juni 2017 21:24 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Kematian bisa datang kapan saja. Tak mengenal waktu, tempat dan suasana.
ADVERTISEMENT
Namun jika harus memilih, pastinya hampir setiap manusia ingin meninggal dalam keadaan yang baik.
Begitulah setidaknya yang menjadi keyakinan mayoritas umat Islam. Husnul Khatimah yang memilki arti meninggal di saat atau dalam keadaan yang baik, merupakan sebuah impian.
Belum lama ini beredar kisah viral di media sosial mengenai seorang kakek berusia 85 tahun yang meninggal saat mengikuti kajian tentang Husnul Khatimah.
Kajian yang berlangsung setelah salat subuh ini berlangsung di Masjid As Sakinah, Pantai Mentari, Kenjeran Surabaya pada Rabu (31/5).
ADVERTISEMENT
Setelah ceramah selesai, ustaz yang mengisi ceramah mempersilahkan jemaah untuk bertanya.
Tiba-tiba Pak Isnoen angkat tangan dan bertanya tentang mimpinya bahwa berturut-turut ia mendapati 2 mimpi: pertama mimpi melihat bulan dan bintang bersinar terang. Kedua, bermimpi didatangi temannya yang meninggal dunia di bulan Ramadhan sekian tahun lalu, yang juga ahlul masjid dan ketua takmir.
Jemaah lain tidak menangkap firasat apapun dari pertanyaan beliau. Hingga ketika sang ustaz menjawab pertanyaan tersebut, bunyi mik jatuh dari arah Pak Isnoen.
Semua jemaah berkerumun mendekat. Dokter pun didatangkan, namun beliau akhirnya dinyatakan telah wafat pada hari ke-5nya berpuasa tersebut.
Para jemaah termasuk sang ustaz pun tak kuasa menahan tangis kehilangan sosok yang dikenal rendah hati, tidak banyak bicara dan di usia yang tergolong sangat sepuh tak pernah melewatkan salat 5 waktu ke masjid.
ADVERTISEMENT
Terkait kisah viral ini, kumparan (kumparan.com) telah mendapat konfirmasi dari seorang jamaah Masjid As Sakinah bernama Dwi Romadhoni. Ia mendapat kabar kematian Pak Isnoen dari keluarganya yang turut mengikuti kajian tersebut.
“Saya dapat info dari bude saya yang menyaksikan langsung, bude saya setiap hari ikut kajian ba'da subuh di masjid Pantai Mentari. terus saya tanya kejadian itu kepada ta'mir masjid dan satpam Perumahan Mentari, itu fakta” ujar Dwi kepada kumparan (kumparan.com) Sabtu (3/6).
“Saya tidak mengenal almarhum, tapi menurut bude saya, pendiam tidak banyak bicara, salat nya sregep pasti jemaah di masjid pantai mentari 5 waktu berturut turut.” lanjutnya.
Dwi juga mengatakan bahwa almarhum meninggal dalam keadaan ‘sendakep’ atau tangan terlipat seperti gerakan salat.
ADVERTISEMENT