Cagar Budaya Astana Oetara: "Menggali" Makam Keluarga

Muhammad Alif
Mahasiswa S1 Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.
Konten dari Pengguna
26 November 2022 14:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Alif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Potensi Wisata Religi di Surakarta

ADVERTISEMENT
Makam bagi kebanyakan orang mungkin adalah tempat yang horor dan bikin merinding. Tapi tahu tidak kalau ada makam yang menyimpan potensi sebagai suatu destinasi pariwisata yang bukannya memberikan kesan horor tapi justru bikin mata terkesima dengan keindahannya sekaligus mengedukasi? Potensi wisata religi apa aja sih yang ada di sana? Mari kita gali melalui empat pilar pariwisata (destinasi, pemasaran, industri, dan kelembagaan) di bawah ini!
Area pemakaman Astana Oetara. Sumber: dokumentasi pribadi.

Destinasi

Wisatawan dipandu juru kunci memasuki area pemakaman Mangkunegaran VI beserta keluarga dan jajarannya. Sumber: dokumentasi pribadi.
Astana Oetara dalam bahasa Jawa terdiri dari kata astana dan oetara, sehingga secara harafiah berarti makam yang berada di utara. Lebih tepatnya, Astana Oetara terletak di Desa Nayu, Kelurahan Nusukan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Astana Oetara merupakan tempat peristirahatan terakhir dari KGPAA Mangkunegaran VI beserta keluarga dan jajarannya. Astana Oetara berstatus sebagai cagar budaya berdasarkan Surat Keputusan (SK) Wali Kota Solo Nomor 432.22/50/1 Tahun 2021.
ADVERTISEMENT

Something to do

Apa sih yang bisa di lakukan di makam ini? Pastinya kita bisa berziarah atau tapak tilas. Jangan khawatir, agama, kalangan apa pun, dan pakaian apa pun kita tetap diperbolehkan masuk. Namun, bagi wanita yang sedang berhalangan hanya boleh masuk hingga bagian depan pintu area pemakaman.

Something to see

Astana Oetara masih kental dengan arsitektur pada zamannya. Ada joglo yang telah berusia ±200 tahun dengan material yang hampir seluruhnya masih asli sejak dulu. Di galeri Astana Oetara, kita juga bisa melihat-lihat foto dan arsip peninggalan keluarga Mangkunegaran VI. Bahkan kita bisa belajar mengenai sejarah dan silsilah Mangkunegaran VI. Para pengelola pun sangat ramah dan tidak segan membagikan informasi mengenai makam dan keluarga Mangkunegaran VI.
ADVERTISEMENT

Something to buy

Sayangnya tidak ada satu pun pedagang di dalam Astana Oetara. Pengelola menginginkan area Astana Oetara steril dari aktivitas perdagangan, bahkan pengemis pun tidak ada. Hal ini agar Astana Oetara tampak asli dan asri.

Pemasaran

Halaman depan dan gerbang Astana Oetara. Sumber: dokumentasi pribadi.
Calon wisatawan dapat mengetahui informasi mengenai Astana Oetara dari platform seperti Instagram, Facebook, dan artikel di internet. Untuk kunjungan massal, pengelola bekerja sama dengan travel agent.

Industri

Astana Oetara belum terindustrialisasi dengan baik. Misalnya cendera mata yang belum tersedia. Hal ini yang membuat Astana Oetara belum menjadi destinasi wisata seutuhnya dan dikatakan masih berupa potensi wisata religi. Pengelola juga tidak menerapkan biaya retribusi atau ticketing. Pengelola sangat mengandalkan biaya sumbangan sukarela.
Halaman Astana Oetara yang asri dan steril dari pedagang atau pengemis. Sumber: dokumentasi pribadi.

Kelembagaan

Astana Oetara masih dikelola oleh keluarga keturunan Mangkunegaran VI. Meski telah ditetapkan sebagai cagar budaya, kepemilikan Astana Oetara masih menjadi milik keluarga.
ADVERTISEMENT
Wisatawan yang dipandu oleh juru kunci. Sumber: dokumentasi pribadi.
Sebenarnya, pengembangan lebih jauh untuk menjadikan Astana Oetara sebagai destinasi wisata direncanakan akan dilakukan tahun depan, 2023. Kalau menurut kalian, pengembangan seperti apa sih yang perlu dilakukan di Astana Oetara? Yuk berkunjung ke Astana Oetara!