Konten dari Pengguna

Feminisme Untuk Kita Semua, Menurut Bell Hooks

Muhammad Adib Al-Fikri
Penulis dan pemerhati budaya-sosial. Mahasiswa Magister Kajian Budaya Universitas Padjadjaran.
5 November 2024 13:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Adib Al-Fikri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh Polina Kovaleva: https://www.pexels.com/id-id/foto/teks-6185320/
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Polina Kovaleva: https://www.pexels.com/id-id/foto/teks-6185320/
ADVERTISEMENT
Saya mengutip salah satu buku yang beberapa waktu lalu telah saya beli dan baru beberapa halaman sudah saya santap. Dari beberapa halaman yang sudah dibaca pun terasa bahwa bacaan ini perlu waktu yang lama untuk bersamanya. Saya menahan diri untuk membacanya karena memang ada buku lain yang belum terselesaikan.
ADVERTISEMENT
Buku ini menggambarkan bahwasanya tidak segalanya (tentang feminisme) adalah perempuan. Buku ini membuka mata saya lebih (lebih) luas lagi bahwa apa yang dialami perempuan sejatinya terjadi kepada laki-laki yang tertindas. Ini mengindikasikan bahwa segala penindasan, diskriminasi, pertarungan kelas yang terjadi dalam kehidupan kita adalah suatu ujaran politis yang terus terjadi. Feminisme adalah upaya politis terhadap kelompok tertindas itu, dan upaya untuk mempolitisasi diri terhadap perjuangan yang mereka alami.
Feminisme adalah tentang pergerakan, ideologi, yang dilakukan secara politis, ekonomis, dan personalistis, dan kolektif. Ajaran mereka bahwa apa yang terjadi di kehidupan perempuan adalah karena hirearki sistem yang terjadi di dunia sosial. Bagaimana seorang lelaki yang memimpin ruang, sedangkan perempuan di nomor duakan. Ini semua karena memang sistem yang diciptakan adalah 'male system'.
ADVERTISEMENT
Bell Hooks, memandang lebih lebih jauh dari itu. Feminisme adalah rentetan kejadian yang terjadi kepada semua jender yang tertindas, sebagaimana yang sudah saya singgung di awal. Lelaki yang tertindas dalam sistem laki-laki itu sendiri adalah kegagalan dari sistem yang dibuat, ini adalah contoh bagaimana feminisme ada untuk keberadaan Liyan (The Others) dalam dunia sosial.
Kita, perempuan, laki-laki, kulit berwarna, tidak berasal dari barat, fisik yang tidak baik, dan spesifikasi tertindasnya kita lainnya adalah korban dari kegagalan sistem yang mempersatukan semua umat manusia. Kita terluka secara tidak langsung, karena kegilaan dan peradaban manusia yang terkapitalisasi.