'September Hitam' dalam Ideologi Bakunin

Muhammad Daffa Ashilla Ali
Vice Secretary General DPM FV UB 2023
Konten dari Pengguna
24 Agustus 2023 19:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Daffa Ashilla Ali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi anarki. Foto: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anarki. Foto: Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pada abad ke-19, Mikhail Bakunin, seorang tokoh utama dalam gerakan anarkis, bicara mengenai peristiwa yang dikenal sebagai "September Hitam" dari sisi anarkisme. Dalam pandangan ideologi Bakunin, peristiwa ini menjadi contoh nyata dari bagaimana negara dan otoritas dapat digunakan untuk menindas masyarakat. Mari kita eksplorasi pandangan Bakunin terhadap "September Hitam" dan bagaimana hal ini tercermin dalam pemikirannya tentang anarkisme.
ADVERTISEMENT

Peristiwa "September Hitam"

"September Hitam" merujuk pada serangkaian peristiwa tragis yang terjadi pada September di Indonesia sebelum era reformasi. Mulai dari tragedi G30S/PKI , Tragedi Semanggi 2, Pembunuhan Munir Said Thalib, dan Pembunuhan Salim Kancil. Bukti negara telah mencederai dan melanggar HAM. Luka lama rakyat tercipta atas dasar dalih negara yang ingin menciptakan "sekuritas" yang pada akhirnya ber-efek fatal.

Pandangan Ideologi Bakunin

Mikhail Bakunin, seorang pemikir anarkis terkemuka, mengutuk peristiwa "September Hitam" sebagai contoh jelas dari penindasan yang dilakukan oleh negara dan otoritas. Menurut Bakunin, kejadian tersebut menggambarkan bagaimana pemerintahan sentral bersama-sama menjaga kepentingan elite sambil mengorbankan kesejahteraan rakyat biasa. Ia melihat kejadian tersebut sebagai bukti nyata bahwa negara hanya ada untuk melindungi dan memperkuat hak-hak kaum borjuis, sementara kaum proletar dibungkam untuk bicara.
ADVERTISEMENT

Anarkisme dalam Konteks "September Hitam"

Bakunin percaya bahwa "September Hitam" dan situasi serupa lainnya dapat dihindari melalui penghapusan negara dan otoritas yang memberi ruang bagi penindasan dan eksploitasi. Pemikirannya mengarah pada konsep anarkisme, di mana masyarakat diberdayakan untuk mengatur diri mereka sendiri tanpa kehadiran pemerintahan sentral. Baginya, solusi terhadap ketidakadilan yang terjadi dalam peristiwa seperti "September Hitam" adalah melalui organisasi masyarakat berdasarkan prinsip kesetaraan, solidaritas, dan demokrasi langsung.

Kesimpulan

Dalam pandangan ideologi Bakunin, "September Hitam" adalah peristiwa yang menggambarkan betapa negara dan otoritas dapat digunakan untuk merugikan dan menindas masyarakat. Pemikirannya tentang anarkisme menekankan pentingnya menghapus struktur hierarkis yang mendukung ketidakadilan dan menggantinya dengan masyarakat yang lebih adil dan setara.
ADVERTISEMENT
Meskipun konteks historis telah berubah sejak saat itu, pemikiran Bakunin tentang "September Hitam" dan anarkisme masih memberikan wawasan berharga tentang bagaimana pandangan ideologis dapat membentuk interpretasi terhadap peristiwa sejarah.