Konten dari Pengguna

Kebakaran Besar di Kemayoran: Pelajaran Berharga dan Upaya Pemulihan Komunitas

Muhammad Adiaat
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Studi Hukum Pidana Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, Angkatan 2022.
22 Januari 2025 9:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Adiaat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com (Ilustrasi Kebakaran)
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com (Ilustrasi Kebakaran)
ADVERTISEMENT
Kebakaran besar melanda kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, pada dini hari Selasa, 21 Januari 2025. Kejadian tragis ini terjadi sekitar pukul 01.15 WIB dan menghanguskan setidaknya 543 rumah di RT 01 hingga RT 11 Kelurahan Kebon Kosong. Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, sekitar 1.797 warga dari 607 Kepala Keluarga terpaksa mengungsi karena kehilangan tempat tinggal.
ADVERTISEMENT
Api diduga berasal dari korsleting listrik di lantai dua salah satu rumah di Jalan Kemayoran Gempol. Dalam waktu singkat, api menyebar dengan cepat ke bangunan-bangunan di sekitarnya, mengingat kawasan tersebut merupakan permukiman yang padat. Kepala Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Pusat, Asril Rizal, menjelaskan bahwa situasi ini sangat berisiko karena jarak antarbangunan yang sangat dekat.
Petugas pemadam kebakaran segera dikerahkan ke lokasi dengan mengerahkan 34 unit mobil pemadam dan lebih dari 170 personel. Setelah lebih dari lima jam berjuang melawan api, petugas berhasil melokalisir kebakaran pada pukul 05.29 WIB dan memulai proses pendinginan untuk memastikan api tidak menyala kembali. Meskipun tidak ada laporan korban jiwa atau luka-luka yang signifikan, kerugian material diperkirakan mencapai lebih dari Rp6,3 miliar.
ADVERTISEMENT
Sebagai respons terhadap situasi darurat ini, dua posko darurat didirikan di Musholla Al-Hasanah dan Masjid Baiturrahman untuk menampung para korban kebakaran. Di posko tersebut, warga menerima bantuan makanan, minuman, dan kebutuhan dasar lainnya. Pemerintah daerah juga memberikan perhatian pada dampak psikologis yang dialami oleh para pengungsi, terutama anak-anak dan lansia yang mungkin mengalami trauma akibat insiden tersebut.
Kebakaran ini menjadi pengingat akan pentingnya pemeriksaan rutin terhadap instalasi listrik di kawasan padat penduduk. Pihak berwenang menekankan perlunya kesadaran masyarakat mengenai potensi bahaya kebakaran dan langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko serupa di masa depan.
Dengan kejadian ini, harapan masyarakat kini tertuju pada upaya pemulihan dan dukungan yang akan diberikan oleh pemerintah serta lembaga terkait untuk membantu mereka yang terdampak agar bisa kembali bangkit dari musibah ini.
ADVERTISEMENT