news-card-video
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Ramadan Datang Lagi! Saatnya Detox Jiwa, Raga, dan Hati

Muhammad Ali Murtadlo
Dosen Fakultas Syariah IAIN Ponorogo
27 Februari 2025 13:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ali Murtadlo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi buka puasa bersama saat bulan Ramadan. Dok: AI
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buka puasa bersama saat bulan Ramadan. Dok: AI
ADVERTISEMENT
Ramadan sebentar lagi tiba, membawa suasana yang selalu berbeda setiap tahunnya. Bukan sekadar menahan lapar, tapi juga momen untuk membersihkan jiwa, menyehatkan raga, dan menata hati. Di bulan ini, umat Islam di seluruh dunia menahan diri dari makan, minum, dan berbagai hal yang bisa mengurangi pahala puasa. Tapi Ramadan bukan sekadar soal menahan lapar dan haus, melainkan juga momen untuk memperbaiki diri dan mempererat hubungan dengan sesama.
ADVERTISEMENT
Dalam Islam, Ramadan adalah bulan penuh berkah. Allah SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" (QS. Al-Baqarah: 183). Puasa bukan hanya soal ritual, tetapi juga soal membangun karakter dan meningkatkan ketakwaan. Rasulullah SAW pun bersabda, "Barang siapa yang berpuasa Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu" (HR. Bukhari dan Muslim). Ini adalah kesempatan emas untuk memperbaiki diri, bukan hanya secara spiritual, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Selain aspek ibadah, Ramadan juga punya dampak sosial yang luar biasa. Bayangkan, saat kita menahan lapar dan haus, kita jadi lebih bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi orang yang kekurangan. Itulah sebabnya semangat berbagi di bulan ini meningkat drastis. Orang-orang berlomba-lomba bersedekah, membagikan takjil gratis, dan membayar zakat. Dalam Al Quran, Allah mengingatkan, "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik" (QS. Al-Baqarah: 267). Ramadan mengajarkan kita untuk peduli pada sesama dan memperkuat solidaritas sosial.
ADVERTISEMENT
Dari sisi kesehatan, puasa ternyata punya banyak manfaat. Banyak penelitian menunjukkan bahwa berpuasa bisa membantu proses detoksifikasi tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh, dan mengurangi risiko penyakit seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Sebuah studi dalam jurnal Annual Review of Nutrition bahkan menyebutkan bahwa puasa intermiten seperti Ramadan bisa memperbaiki metabolisme tubuh. Rasulullah SAW juga sudah memberikan contoh bagaimana cara menjaga pola makan yang sehat saat Ramadan.
"Tidaklah anak Adam mengisi sebuah wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan yang dapat menegakkan tulang rusuknya" (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Artinya, Ramadan bukan momen untuk makan berlebihan saat berbuka, tapi justru untuk mengontrol pola makan agar lebih sehat.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, Ramadan juga membawa perubahan dalam kebijakan, terutama di bidang pendidikan. Pemerintah melalui keputusan bersama antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kementerian Dalam Negeri, serta Kementerian Agama memutuskan untuk meliburkan sekolah di awal Ramadan agar siswa bisa lebih fokus beribadah dan menyesuaikan diri dengan pola puasa. Kebijakan ini tentu menuai pro dan kontra.
Ada yang mendukung karena dianggap memberi waktu bagi anak-anak untuk beradaptasi, tapi ada juga yang khawatir soal efektivitas akademik. Mungkin solusinya bukan libur total, tapi penyesuaian jam belajar agar anak-anak tetap bisa beribadah tanpa mengorbankan pendidikan.
Selain itu, pemerintah juga diharapkan lebih aktif dalam menjaga stabilitas ekonomi selama Ramadan. Harga bahan pokok biasanya naik, dan ini jadi tantangan tersendiri. Jangan sampai Ramadan malah jadi ajang konsumsi berlebihan dan spekulasi harga. Ramadan seharusnya menjadi waktu untuk hidup lebih sederhana dan penuh makna, bukan justru momen untuk berbelanja secara berlebihan.
ADVERTISEMENT
Ramadan juga membawa banyak pesan moral. Ia mengajarkan kita untuk sabar, jujur, disiplin, dan mampu mengontrol diri. Bukan cuma soal tidak makan dan minum, tapi juga menahan diri dari amarah dan perkataan yang tidak baik.
Rasulullah SAW bersabda, "Jika salah seorang di antara kalian berpuasa, maka janganlah berkata kotor dan janganlah bertengkar. Jika seseorang mencacinya atau mengajaknya bertengkar, hendaklah ia mengatakan: ‘Aku sedang berpuasa’" (HR. Bukhari dan Muslim). Jika nilai-nilai ini benar-benar diterapkan, bukan tidak mungkin Ramadan bisa menjadi titik awal perubahan bagi kita semua.
Lebih dari itu, Ramadan juga mengingatkan kita untuk menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhirat. Dalam kehidupan yang serba cepat ini, Ramadan bisa menjadi waktu untuk merenung, memperbaiki diri, dan kembali kepada nilai-nilai spiritual yang mungkin sering kita abaikan. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi bangsa ini, Ramadan bisa menjadi ajang untuk memperkuat persatuan, menumbuhkan kepedulian, dan mengikis perbedaan yang ada.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, Ramadan bukan sekadar bulan yang datang dan pergi setiap tahun. Ia adalah madrasah kehidupan yang mengajarkan kebijaksanaan, disiplin, dan kasih sayang. Jika kita benar-benar memahami maknanya, kita akan keluar dari Ramadan sebagai pribadi yang lebih baik, tidak hanya dalam urusan ibadah, tetapi juga dalam kehidupan sosial dan kesehatan. Semoga Ramadan tahun ini membawa keberkahan dan menjadikan kita manusia yang lebih peduli, lebih bijaksana, dan lebih sehat dalam menjalani kehidupan.