Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Tantangan dan Peluang Pancasila di Era Kemajuan Teknologi Saat Ini?
5 November 2024 12:19 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Muhammad Fadhillah Akbar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kondisi pancasila di era kemajuan teknologi telah mengantarkan Indonesia ke dalam zaman modern, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat cepat, mengakibatkan perubahan signifikan dalam peradaban manusia, terutama di kalangan generasi muda. Kemajuan teknologi ini mempengaruhi cara berpikir dan perilaku generasi muda, karena mereka kini dengan mudah dapat mengakses berbagai informasi dan kebutuhan melalui teknologi digital.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik semua kemudahan ini, terdapat sisi gelap yang perlu diperhatikan. Ketergantungan pada teknologi digital dapat menyebabkan generasi muda kehilangan sentuhan dengan nilai-nilai tradisional dan kearifan lokal. Salah satu nilai yang sering diabaikan adalah Pancasila, yang seharusnya menjadi panduan dalam berperilaku dan berinteraksi dalam masyarakat. Pengaruh budaya asing yang mudah diakses melalui media sosial dan platform digital sering kali menggantikan nilai-nilai luhur yang selama ini dijunjung tinggi. Pancasila kini tidak lagi menjadi pedoman dalam tindakan dan perilaku sehari-hari mereka di berbagai aspek kehidupan.
Situasi ini sangat mengkhawatirkan bagi bangsa Indonesia, karena masa depan negara ada di tangan generasi muda. Oleh karena itu, generasi muda perlu segera mengingat kembali peran mereka sebagai bagian penting dari masyarakat dalam menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
ADVERTISEMENT
Pancasila sebagai kesepakatan bersama
Sejarah Pancasila dimulai dari kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik, yang mendorong mereka untuk meraih simpati masyarakat Indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan. Untuk itu, Jepang membentuk lembaga yang bertugas mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, yang dikenal sebagai Dokuritsu Junbi Cosakai . Pada sidang pertamanya yang diadakan pada 29 Mei 1945 di Gedung Chuo Sangi In (sekarang Gedung Pancasila), anggota lembaga ini membahas tema dasar negara. Sidang tersebut berlangsung selama hampir lima hari, dan pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengemukakan ide dan gagasannya mengenai dasar negara Indonesia, yang dikenal dengan nama “Pancasila.”
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, rumusan tersebut dianggap belum sempurna. Untuk menyempurnakan Pancasila dan menyusun Undang-Undang Dasar yang berlandaskan kelima asas itu, Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk panitia yang dikenal sebagai panitia sembilan. Panitia ini terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokrosoejoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr. AA Maramis, dan Achmad Soebardjo. Setelah melalui beberapa proses persidangan, Pancasila akhirnya disahkan pada Sidang PPKI pada 18 Agustus 1945. Dalam sidang tersebut, para peserta sepakat untuk mencantumkan Pancasila dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia yang sah.
Relevansi Pancasila Pada Era Kemajuan Teknologi
Pancasila tetap relevan karena lebih dari sekedar ideologi. Ia merupakan kesepakatan yang dibangun berdasarkan pandangan masyarakat Indonesia terhadap berbagai aspek kehidupan. Pancasila mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat dari waktu ke waktu. Selain itu, Pancasila mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi tanpa kehilangan orisinalitas dan maknanya.
ADVERTISEMENT
Pancasila juga mampu bersaing dengan berbagai ideologi yang muncul di era globalisasi. Ini disebabkan oleh nilai-nilai unggul yang dimilikinya, yang dapat disesuaikan dengan berbagai situasi. Oleh karena itu, posisi Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia sudah tepat, sehingga tidak ada alasan untuk meragukan atau menolak nilai-nilainya. Dalam konteks globalisasi dan tantangan modern, Pancasila tetap relevan dan berfungsi sebagai perekat bangsa Indonesia. Melalui kerangka Pancasila, Indonesia dapat menghadapi kompleksitas isu sosial, politik, ekonomi, dan budaya dengan tetap menjaga persatuan dan keberagaman.
Selain itu, Pancasila memiliki peranan penting tidak hanya dalam negeri, tetapi juga di arena internasional. Pancasila diakui sebagai ideologi nasional yang unik dan menjadi landasan bagi hubungan Indonesia dengan negara lain, terutama dalam hal menjaga perdamaian, kerjasama, serta menghormati prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia. Namun, perjalanan Pancasila sebagai ideologi negara tidak selalu berjalan mulus. Tantangan dan perdebatan mengenai interpretasi dan penerapannya masih terus berlangsung hingga saat ini.
ADVERTISEMENT