Konten dari Pengguna

Potensi Tumbuhan di Lahan Gambut Sebagai Produk Bernilai Cuan

Muhammad Andi
Muhammad Andi adalah seorang tenaga pendidik di SMKN 5 Palangka Raya. Aktif dalam mengajar kimia dan muatan lokal. Selain sebagai guru, Andi juga aktif dalam kegiatan sosial dan kepemudaan di Kalimantan Tengah seperti menginisiasi Project Smile.
1 Juli 2024 8:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Andi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Keripik Kalakai oleh SDN Menteng Jabiren Raya. Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Keripik Kalakai oleh SDN Menteng Jabiren Raya. Sumber: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Di Provinsi Kalimantan Tengah, Luas lahan gambut mencapai sekitar 2.556.283 hektar atau sekitar 2 persen dari total luas wilayah. Dari total luas tersebut, tipe gambut ombrogen merupakan jenis yang paling dominan.
ADVERTISEMENT
Gambut ombrogen memiliki sifat yang cenderung tidak subur. Hal ini disebabkan nilai pH nya yang cenderung rendah, yaitu pH 3-5. Namun, pada kondisi seperti ini, terdapat beberapa jenis tumbuhan yang mampu hidup dengan baik dan bernilai cuan jika mampu untuk dikelola. Misalnya tumbuhan karamunting dan jenis paku-pakuan seperti kalakai.
Tumbuhan karamunting (Rhodomyrtus tomentosa) dan kalakai merupakan dua contoh tumbuhan yang sangat banyak dijumpai di area lahan gambut Kalimantan Tengah. Oleh karena itu, masyarakat lokal sering kali memanfaatkan jenis tanaman ini untuk keperluan sehari-hari. Misalnya untuk sayur makan dan obat tradisional.
Sebagai sayur makan, tumbuhan kalakai biasanya diolah menjadi sayur bening. Berbeda dengan kalakai, karamunting justru digunakan sebagai obat tradisional masyarakat lokal Kalimantan Tengah. Selain dimanfaatkan sebagai obat herbal dan sayur mayur, karamunting dan kalakai memiliki potensi yang besar untuk mengasilkan cuan. Hanya saja untuk mengolah kedua bahan ini, diperlukan pengetahuan dan kreativitas yang cukup tinggi. Misalnya, pemanfaatan kedua bahan baku ini menjadi produk yang unggul, bernilai gizi dan cuan untuk UMKM.
Teh Karamunting. Sumber: Dokumentasi Pribadi
UMKM Huma Gawin Itah, adalah salah satu UMKM di Palangka Raya, Kalteng yang memanfaatkan potensi karamunting sebagai teh herbal. Dengan memanfaatkan pengetahuan lokal Dayak, riset ilmiah, kolaborasi bersama Lembaga pemerintah maupun swasta, dan kelompok masyarakat, UMKM Huma Gawin Itah berhasil menyulap karamunting menjadi teh herbal yang berkhasiat dan mempunyai dengan cita rasa yang unik. Selain tumbuhan karamunting, kalakai juga bisa diolah menjadi produk unggulan. Salah satu contohnya adalah pembuatan keripik kalakai sebagai cemilan khas Kalimantan Tengah oleh kelompok SDN 6 Menteng Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau. Keripik dan teh karamunting ini kerap kali dijadikan oleh-oleh dari Palangka Raya maupun cemilan sehari-hari. Hingga saat ini, kedua produk olahan dari jenis tumbuhan khas gambut ini mampu menembus pasar lokal di Kalimantan Tengah, khususnya kota Palangka Raya. Bahkan produk UMKM Huma Gawin Itah, teh karamunting menjadi salah satu buah tangan resmi untuk perayaan UCI MTB Eliminator World Cup tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Jadi, tumbuhan yang ada pada lahan gambut memiliki potensial cuan yang sangat besar. Hanya saja pengetahuan, kreativitas dan kemauan yang kuat sangat diperlukan untuk mewujudkan hal tersebut.