Konten dari Pengguna

Bob Sadino, Orang ‘Goblok’ yang Mengkritisi Sistem Pendidikan

Muhammad Darisman
Asisten Redaktur kumparanBisnis. Menulis dan editing konten isu ekonomi dan bisnis. Membuat konten Multichannel.
19 Januari 2018 18:01 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Darisman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bob Sadino (Foto: id.wikipedia.org)
zoom-in-whitePerbesar
Bob Sadino (Foto: id.wikipedia.org)
ADVERTISEMENT
Dari kecil saya hidup berkecukupan. Jenuh banget! Lalu saya memutuskan untuk memiskinkan diri.
ADVERTISEMENT
(Kutipan buku Bob Sadino: Mereka Bilang Saya Gila karya Edy Zaqeus)
Cerita mengenai orang susah yang berjuang untuk sukses-- hingga akhirnya menjadi kaya-- barangkali sudah biasa. Begitu juga sebaliknya, orang kaya yang mendadak jatuh miskin mungkin juga tidak asing di telinga kita. Tetapi berapa banyak orang yang terlahir kaya, kemudian malah memilih memiskinkan diri? Adalah seorang Bob Sadino yang berani begitu.
Mengingat nama itu, kata pertama yang melintas dalam memori saya adalah goblok. Ya, siapa yang tidak akan berpikir adalah sebuah kegoblokan ketika ada orang memilih keluar dari kemewahan.
Goblok memang sangat identik dengannya. Kalau istilah ‘Zaman Now’-nya kegoblokan yang hakiki. Ada banyak kata-kata gobloknya yang sungguh merupakan sebuah kritik untuk banyak orang pintar yang malah menganggur kala itu.
ADVERTISEMENT
Bob Sadino bukanlah nama sebenarnya, nama yang sejak tahun 1933 disandangnya adalah Bambang Mustari Sadino. Bob muncul kemudian sebagai buah dari kegoblokan, yang menurut anaknya adalah akronim dari bukan orang biasa.
Ia lahir di Lampung dari keluarga yang berkecukupan karena ayahnya adalah seorang guru sekolah Belanda. Belum genap 20 tahun, ia mewarisi seluruh harta milik orang tuanya yang meninggal. Lantas kekayaan yang ia dapat itu adalah sebuah kesia-siaan baginya, bukan sesuatu yang membahagiakan.
Apa yang kamu pikirkan? Apa yang kamu inginkan? Kedua pertanyaan inilah yang menurut saya selalu menghantui semua orang. Barangkali itu juga latar belakang dimulainya kegoblokan Bob Sadino.
Padahal selepas SMA, mengacu pada buku Edy Zageus di atas, ia sudah bekerja di Unilever, kemudian sempat mengenyam pendidikan di Fakultas Hukum UI, bosan disuapi teori membuatnya berhenti kuliah lalu kembali ke Unilever.
ADVERTISEMENT
Ternyata, hanya dalam bilangan tahun ia mampu bertahan. Selanjutnya ia bekerja di Djakarta Llyod, sebuah perusahaan pelayaran yang pada akhirnya membuat ia memilih Eropa menjadi tempat persinggahan selanjutnya. Sembilan tahun di Eropa, ia sebenarnya kembali hidup berkecukupan. Namun, pada tahun 1967, ia memilih kembali ke Indonesia bersama istrinya.
Singkat cerita, sebelum ia menjadi seorang pengusaha sukses dan memiliki Kem Chicks Grub, ia pernah menjadi sopir taksi, kuli bangunan, pedagang telur, dan berbagai profesi lain yang membuatnya merasakan kegetiran hidup.
Hidup miskin merupakan jawaban atas pertanyaan dalam dirinya sendiri. Hal itu merupakan tantangan yang menjadikan ia pada akhirnya dikenal dalam deretan bukan orang biasa. Perjalanan hidupnya menjadi contoh nyata agar orang-orang berani mencoba tantangan, menjalani hal baru, serta keluar dari zona nyaman.
ADVERTISEMENT
Kekuatan Kata-kata Orang Goblok
Bob Sadino adalah representasi dari seorang yang impulsif. Banyak kata-katanya yang menyatakan bahwa ia melakukan sesuatu tanpa tujuan, tanpa adanya perencanaan. Ia hanya melakukan sesuatu sesuai keinginan hatinya, menjadi manusia yang bebas merdeka. Dalam hidupnya, ia tidak pernah takut untuk mencoba.
Meskipun ia bukan seorang jebolan universitas, tetapi ia adalah orang yang kritiknya tajam, khususnya terhadap sistem pendidikan di Indonesia yang ia anggap salah, sehingga banyak di antara lulusan perguruan tinggi menganggur.
Bob Sadino di mata orang-orang adalah seorang yang unik, nyentrik, kontroversi, suka nyeleneh, bahkan dianggap gila. Hal yang menarik darinya adalah gaya berpakaian yang sama sekali tidak menggambarkan seorang pengusaha. Tidak berdasi dan safari, ia justru berkemeja pendek serta celana pendek. Alasannya bisa dikatakan masuk akal, menyesuaikan dengan suhu Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebuah logika berpikir yang sampai saat ini menjadi polemik di sebagian besar kampus. bahwa rapi itu adalah berkemeja, sepatu, dengan celana panjang. Bagi mahasiswa, gambaran Bob Sadino ini menjadi alasan bahwa orang yang pemikirannya luas itu tidak melulu rapi.
Kembali pada persoalan kata-kata si orang goblok ini, banyak kata motivasi yang lahir darinya sebagai bentuk keprihatinan terhadap generasi muda, terlebih mereka yang sudah menyandang gelar sarjana namun malah menganggur.
Orang goblok terus belajar sambil praktek
Orang pintar berhenti belajar tanpa praktek
Orang goblok cari cara, orang pintar cari alasan
Tetaplah goblok, jadilah kaya
Be entrepeneur, gajilah orang pintar
Orang pintar belajar keras untuk melamar pekerjaan
ADVERTISEMENT
orang goblok itu berjuang keras untuk sukses biar bisa bayar pelamar kerja
Bersenang-senanglah
Jadilah orang gila
Jadilah orang aneh
Keluar dan buatlah masalah
Setinggi apapun pangkat yang dimiliki
Anda tetap seorang pegawai
Sekecil apapun usaha yang anda punya
Anda adalah bosnya
Beberapa kutipan di atas menggambarkan betapa blak-blakannya seorang Bob Sadino. Ia menggambarkan sebuah ironi dari visi pendidikan kita saat itu, yang menurut saya sampai hari ini masih belum banyak berubah.
Bob sadino mengkritisi sistem pendidikan Indonesia yang baginya hanya berpusat pada teori, teori, dan teori, tetapi tidak dibarengi dengan praktek. Teori tanpa praktek adalah nonsense, sama halnya dengan nasi tanpa lauk. Ia juga menyatakan bahwa apa yang diterapkan di sekolah itu bukanlah sebuah pendidikan, tetapi pengajaran. Hanya menuangkan pemikiran seorang guru kepada murid, sehingga ketika berhadapan dengan dunia yang lebih luas, teori-teorinya menjadi sia-sia belaka.
ADVERTISEMENT
Kegagalan sistem itulah yang membuatnya merumuskan Roda Bob Sadino (RBS). Ada 4 poin penting yang ia tekankan dalam konsep RBS, yaitu tahu, bisa, terampil, serta ahli. Sementara generasi ‘terdidik’ kita seringkali kesulitan beralih dari tahap pertama menuju tahap dua, mengaplikasikan teori yang ia kuasai.
Selain itu, masih banyak lagi kata-kata serta hasil pemikiran si goblok ini, seperti konsep mahasiswa berwiraswasta yang bertujuan untuk meredam mahasiswa turun ke jalan. Yang paling menarik adalah, ia menganggap bisnis, serta berpikir adalah sebuah seni.
Hari ini, tepat tiga tahun sudah ia berpulang. Bagi saya ada banyak hal yang bisa kita kenang dan amalkan dari seorang Bob Sadino.
Semoga kita menjadi orang yang tidak takut untuk mencoba!
ADVERTISEMENT
(kumparan, mengenang 3 tahun kepergian Bob Sadino)